23 Maret 2015
Aku tahu kau merindukannya.
Kalimat Taehyung terus terngiang di benak Yoongi yang kala itu tengah meminum air mineralnya, ia mencoba memikirkan hal lain, namun sayangnya otaknya terus memikirkan Jimin.
Dengan gusar, ia melempar botol air mineral tersebut ke dinding. Ia memekik marah, namun semuanya jelas percuma. Untuk apa ia berteriak layaknya orang sinting?
Ia melakukan percobaan bunuh diri.
Lagi-lagi kalimat Taehyung berhasil meracuni dirinya, Yoongi menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya meraih tasnya dan segera berlari keluar ruangan.
"Brengsek kau Kim Taehyung."
Yoongi berlari menuju halte yang berada tak jauh dari sekolahnya, beruntung ia tepat waktu. Bus yang akan dinaikinya tiba tepat saat ia sampai di sana. Tanpa basa-basi, ia mengantri untuk menaiki bus bersama beberapa orang.
Ia mengambil tempat duduk di belakang, lalu kemudian menyandarkan kepalanya pada jendela bus. Rasanya benar-benar aneh, ia tidak bisa tenang barangkali sedetik pun.
Kalimat Taehyung berhasil membuatnya nekat, ia tak peduli pada apapun lagi.
Bus berhenti di halte selanjutnya, sedangkan Yoongi masih terus memikirkan banyak hal tanpa henti. Ia bahkan baru menyadari jika bus yang ia naiki sudah penuh kala seorang gadis seusinya duduk di sampingnya.
"Bukankah kau Min Yoongi sang Ketua Osis? Wah, suatu keberuntungan aku bisa duduk di sampingmu!" Gadis di sampingnya tiba-tiba menyahut riang, Yoongi segera memasang raut wajahnya yang mengernyit, tanda bahwa ia tidak suka.
Ia jelas terganggu, semua makhluk sejenis gadis ini sangat menganggu dirinya, kecuali Ibunya.
Yoongi tidak terlalu menyukai perempuan karena mereka berisik, dan terlalu heboh. Bahkan mereka selalu berpikir bahwa diri mereka manis jika menangis, sungguh sangat miris.
Mata Yoongi menatap ke sosok seorang wanita dewasa yang berdiri, ia tidak mendapatkan tempat untuk duduk. Tanpa pikir panjang, Yoongi segera bangun dan menghampiri wanita tersebut.
Tentu ia menawarkan bangkunya dengan cuma-cuma yang diterima oleh wanita tersebut. Sedangkan gadis seusianya tadi yang sepertinya berasal dari sekolah lain langsung merengut sebal, ia tak menyangka bahwa Yoongi akan menyia-nyiakan dirinya.
Tak lama kemudian, bus kembali berhenti dan Yoongi akhirnya turun. Ia menipiskan bibirnya kala ia kembali membayangkan raut wajah Jimin.
Tentu, Yoongi merindukannya.
Sudah berapa lama kira-kira ia tidak melihat wajah Jimin? Yoongi saat ini benar-benar bingung. Ia merasa bahwa keputusannya untuk menemui Jimin tidaklah salah, ia bisa mengunjungi Jimin sebagai teman biasa.
Namun saat ini, Yoongi merasa keputusannya untuk menemui Jimin sebenarnya salah karena dirinya tidak konsisten. Ia sudah berjanji pada dirinya untuk tidak ikut campur lagi dalam kehidupan Jimin.
Yoongi tiba di depan gerbang, ia menekan bel yang terdapat di sisi kiri pagar dengan pikiran kosong. Sepersekon kemudian, seseorang membukakan pagar untuk Yoongi.
Yoongi merunduk memberi hormat sekilas walaupun ia tahu bahwa lelaki paruh baya itu hanyalah tukang kebun Jimin.
Segera saja lelaki paruh baya tersebut menyuruh Yoongi langsung masuk ke dalam rumah karena Yoongi sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Tuan Park, semua pembantu Jimin mengenalnya.
