Napasku tercekat, lelaki di hadapanku tidak menghentikan langkahnya untuk makin menghapus jarak antara kamiㅡTaehyung.
Benar. Lelaki di hadapanku adalah Taehyung. Di luar dugaanku, mengapa ia tiba-tiba berada di hadapanku? Mengapa ia berada di rumahku? Sebenarnya apa yang terjadi di sini?
"Kau ... apa yang kau lakukan di rumahku?" Aku mendongak, menatap tajam ke arahnya dengan suaraku yang terdengar bergetar. Ia tidak mengatakan apapun selain makin mendekat hingga akhirnya benar-benar tiba di hadapanku dengan senyum kotak miliknya.
Biasanya, aku akan sangat menyukai senyumnya saat ia mulai melangkah mendekatiku. Namun kali ini rasanya berbedaㅡsangat jauh berbeda, ia bukanlah Taehyung yang kukenal.
"Jawab pertanyaanku, Hyesun." Taehyung sedikit menggeram sembari berbisik di telingaku, ia berhasil membuat jantungku berdebar kencang.
Tapi sekali lagi mari kuperjelas, perasaan ini bukanlah cinta atau hal konyol semacamnya. Ini jelas perasaan takut dan terancam.
Aku meremas ujung dress yang kukenakan, rasa takut mulai menjalar di seluruh tubuhku saat Taehyung menyelipkan anak rambut ke telingaku.
Rasanya aku ingin mati saja, bisa-bisanya ia menyentuhku dengan tangan kotornya tersebut.
"Geumanhae." (Hentikan)
Aku sedikit meringis, meraih tangannya dan menjauhkannya dari wajahku secara perlahan. Ekspresi wajah Taehyung berubah seketika, ia menjadi sedih. Tatapan sendunya membuatku jengah.
"Ada apa? Kenapa kau selalu mengatakan hal itu padaku? Kenapaㅡ" Taehyung sengaja menggantungkan kalimatnya ketika wajah sendunya berubah menjadi datar dan menatapku tajam.
"Kenapa kau tidak mengatakan hal yang sama pada Jimin?!" Ia membentakku.
Aku bahkan sempat memejamkan mataku karena takut apabila ia melayangkan tamparan atau bahkan pukulannya, aku tak bisa menebak apa yang akan ia lakukan untuk detik selanjutnya.
Aku merunduk dan menatap wajahnya dengan takut-takut, lalu kemudian berdesis lirih, "kau bukanlah Taehyung yang kukenal."
"Dan kau bukanlah Hyesun yang kukenal."
Lagi, Taehyung melakukannya lagi. Ia menjadi hangat, menatapku sendu lalu detik selanjutnya ia menjadi datar dan menatapku tajam.
Kupikir ia benar-benar memiliki gangguan Jiwa.
"Kau sepertinya benar-benar sudah lupa padaku dan berselingkuh dengan lelaki sialan tersebut."
Mataku memicing ke arahnya, mengingat bahwa ia bahkan lebih sialan dari Jimin membuatku ingin menamparnya.
"Siapa yang kau sebut sialan? Kaulah yang paling sialan di sini, Kim Taehyung!" tukasku sembari meninggikan suara, tak peduli apabila suaraku terdengar hingga ke rumah tetangga atau tidak.
Taehyung sedikit terkejut atas perkataanku barusan, namun sepertinya ia menyadari bahwa aku mengungkit atas apa yang terjadi pada ia dan Hara di UKS.
"Hyesun, apa yang kau lihat tidak seperti apa yangㅡ""
"Hentikan omong kosongmu, apa kau pikir aku buta? Sungguh, aku benar-benar menyesal karena memberikan ciuman pertamaku pada brengsek sepertimu." Napasku terengah-engah, menatap benci ke arah Taehyung yang terpaku di hadapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
Fanfiction| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masing mulai masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan alur hidupnya. Ia benar-benar terjebak bersama...