09ㅡKnow

18K 2.6K 225
                                    

Langkah kakiku berhenti tepat ketika aku menemukan dua sosok yang kucari, Hara dan Jimin. Ternyata benar, mereka berdua tengah berada di parkiran sekolah.

Aku bisa melihat dengan jelas Hara yang sepertinya tengah membantah perkataan Jimin, sedangkan Jimin tampak seperti marah dan sesekali membentak Hara.

Kutolehkan pandanganku ke sekeliling, banyak murid yang menyaksikan secara langsung adegan tersebut. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang berani menegur atau pun menjauhkan Jimin dari Hara

Aku sendiri sejujurnya raguㅡsangat ragu karena sedikit trauma atas apa yang Jimin lakukan padaku di UKS dua hari yang lalu.

Namun Hara adalah teman pertamaku dan aku seharusnya tidak pernah merasa ragu. Maka dari itu aku menghela napas, membenarkan kacamata model kuno milikku dan akhirnya melangkah maju.

"Ayolah! Kita hanya akan bersenang-senang satu malam saja." Jimin kembali menarik tangan Hara. Aku yang berada dua meter dari mereka, memutuskan untuk berhenti melangkah dan mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

Hara mencoba untuk mengibaskan tangannya. "Tidak, aku tidak mau!"

"Sial."

Jimin mendorong tubuh Hara hingga ia terhempas dan terduduk. Hara meringis lalu menatap ke arah lututnya yang lecet akibat pendaratan yang sangat buruk.

"Kau mau mati hari ini?"

Aku sudah tidak tahan lagi. Jimin sudah kehilangan akal sehatnya. Aku berjalan sembari meneriakkan namanya, "Ya! Park Jimin, Kau sudah selesai mengoceh?" ketusku begitu saja.

Hara dan Jimin sontak melihat ke arahku secara bersamaan, mereka akhirnya sadar bahwa aku sedari tadi sudah berada di sini dan mendengar pembicaraan mereka.

"Lihat siapa yang datang." Jimin menatapku dingin ketika melihatku mendekat ke arahnya.

Aku merasa terintimidasi dengan tatapannya tapi kendati melihat Hara yang tampak menyedihkan malah membuatku menelan ketakutanku sendiri dan mencoba untuk melawan Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku merasa terintimidasi dengan tatapannya tapi kendati melihat Hara yang tampak menyedihkan malah membuatku menelan ketakutanku sendiri dan mencoba untuk melawan Jimin.

"Lihat siapa yang bertingkah seperti pengecut di sini," balasku sembari memposisikan tubuhku tepat di hadapan Jimin. Ia menyunggingkan senyumnya, seolah menganggap remeh apa yang baru saja kukatakan.

"Jangan ganggu Hara."

Dengan segenap keberanian dan berjanji akan menanggung resiko apa yang akan terjadi selanjutnya, aku mengatakan hal tersebut.

Ia menatap ke arah Hara lalu menatapku lagi, "lalu kau mau menggantikannya?"

"Benar, bawa saja aku!" Tanpa pikir panjang, aku mengatakannya. Ia mengangguk-angguk seolah puas dengan penawaran dariku.

"Kau memang dayang dayang yang setia." Usai mengatakan kalimat tidak penting tersebut, ia beralih menuju motornya yang berada tak jauh dari tempat aku berdiri saat ini. Aku sepenuhnya tersadar kembali ketika Hara menyentuh kakiku, lalu aku berjongkok di sampingnya.

Fall Apart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang