50ㅡIf You

8.8K 2K 388
                                    

Aku tidak memberitahu siapa pun soal pembicaraan Yoongi dan Taehyung tiga hari yang lalu, bahkan pada Jimin pun aku merahasiakannya.

Namun sungguh, aku penasaran perihal siapa Minhee dan mengapa Taehyung menjadi penyebab kematiannya.

Yang aku tahu dengan pasti ialah fakta bahwa Taehyung, Jimin serta Yoongi dulunya saling mengenal.

Tapi, apa hubungan Yoongi dengan Taehyung dan Jimin di masa lalu? Aku belum menemukan titik terang perihal yang satu itu.

Suara ketukan pintu menyadarkanku, aku buru-buru meraih tasku dan membuka pintu, mendapati Jimin yang tengah berdiri dengan senyuman yang terulas di wajahnya.

"Kau sudah siap?"

Aku mengangguk, hari ini kami mulai bersekolah seperti biasanya. Seperti itulah hidup, seseorang meninggal kemarin dan esoknya ia akan terlupakan seiring waktu.

Tapi tidak denganku, hampir setiap malam aku memimpikan Hara. Bila mengingatnya, aku hanya akan terpuruk dan menyalahkan diriku sendiri atas apa yang terjadi padanya.

"Hari ini ada lagi?" Usai mengunci pintu kembali, aku merunduk dan meraih sebotol susu yang diletakkan di samping pintu, Jimin mengernyit menatap sebotol susu tersebut.

"Ah, wanita tua sialan." Jimin berdesis, aku spontan menoleh ke arahnya dengan kerutan di dahiku.

Kami berjalan beriringan, aku kembali menatapi sebotol susu di tanganku, hari ini hanya ada sebotol susu tanpa memo.

"Menurutmu, apa susu ini beracun?" tanyaku pada Jimin yang sepertinya malas menanggapi pertanyaanku.

"Kau ingin mencobanya?" Jimin tidak menanggapi pertanyaanku, aku menghentikan langkahku dan menatapi sebotol susu di tanganku.

"Aku membuang puluhan botol susu kemarin, hari ini aku akan mencoba meminumnya." Ada jeda sebentar sebelum aku kembali melanjutkan, "tapi, bagaimana bila ini beracun?"

Jimin tiba-tiba menghampiriku, ia meraih botol susu di tanganku, dengan satu gerakan ia membuka tutup botol susu tersebut dan langsung meminumnya beberapa teguk. Aku menatapnya tak percaya ketika ia kembali menyodorkan sebotol susu tersebut.

"Jika ini beracun, maka kita akan mati bersama. Bukankah itu romantis?"

Aku tak bisa menyembunyikan senyumku saat Jimin mengatakan hal tersebut, ia benar-benar pemuda yang tidak bisa ditebak. Demi Tuhan, aku mulai jatuh padanya.

Segera aku meminumnya hingga habis dan membuang botol tersebut di tempat sampah sebelum akhirnya Jimin membukakan pintu mobil untukku.

"Kalau susu tadi beracun, aku yakin bahwa seseorang yang meletakkannya di sana adalah orang yang sangat membenciku."

Jimin terkekeh, "kau tidak takut mati?" tanyanya padaku yang tengah menatapi jalanan.

"Tidak, aku tidak takut mati karena kau ada di sisiku, kau berjanji akan selalu bersamaku," jawabku ragu, kulirik Jimin yang tengah fokus menyetir sebelum akhirnya ia meraih tanganku tiba-tiba dan mengenggamnya erat.

"Aku membutuhkan jawabanmu nanti malam." Jimin mengatakan kalimat tersebut usai mengecup punggung tanganku.

Jantungku berdesir ketika memikirkan bahwa Jimin dan aku akan resmi menjadi sepasang kekasih nanti malam.

Fall Apart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang