Mataku menatap horor ke arah sesosok lelaki yang baru saja masuk ke dalam kelas, Park Jimin.
Aku berusaha untuk tidak melakukan kontak mata padanya dan menunduk. Sedangkan Hara, sepertinya ia tidak tahu apa-apa tentang Jimin, aku tahu Jimin punya kharisma yang kuat tapi tolong abaikan dia.
"Jangan lihat dia." Aku mencoba berbisik pada Hara, tapi ia seperti terhipnotis pada kharisma yang dimiliki oleh Jimin. Jimin menyunggingkan senyumnya, ia melihat tepat ke arahku.
Apa tadi? Ke arahku?
"Ya! Murid pindahan! Ke sini kau." Suara Jimin yang tengah berteriak terdengar memenuhi ruangan.
Hara menoleh ke arahku, "Apa ia memanggilku?" tanyanya pelan.
Aku mengangguk, kusikut lengannya lalu berbisik, "ikuti saja perintahnya, dia berandal sekolah."
"Apa kau tuli?" Jimin menendang meja di hadapannya dengan kasar, aku tidak mengerti mengapa ia selalu menendang sesuatu ketika marah.
Hara akhirnya berdiri, tapi ia malah menarikku juga untuk berdiri mengikutinya. Sial. Kenapa aku harus berhadapan dengannya juga?
Aku mencoba untuk tidak melihat ke arah Jimin, menunduk agar ia tidak bisa melihat jelas wajahku atau hal-hal yang nantinya membuat ia malah menjadikanku targetnya.
"Apa kau baru saja memanggilku?" tanya Hara pelan. Jimin menyunggingkan senyum miringnya lalu menatap Hara dari atas ke bawah, seolah tengah menilai sesuatu.
"Kau cantik juga rupanya." Jimin berdesis sembari mengangguk-angguk lalu kembali melanjutkan, "kau panggil aku Oppa mulai dari sekarang."
Hara tampak terdiam, mungkin ia tidak mengerti apa yang tengah terjadi saat ini. Kusikut lengannya diam-diam untuk segera mengikuti perintah Jimin, Hara menoleh ke arahku.
Jimin mendelik kesal. "Kenapa? Tak mau? Kau mau kulempar dari jendela?"
Dengan cepat aku menginjak kaki milik Hara dan mengkodekan padanya agar ia cepat menuruti titah Jimin. Aku hampir saja tertawa lepas saat melihat Hara yang tiba-tiba ber-aegyo di depan Jimin.
"Oppa."
Jimin terkekeh. Sepertinya ia menikmati sekali pertunjukkannya, ya? Menggelikan. Baru saja aku hendak kembali ke bangkuku, tapi Jimin malah memanggilku.
"Dan kau dayang dayang!"
Aku sontak menoleh, "Aku?" tanyaku tanpa suara, Jimin mengangguk.
"Belikan aku minum," ketusnya.
Baiklah, kuakui aku sama saja dengan Hara karena aku akhirnya hanya mengangguk mengiyakan perkataan Jimin. Aku keluar kelas dengan memaki-maki Jimin dalam hati.
Dayang dayang?
Apa aku tak salah dengar?Apa maksudnya itu? Hanya karena aku dekat dengan Hara yang cantik maka ia memanggilku dayang dayang? Apa ia merasa bahwa ia reinkarnasi dari raja pada masa kerajaan Joseon?
Dan tepat ketika aku baru saja melewati satu kelas, aku menabrak seseorang. Kubenarkan posisi kacamataku lalu mendongak ke atas dan mendapati seorang pemuda berkulit pucat, Yoongi.
Ia menyodorkan sebotol Yoghurt berukuran sedang padaku, yang akhirnya kuterima dengan penuh tanya.
"Berikan padanya."
Aku mengangkat alisku bingung, namun Yoongi kembali mempertegas kalimatnya.
"Berikan saja pada Jimin," ucapnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
Fanfiction| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masing mulai masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan alur hidupnya. Ia benar-benar terjebak bersama...