20.19 KST
20 January 2015Malam ini Jimin meminta Yoongi untuk menginap di rumahnya, Taehyung sudah pulang sejak sore dan Jimin tahu bahwa Ayahnya tidak akan pulang malam ini karena urusan bisnis.
Oleh karena itu, ia meminta Yoongi menemaninya malam ini. Toh, tidak ada salahnya, kan, meminta kekasih sendiri untuk menginap?
Kedua lelaki berambut hitam itu memutuskan untuk kembali ke kamar usai menikmati makan malam yang disediakan para pembantu Jimin, tentu saja mereka menggunakan satu kamar yang sama.
Rumah Jimin besar, mewah dan luas. Tidak akan ada satu orang pun yang curiga mengapa Jimin dan Yoongi berada di satu kamar karena mereka sudah berteman selama tiga tahun.
Saking dekatnya, Keluarga mereka berdua saling mengenal dan Yoongi sering menginap di rumah Jimin. Orang tua Yoongi sibuk mengurus apotek sedangkan Yoongi sendiri anak bungsu.
Jimin duduk di pinggir ranjang, matanya tak lepas dari kekasihnya yang saat ini tengah mengeringkan rambutnya yang basah. Ia memutuskan untuk mandi sebelum tidur karena tidak ingin tidur dalam keadaan badan yang lengket, sesekali Jimin tersenyum melihat Yoongi yang benar-benar terlihat manis saat mengusap rambutnya sendiri. Dan usai Yoongi menyelesaikan aktifitasnya tersebut, ia menoleh ke arah Jimin.
"Aku minta maaf karena tidak berpikir panjang."
"Apanya?"
"Aku salah mengira bahwa lelaki tadi adalah selingkuhanmu," ujar Yoongi sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
Jimin tertawa, ia benar-benar merasa Yoongi adalah anugerah Tuhan yang diberikan padanya, kekasihnya sangat menggemaskan.
Masih dengan tersenyum, Jimin menepuk-nepuk sisi kosong di sampingnya, mengisyaratkan Yoongi untuk duduk di sampingnya. Yoongi mengikuti perintah Jimin, tangannya diraih oleh Jimin untuk digenggam dengan begitu hangat.
"Kau tak perlu meminta maaf, sudah sebulan ia mengajar les dan aku lupa memberitahunya padamu." Jimin mengusap-usapkan jempolnya pada punggung tangan Yoongi.
"Bagaimana bila ia memberitahu Ayahmu, Jim?"
"Tidak mungkin."
Yoongi mengernyit, ia heran mengapa Jimin sangat yakin dengan jawabannya.
"Dia adalah orang yang bisa dipercaya, kurasa ia akan berpikir dua kali dalam hal ini." Jimin menghela napas.
Yoongi terkesiap ketika Jimin secara tiba-tiba menyandarkan kepalanya di bahunya, menghela napas berat dan ia bisa mendengar Jimin bergumam berkali-kali.
"Aku mencintaimu, Yoon."
Yoongi terpaku pada tempatnya, ia tidak mampu membalas ucapan Jimin selain detak jantungnya yang berdetak kencang tidak normal.
"Jimin, kita harus tidur." Yoongi berdiri, berjalan ke sisi berlawanan untuk merebahkan diri di ranjang. Jimin lagi-lagi tertawa melihat Yoongi yang malu-malu, ia akhirnya menuruti Yoongi dan berbaring di samping kekasihnya.
Lampu kamar sudah dimatikan, namun mereka berdua masih belum bisa tidur. Mereka sama-sama khawatir dan tidak tahu apa makna dari kekhawatiran tersebut.
"Kau belum tidur?" Jimin memiringkan tubuhnya menghadap Yoongi, membuat Yoongi juga melakukan hal yang sama sehingga mereka saling berhadapan satu sama lain.
"Ajig." (belum)
"Kau cantik." Pujian itu dilontarkan oleh Jimin setelah ia mengusap pipi Yoongi.
Yoongi tertawa, "kau gila, jelas-jelas aku ini sangat tampan."
Jimin menghadapkapkan tubuhnya ke atas, matanya menerawang atap kamarnya.
"Kau benar, aku sudah gila. Kau membuatku gila," tukas Jimin.
"Aku hanya mencoba hal ini."
"Kau salah karena kau memilihku, Yoongi. Kurasa aku benar-benar gay sekarang karena hanya dengan melihatmu saja aku sudah berdebar-debar."
Yoongi menggigit bibirnya, lalu kemudian berdesis lirih, "aku khawatir Jim, kurasa kita sudah melakukan sesuatu yang salah."
Mata Jimin berkilat, ia sangat sensitif bila Yoongi mulai mengatakan hal-hal seperti ini. Ia tidak suka dan tidak ingin Yoongi tiba-tiba berubah.
Jimin bangun, menimpa tubuh Yoongi dan tanpa aba-aba ia langsung mengecup bibir pemuda di bawahnya tersebut. Masih setengah terkejut, Yoongi mencoba untuk mendorong tubuh Jimin namun ternyata Jimin lebih kuat darinya. Ia bisa merasakan emosi yang Jimin limpahkan di lumatan-lumatannya, hingga ia akhirnya mengikuti pergerakan Jimin.
Di dalam selimut, Jimin berhasil menguasai tubuh Yoongi, membuat pemuda kurus tersebut tidak bisa menolaknya. Cumbuan tersebut turun ke leher Yoongi, Jimin meninggalkan bekas kemerahan di sana.
Yoongi yang berada di bawahnya akhirnya sadar akan suatu hal, ia tidak boleh mempunyai tanda seperti ini, orang tuanya akan marah besar bila
melihat hal ini."Jim, hentikan." Yoongi mendorong tubuh Jimin dan sukses membuat Jimin menghentikan kegiatannya dengan alis yang terangkat, heran.
"Besok aku harus mengikuti kegiatan sukarelawan yang diadakan di luar sekolah, aku tidak ingin berakhir dengan buruk." Yoongi terengah-engah, dan akhirnya Jimin menyerah. Ia tahu bahwa Yoongi adalah Ketua Osis dan juga Ketua Kelas, seseorang seperti Yoongi pasti sangat diperhatikan.
"Besok pakai syal milikku, lagipula besok cuacanya dingin."
Yoongi mengangguk, dan kemudian Jimin benar-benar tertidur di sampingnya, ia mendengkur halus dengan tangannya yang melingkar memeluk tubuh kurus Yoongi.
Yoongi sendiri masih tidak bisa tidur, ia masih sibuk memikirkan suatu hal. Banyak kekhawatiran dalam dirinya yang membuat ia menjadi ragu tentang kelanjutan hubungannya dengan Jimin.
Ia menjalin hubungan dengan Jimin hampir dua tahun, dan dia sadar bahwa dia benar-benar jatuh cinta pada Jimin. Tapi sekali lagi mari kita perjelas bahwa Yoongi tahu bahwa hubungan mereka berdua salah besar.
Ia yang notabenenya adalah anak teladan, takut apabila Tuhan mengutuk mereka.
Ia menyayangi Jimin, begitupula sebaliknya. Ia tidak berpikir akan meninggalkan pemuda tersebut dan memperburuk keadaan Jimin. Jimin sudah banyak mengalami hal buruk karena Ibunya, Yoongi hanya ingin menyelamatkannya dari keterpurukan.
Usai ia dan Jimin memutuskan menjalin hubungan lebih dari teman, ia memang sering melakukan hal-hal romantis yang dilakukan layaknya sepasang kekasih.
Sebuah kecupan, pelukan, berpegangan tangan, dan tidur berdua adalah hal yang biasa, bukan? Yoongi dan Jimin juga masuk kategori 'pasangan' walau menyimpang.
Jimin dan Yoongi.
Mereka pasangan sempurna, bukan? []
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
Fanfiction| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masing mulai masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan alur hidupnya. Ia benar-benar terjebak bersama...