Tentu saja ia tidak dikenal sebagai pacar Jimin melainkan sahabat Jimin.
"Jimin ada di kamarnya, ia bersama seorang tamu." Kalimat inilah yang dilontarkan salah satu pembantu Jimin kala Yoongi baru saja masuk, bahkan ia belum mengeluarkan suara sama sekali.
"Tamu?" tanya Yoongi heran, namun kemudian ia menaruh tasnya di kursi dan mulai berjalan menuju tangga.
Setaunya, Jimin tidak punya teman dekat selain dirinya. Jimin memang tidak diperbolehkan berteman dengan sembarang orang karena ia adalah penerus perusahaan Ayahnya.
Namun mungkin saja tamu itu adalah teman Ayahnya Jimin, bukan? Yoongi tidak perlu memikirkan hal-hal buruk yang tidak mungkin terjadi.
Ia kemudian mempercepat langkahnya untuk menaiki anak tangga, dan akhirnya ia benar-benar sampai di depan kamar Jimin.
Dengan perasaan yang campur aduk, akhirnya Yoongi membuka pintu kamar Jimin dengan perlahan. Namun pergerakannya terhenti tatkala ia mendengar isak tangis seorang gadis, suara itu sukses membuat bulu kuduknya meremang.
Yoongi menarik napasnya sebelum akhirnya benar-benar membuka pintu tersebut lebar-lebar. Dan hanya dalam hitungan detik saja, ia kemudian menyesali keputusannya.
Pemandangan mengerikan di hadapannya sukses membuat ia terpaku di tempatnya, ia bahkan menahan napasnya kala itu. Yoongi benar-benar tidak percaya tentang apa yang Jimin tengah perbuat saat ini.
Mantan kekasihnya itu berada di atas ranjang, namun ia berada di atas seorang gadis.
Jimin yang sebelumnya tengah sibuk dengan aktifitasnya pada leher gadis itu sontak menghentikan aktifitasnya saat ia menyadari kehadiran Yoongi.
Yoongi merasakan matanya memanas, ia tahu siapa gadis yang tengah dicumbui oleh Jimin kala itu karena ia sempat melihatnya beberapa kali tengah berjalan bersama Taehyung.
Gadis itu ialah Minhee, Oh Minhee.
Kekasih Kim Taehyung yang beberapa saat lalu menemuinya dan menyuruhnya untuk menemui Jimin.
"Yoongi." Suara Jimin menyadarkan kembali Yoongi pada kenyataan di hadapannya, ia buru-buru kembali menutup pintu dan beralih menuruni tangga.
Suara teriakan Jimin yang memanggil namanya membuat Yoongi semakin sesak, ia tidak dapat lagi membendung air matanya.
Diraihnya tas miliknya di sofa dengan gusar, dan segera pergi meninggalkan rumah Jimin dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.
Beberapa pertanyaan yang diajukan para pembantu Jimin sama sekali tidak ia gubris, ia lebih memilih untuk segera pergi dari rumah Jimin.
Rasa sesak di dadanya benar-benar terasa menyakitkan, Yoongi akhirnya terisak. Ia memperlambat laju langkahnya kala ia merasa sudah berjalan cukup jauh dari rumah Jimin.
Sekelebat bayangan tentang apa yang terjadi tadi membuat Yoongi menggigit bibirnya dengan keras, ia tak peduli lagi pada apapun. Ia tak tahu bahwa mencintai Jimin akan sesakit ini, dan melihat Jimin mencumbui seorang wanita membuatnya benar-benar kecewa serta marah.
Sekarang, ia jadi tahu satu hal.
Perasaannya pada Jimin benar-benar bukan hanya sekedar perkataan belaka, ini benar-benar nyata. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
Fanfiction| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masing mulai masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan alur hidupnya. Ia benar-benar terjebak bersama...
