25 Maret 2015
Saat kau datang menemuiku, Minhee datang ke rumah Jimin dan berakhir menyedihkan di ranjang Jimin.
Kalimat tersebut terus terulang di benak Taehyung yang saat ini berada di depan gerbang rumah Jimin, keputusannya sudah bulat.
Ia harus membalas Jimin.
Pikirannya kacau kala ia pertama kali mendengar kenyataan tentang apa yang terjadi pada Minhee, ia bahkan membutuhkan beberapa menit untuk mempercayai Yoongi.
Rasanya ia tidak mempunyai banyak waktu untuk sekadar kembali menangis tersedu-sedu, ia memutuskan untuk langsung meninggalkan Yoongi dan berlari menuju rumah Jimin.
Bayangan tentang Minhee membuat Taehyung tidak ragu sedikit pun saat ini, saat ia memasuki rumah Jimin seperti biasanya.
Beberapa pembantu Jimin yang mengenal Taehyung bahkan sempat menyapa ramah pemuda itu, walau tidak dibalas dengan sapaan ramah seperti biasanya.
Mungkin Taehyung tengah lelah, itu yang para pembantu Jimin pikirkan.
Kini, Taehyung sampai di depan kamar Jimin. Ia sempat memikirkan konsekuensi yang akan ia dapat usai ia membalas Jiminㅡnamun sepertinya pikirannya telah dipenuhi oleh Minhee.
Pintu terbuka dengan kasar, menampilkan sesosok lelaki yang tengah membelakangi Taehyung.
Jimin kala itu tengah menatap kosong ke arah bingkai foto yang ada di atas meja belajarnya, ia spontan menoleh ke belakang kala mendengar pintu kamarnya terbanting cukup keras.
Namun tak hanya sampai situ rasa keterkejutannya, ia mendapatkan satu pukulan telak hanya dalam beberapa detik ia menoleh ke belakang.
Pukulan tersebut sukses membuat dirinya terjungkal ke belakang, namun Taehyung meraih kerah bajunya dengan cepat dan kembali menghujami dirinya dengan pukulan.
Jimin tidak mengatakan satu kata pun, atau melakukan penolakan atas pukulan-pukulan yang ia terima saat ini. Ia jelas tahu dengan pasti alasan Taehyung memukulinya.
Ini tentang Minhee, wanita yang dua hari lalu ia jadikan obyek pelampiasannya.
"Mengapa harus dia?" Taehyung meringis, kembali melayangkan pukulannya pada Jimin yang berada di bawahnya.
Wajah Jimin dipenuhi darah, namun Taehyung tak kunjung berhenti memukuli Jimin dengan mata yang memerah, ia menahan air matanya.
Seorang pembantu Jimin berteriak di ambang pintu kala ia melihat pemandangan mengerikan yang terjadi di dalam kamar, sontak seisi rumah heboh dan mulai mencoba menghubungi Ayah Jimin.
"Bunuh saja aku." Hal inilah yang dilontarkan Jimin pada Taehyung yang terengah-engah. Namun belum sempat Taehyung menjawab Jimin, ia sudah lebih dahulu dipisahkan.
Kamar Jimin dipenuhi pria berseragam polisi, namun Taehyung tidak merasa aneh, ini tentu karena Jimin adalah anak dari pemimpin perusahaan yang kaya raya.
Taehyung masih ingat kala ia melihat Jimin langsung dikerumuni para petugas medis, dan polisi dalam jumlah banyak.
Ia juga masih ingat detik-detik di mana Ayahnya melihatnya dari ambang pintu kamar Jimin, menghampirinya, dan langsung melayangkan satu tamparan keras di pipi kirinya.
Sudut bibirnya berdarah, namun Taehyung lebih merasakan sakit dalam dirinya kala Ayahnya mulai memaki dirinya sebagai anak tidak tahu diuntung dan mulai mengungkit sosok Ibunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
Fanfiction| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masing mulai masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan alur hidupnya. Ia benar-benar terjebak bersama...