32 : Extra Part - TANIA & MARCUS

370 37 1
                                    

WATEROSE INN
TANIA DAN MARCUS

Marcus menyentakkan bel di depan gedung kecil penginapan yang kusam di ujung jalan Broadway. Karena dinginnya udara luar juga, ia jadi rasanya ingin buru-buru menghangat diri dengan secangkir teh madu buatan Tania.

Pintu dibuka dari dalam, lalu wajah masam Tania yang seperti tahu kalau itu adalah dirinya menerjang pandangannya. Marcus tahu kedatangannya kali ini mendadak, tapi kalau bukan adanya informasi penting itu, ia tak mungkin sungkan untuk mampir ke sini hanya karena ingin basa-basi.

"Marcus, ada apa?" tanya Tania sambil menggiring pria yang sedikit menggigil itu ke dalam lounge penginapan yang luas.

"Maaf, aku harus mengganggumu," kata Marcus sambil melepas mantel cokelatnya lalu menggantungnya di tiang penggantung ujung ruangan. Penginapan Tania masih sama seperti sebelum ia kemari. Hangat dengan harum kopi dan susu bercampur ruah dengan harum lantai kayu yang khas.

"Aku membawa berita untukmu."

Mendengar demikian, Tania menoleh terpana sebelum melanjutkan langkahnya ke ruang makan. Ia menyuruh Marcus duduk di belakang meja bundar sederhana di dalam ruangan sementara Tania membuatkan teh madu hangat untuknya.

"Berita mengenai apa, Marcus?" tanya Tania sambil menuangkan madu dari cangkir lalu mencampurnya dengan teh celup hangat.

"Charlotta Smith benar-benar berambisi ingin bertemu dengan orangtuanya!" seru Marcus ketika Tania kembali ke meja makan dengan secangkir teh di tangannya. Wanita Amerika tulen itu mengernyit bingung.

"Tentu aku tahu dia berambisi. Lalu apa intinya?"

Marcus menyempatkan untuk menyesap tehnya untuk menghangatkan tubuhnya yang kedinginan akibat berkendara dengan motor dari Manhattan ke Broadway yang berjarak 10km itu.

"Kau tahu apa sebabnya dia pindah dari sini?" tanya Marcus memulai.

Air muka Tania seketika berubah, pandangan sepi bercampur keraguan mengisi seluruh ekspresi wajahnya.

"Sejujurnya, aku masih belum tahu."

Marcus mengeluh sayang sekali, tapi kemudian ia tidak membiarkan Tania berlama-lama kebingungan.

"Kau tahu, CS mengadakan perjanjian oleh Karry Wang. Dan perjanjian itu adalah menjadi pacar bohongannya dengan bayaran cek dari Karry!"

Mata Tania membulat dari sebrang meja. Ia terkejut, bukan karena itu tapi karena lain hal. Ia merasa bulu kuduknya meremang.

Ternyata...

Ambisi itu bukan hal yang main-main untuk gadis itu...

"B-bagaimana bisa mereka..?" Tania merasa ujung lidahnya kelu.

"Ada dua hal yang kuketahui dari sudut pandang Karry ataupun Charlotta." Marcus meletakkan cangkir pipih itu ke atas meja sambil mengusap wajah.

"Mengenai masalah setahun yang lalu, tentang perdebatan Karry dan CS, kau tentu tahu, bukan?"

Tania kembali mengernyit, merasa sangat asing dengan pernyataan itu.

"Apa? Debat?"

Marcus menatap tak percaya ke arah Tania yang melongo.

"Kau juga tidak tahu? Memang dia tidak menceritakan apa-apa padamu?"

"Kau pikir? Setiap hari Charlotta bekerja sampai malam, mana sempat bercerita mengenai kejadian selama di sekolahnya? Aku tahu dia anak yang sedikit jahil, tapi tidak tahu kalau sampai berdebat dengan Putra Mahkota itu," tutur Tania sambil bersedekap.

Marcus menghela napas. Mau tidak mau ia harus menjelaskan kejadian ini dari awal.

***

Jadi, inti dari update hari ini adalah untuk membuat tanda besar dalam kepala kalian. Hiyahaha ngeselin ya. Gapapa, besok kan aku up :')

Makasih ya buat yang sudah membagikan cerita ini pada teman-teman kalian. Walau belum seramai yang aku impikan, tapi dapet readers atu biji aja aku udah seneng banget ;)

Tunggu besok ya! See you!!^^

The Prince's Girlfriend (Re-Work)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang