"Sekarang, apa yang harus kulakukan? Ibumu benar-benar keterlaluan!" Charlotta berjalan bolak-balik di balkon teras belakang rumah, melangkah gelisah. Ia mendidih. Ingin sekali mencela wanita itu kalau ia tidak akan ingin melakukan hal itu, tapi ingatan akan cek, menahan seluruh raganya.
Angin di sekitar taman yang membentang di depannya itu menerkam pandangannya dengan nuansa asri dan sejuk yang menyegarkan. Tetapi kehijauan itu sekarang malah terasa menjadi malapetaka untuknya.
"Karry! Kenapa kau diam saja, huh?!" Charlotta berbalik dan berkacak pinggang memandang cowok yang duduk bertingkap dengan tenang.
"Kau mau aku melakukan apa?" suara pelannya ribut bersama semilir angin yang mengacak-acak rambut pendek Charlotta.
"Jadi kau setuju dengan semua pembuktian konyol yang ibumu berikan padaku? Kau serius?!" pekik Charlotta tak percaya seketika menghadap cowok yang menatapnya bergeming. Kenapa Karry bisa setenang itu menghadapi sandiwara yang bisa saja benar-benar berjalan serius.
Semua ini masih belum diterima lumat-lumat oleh Charlotta sendiri. Di kelilingi beberapa pelayan dengan seragam yang sangat gagah, begitu pula beberapa ukiran klasik yang mengitari seluruh rumah, atau bahkan rumah ini benar-benar seperti disurga, begitu besar dan megah, Charlotta masih harus sering-sering mengerjap supaya bisa tersadar kalau ini semua kenyataan.
Dari segelintir orang yang ia temui, ternyata masih ada yang seperti ini. Masih ada yang menutupi betapa kaya dirinya dan hebatnya kediaman layaknya istana ini. Dan Charlotta telah salah mengira. Apa yang ada di hadapannya bukan lagi hal main-main. Baik ibu Karry atau segala surat pembuktian yang dimaksud tadi, kenyataan. Tetapi, hanya satu yang mulai ia takutkan.
Sandiwara ini.
Sedangkan Karry, nampak tenang-tenang saja.
"Kau yang bilang setuju atas perjanjian Simbiosis Mutualismeku. Kau yang menerima cek, dan bersedia kutandatangani berapapun kau minta. Sekarang, ketika kewajiban mendatangimu, kau ingin mundur?" kata Karry dari kursinya.
"Kewajibanku 'kan hanya menjadi pacar bohonganmu! Bukan melakukan pembuktian konyol seperti yang ibumu bilang!"
Karry berdiri dari kursinya dan berjalan mendekat. "Pembuktian itu, adalah hal yang mencakup menjadi pacar bohonganku."
Bola mata Karry menjalar masuk ke pandangannya. Manik cokelat mengkilap itu menerobos pertahanan dan kebingungannya seperti ingin merasuki pikirannya kalau ini, adalah keputusan yang harus diambilnya.
"Inilah duniaku. Dan jika kau mau tanda tangan cek tersebut, inilah hal yang harus kau lakukan."
Sedikit menunduk, wajah Karry bergerak mendekat. "Perkenalkan. Di sinilah, Crown Garden. Rumah terbesarku, dan juga, rumahmu," ujar Karry pelan dan lambat. Charlotta mengerjap cepat, merasa napasnya terputus-putus. Tapi setelah Karry berdiri tegak dan menatapnya yakin, saat itu ia sadar, sesuatu yang dilakukan untuk mewujudkan mimpi adalah sebuah perjuangan. Dan mulai hari ini, ia harus melakukan ini.
Demi orangtua yang tidak menginginkannya.
Dan demi kehidupan masa depannya.
***
To be continued. See you next part^^
![](https://img.wattpad.com/cover/128939595-288-k791507.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Girlfriend (Re-Work)
Teen FictionCompleted. Sebuah Perjanjian Mutualisme menyatukan hubungan Karry Wang dan Charlotta Smith yang saling membenci itu. Berkat masing-masing tujuan--Karry yang ingin melepas perjodohan dengan seorang gadis licik dan Charlotta yang berambisi tinggi untu...