"Hyesun?" Suara Jimin menyambar telingaku dan membuatku sepenuhnya tersadar bahwa aku saat ini tengah berada di mobil bersama Jimin, sudah sejak beberapa saat yang lalu bel pulang sekolah berbunyi dan Jimin langsung menyeretku ke parkiran.
Sedangkan Hara, ia tidak kembali ke kelas hingga bel pulang sekolah berbunyi. Aku tidak ingin berpikiran yang tidak-tidak, namun sudah jelas bahwa ia benar-benar menikmati waktunya bersama Taehyung. Aku akui aku sakit hati atas apa yang aku lihat beberapa jam yang lalu, UKS adalah tempat favorit kami dan ia sudah terlalu sering membawa gadis lain ke sana.
"Kau yakin kau baik-baik saja?"
Aku berusaha tersenyum seraya mengangguk dan mencoba untuk menenangkan Jimin yang terlihat khawatir. Ia tengah menyetir mobil, namun ia tampak sama sekali tidak benar-benar fokus.
Jimin menghela napas lalu kemudian tangan kanannya meraih tangan kiriku untuk digenggam, ia menautkan miliknya pada milikku lalu mengusap-usapnya dengan lembut.
"Begini lebih baik." Ia berdesis.
Aku tak bisa menahan semburat merah di wajahku, lalu aku membiarkan tangan kami saling menggenggam sepanjang jalan. Aku melempar pandanganku ke luar jendela mobil, lalu kemudian menyadari satu hal.
"Kita mau kemana, Jim?"
"Pulang."
Aku mengernyit heran. "Bukankah kau bilang kita akan pergi ke suatu tempat?"
Jimin menghela napas pelan lalu berujar, "tidak bisa, hari ini kau tampak seperti ada masalah jadi aku tidak bisa memaksamu."
Jimin memang sangat pengertian, ia bahkan langsung tahu apakah aku dalam kondisi yang bagus atau tidak. Lalu kemudian pikiranku kembali hanyut pada Hara dan Taehyung, sepertinya aku harus memberi tahu Jimin tentang hal ini. Aku butuh seseorang yang bisa memberiku sebuah saran, aku hanya punya Jimin.
"Jim."
Ia tersenyum, melepaskan tautan tangan kami dan mengacak rambutku gemas. "Beritahu saja."
Aku sedikit membulatkan mataku, ia sepertinya benar-benar tahu apa yang tengah kupikirkan saat ini. Tak butuh waktu lama untuk diriku mulai menjelaskannya pada Jimin.
"Ini tentang Hara, ia akhir-akhir ini berubah dan aku seperti seseorang yang bodoh karena aku tidak tahu alasan ia tiba-tiba berubah." Aku memulai ceritaku, sedang Jimin fokus pada kegiatannya menyetir.
"Aku akan mendengarkan dengan baik, teruskan saja."
Kuhela napasku singkat, lalu kembali melanjutkan, "tadi siang aku melihat beberapa luka memar di sekujur tubuhnya, ia menutupinya dengan baik selama ini. Ia sempat bilang bahwa pelakunya adalah lelaki, namun ia tidak pernah bilang padaku siapa lelaki itu sebenarnya."
Aku menyelesaikan ceritaku sampai sana, tidak berniat menceritakan bagian di mana aku melihat Taehyung dan Hara di UKS. Kutolehkan kepalaku ke samping dan mendapati Jimin tengah fokus dengan jalanan di hadapannya.
"Jim?"
"Ah, maafkan aku." Ia tersadar lalu tersenyum ke arahku.
"Jadi, tadi kau bilang bahwa Hara punya luka memar dan ia bilang pelakunya seorang lelaki?"
Aku mengangguk, "ini benar-benar mengangguku."
"Aku tidak mengerti, tapi aku benar-benar tidak menyukai si gadis jepang. Ia terlihat baik, namun kau tidak pernah tahu siapa dia sebenarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
Fanfiction| TELAH DITERBITKAN | Keinginan Hyesun untuk hidup normal di sekolah harus ia telan bulat-bulat saat ketiga pemuda dengan masalah mereka masing-masing mulai masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan alur hidupnya. Ia benar-benar terjebak bersama...