68 : KARRY

336 39 8
                                    

SEVENTH AVENUE
KARRY

Telepon di saku Karry berdering, dengan segera ia merogoh benda itu dan mengangkat panggilan yang terasa mendesak.

"Kau ada di mana? Keterlaluan sekali! Untung saja Charlotta tidak melihat kalian!"

Dahi Karry mengerut mendengar lawan bicaranya bersuara setengah berbisik dan menekan. Ia memandangi telepon seraya meluaskan pandangan di area parkir dekat keramaian taman Seventh Avenue.

"Kenapa?" Sebelah tangan Karry membuka pintu mobil, lalu masuk ke dalam sedan hitam itu sambil menginstruksikan pada supir untuk kembali berjalan.

"Kau ada di Porta Corza de Food! Dan aku melihat kau dan Cindy di tengah kafe itu! Astaga, untung saja Charlotta tidak melihat."

Karry makin mengerutkan alis, tak mengerti kemana arah pembicaraan sepupunya itu. Jalanan Broadway lumayan lengang, mobil berhenti di persimpangan jalan.

"Apa maksudmu? Kalian sedang melakukan apa? Bukannya latihan dansa?"

Dari sebrang telepon Jackson berdecak gemas. "Bukankah ini kebetulan? Aku sedang menemani Charlotta cari udara segar. Dan kau tahu kenapa dia melakukannya? Karena dia melihatmu dan Cindy bergandengan tangan di koridor rumah!"

Suara melengking Jackson merasuki denyut ruang kosong di dada Karry. Ia tercenung dalam hening untuk beberapa saat. Di antara hilir mudik kendaran di luar jendela, ia berpikir untuk membayangkan perasaan Charlotta.

"Dude, lebih baik kau katakan yang sebenarnya kalau kalian hanya sedang merencanakan sesuatu. Aku takut Charlotta salah sangka," kata Jackson sedikit frustasi.

"Kau sudah kembali ke Crown Garden?"

"Belum! Aku masih menahan Charlotta di kafe kecil untuk sekalian menemaninya beli gelato. Karry, biar kukatakan, dia benar-benar mengira kalian ada sesuatu."

Tanpa sadar, tangan Karry menyanggah kepalanya di sisi pintu mobil. Mendengar nada suara Jackson kemudian di satu padukan dengan bayang-bayang wajah Charlotta membuatnya mendadal pening.

"Jangan sampai kau katakan padanya apa yang sedang kulakukan," kata Karry dengan suara tenang khasnya. Ia memejamkan mata sejenak, berusaha mengontrol kepalanya yang sedikit pening.

"Aku tidak akan mengatakannya. Tapi bukan artinya aku tahan untuk terus ditanyai apa yang terjadi denganmu! Kau dan Cindy sangat kontras Karry. Tidakkah kau berpikir untuk bilang pada Charlotta saja?"

"Jangan!" seru Karry tersentak dari lamunannya. Ia mendengar hening terkejut dari Jackson di saluran telepon. Kemudian, dengan suara pelan, ia berdeham, "jangan. Jangan katakan padanya. Jangan pernah berani melakukannya."

"Kenapa?" rintih Jackson dengan nada tanda tanya yang panjang dan penuh rengekan cengeng.

Karry menggigit bibir bawahnya, mulai merasa gelisah dikalang kabut oleh perasaannya.

"Karena.."

"Karena apa!?"

Dengan decakan gusar, akhirnya Karry pun mengakuinya. "Karena aku belum siap mengatakannya."

***
Kira-kira hari ini apdet dobel ga ya? Cuma 399 words soalnya :')

Komen ya hehe. Kalau gaada yaudah besok aja :"

The Prince's Girlfriend (Re-Work)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang