57ㅡThat Night

8.9K 1.7K 470
                                    

Flashback, 2018.

"Jim, tentang gadis yang kau bawa ke mari beberapa waktu yang lalu, apa mungkin ia adalah gadis yang selama ini kau cari?" Pemuda berambut cokelat dengan segelas cocktail di tangannya menatap pemuda berambut oranye di hadapannya dengan tatapan serius.

Jimin mengusap rambut oranyenya sebelum akhirnya berujar, "benar, dia adalah gadis yang selama ini kucari."

"Ini konyol, bukankah ia adalah teman sekelasmu? Kau baru menyadarinya setelah tiga tahun sekelas dengannya?" Hoseok memasang wajah tak percaya, sedangkan dua pemuda lain selain Jimin dan Hoseok tak bisa menahan tawa mereka.

"Ini takdir, dasar sialan." Jimin memilih untuk meneguk minumannya saat ketiga temannya tertawa lepas.

"Kalau begitu, kau bisa lihat takdirmu dengan pria lain di sana, Jim." Kalimat Seokjin sukses membuat Jimin mengernyitkan alisnya, ia buru-buru mengikuti arah pandang Seokjin yang menuju ke arah pojok ruangan.

Jimin sempat mengerjabkan matanya beberapa kali, namun hal yang terjadi saat ini adalah nyata. Tepat di sana, Hyesun tengah larut dalam musik yang berdentum keras ditemani seorang pria.

Butuh waktu beberapa detik bagi Jimin untuk melempar gelasnya asal dan berjalan melewati kerumunan untuk segera mencapai kedua insan yang bahkan sedang bercumbu tersebut.

Jimin merasa marah, ia tidak ingin mangsanya disentuh lebih dulu oleh orang lain. Dengan beringas, ia menarik kerah pria asing tersebut dan melayangkan satu pukulannya yang berhasil membuat pria tersebut tersungkur.

Hyesun sempat berteriak, Jimin bisa melihat gadis dengan mini dress tersebut tengah menatapnya tak percaya.

"Kau harus diberi pelajaran juga." Ia mendesis geram lalu menarik Hyesun pergi dari tempat tersebut.

Mereka menuju ke parkiran dan masuk ke dalam mobil BMW hitam milik Jimin, keduanya terdiam cukup lama sebelum akhirnya Jimin memecahkan keheningan.

"Mengapa kau berani datang ke sini?"

"Aku menemani Hara," jawab Hyesun jujur.

Ah, gadis Jepang sialan.

"Bagaimana bisa kau memakai pakaian seperti ini? Kau ingin diterkam atau bagaimana?" Jimin mengusap rambut oranyenya sembari menatap Hyesun dengan pandangan yang sulit untuk dijelaskan.

"Bukan urusanmu."

"Urusan mainanku juga menjadi urusanku, kuharap kau ingat itu." Jimin menyela.

"Aku tak pernah mengingat hal konyol semacam itu, Jim."

Jimin menatap Hyesun dingin dan menusuk sebelum akhirnya berujar, "kau harus jauhi si Jepang, mengerti?"

"Tidak akan pernah! Hara adalah temanku."

Jimin tertawa menanggapi pembelaan Hyesun, ia tak habis pikir mengapa gadis ini sangat bersikeras terus berteman dengan si gadis jepang saat dirinya bahkan sudah menjebak Taehyung dan si jepang di UKS.

"Bila ia temanmu, maka ia tidak mungkin melakukannya dengan Taehyung, bukan? Kau tidak tahu apa-apa!" Nada bicara Jimin meninggi, ia kehilangan kontrolnya.

"Kau juga tidak tahu apa-apa tentangku, Park Jimin!" bentak Hyesun marah.

Jimin terdiam sejenak, ia merutuki dirinya dalam hati. Ia jelas tidak boleh lepas kendali, ia harus bersikap baik pada Hyesun. Jimin memutar otaknya dengan cepat dan akhirnya menemukan kata-kata yang pas.

Fall Apart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang