ENDING 87 : KARRY WANG

482 50 5
                                    

THE DAY
BALLROOM CROWN GARDEN
KARRY

Hanya menggenggam tangannya saja, ia merasa seluruh jiwanya utuh.

Pada detik itu. Dan pada malam itu.

Sebelah tangannya terangkat agak tinggi, menggenggam jemari kecil seorang gadis yang mulai berjalan agak memutar di arena dansa ke hadapannya.

Ia tak melepas pandangannya dari tubuh mungil berbalut gaun malam mewah pilihannya. Roknya yang mengembang seperti lilac yang mekar di musim semi berkubah cantik. Karry tak tahu apakah pesona kesederhanaan itu bisa sekuat itu tumbuh dalam hatinya. Ia tidak tahu bahkan kalau kesederhanaan itu mengakar kuat dalam relungnya.

Alunan musik mengalun keras. Dalam beberapa detik lagi, semua sorot publik akan terbuai olehnya. Dan pada dunia, ia hanya ingin tahu, kalau keluarga, tahta, dan seluruh gengsi dan martabat bagai harga mahkota kehidupan yang mewah sama sekali tidak ada harganya dibandinh gadis di depannya ini. Gadis yang penuh dengan kejujuran, yang selalu mengajarkannya untuk sadar, kalau cinta akan mengalahkan segalanya.

Dan ia percaya mulai detik itu.

Karry merekatkan tangannya pada pinggang Charlotta, menyisakan jarak hanya beberapa senti untuk menyentuh hidung gadis yang lebih pendek darinya itu. Setelah merasa tangan Charlotta mengait sempurna di atas pundaknya, barulah kedua kakinya mulai bergerak lembut seiring lagu.

Ia tidak tahu sejak kapan menatap mata seseorang bisa sebegitu menenangkannya seperti sekarang ini. Manik biru gelap itu terbang bergelimpangan dalam lubuknya, mengisi seluruh hatinya dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan dengan kata. Cinta memenuhi malam hari ini. Langkah keduanya, hingga membiarkan kesunyian menjadi penghantar rasa-rasa itu. Biar keheningan mengantar kalimat-kalimat cinta hingga menjadi misteri dan indah. Biar cinta tanpa suara bekerja membuat semuanya bermain pada waktu dan indah ketika itu bersuara.

Karry tak tahu apa yang membuatnya selalu bersyukur. Ia tidak tahu mana hal yang bisa ia anggap kebetulan atau kesengajaan. Dia tidak tahu apakah pertemuan pertama kali dengannya, ketika keisengan dan penuh kebencian menjadi batas cintanya yang berubah seperti kupu-kupu menuju senja. Ia benci untuk mencintai. Dan pengakuan tragis adalah, ia tidak bisa mengatakannya.

Malam ini adalah milik mereka. Kata cinta tidak perlu lagi bersuara. Mereka sudah sama-sama tahu. Kalau hanya bahagia tujuan akhirnya. Namun, Karry hanya ingin benar-benar memperdengarkan isi hatinya pada Charlotta.

Maka, pada sayup-sayup lantunan lagu dan desahan merdu seluruh tatapan publik, ia sedikit menunduk, mendekatkan wajahnya ke arah Charlotta sambil tetap mengikuti langkah dansa gadis itu.

"Charlotta, ada beberapa hal yang tak perlu kau ketahui di dunia ini. Kau tahu hal apa itu?"

Gadis itu tersenyum sipu sekilas, namun kemudian, ia bertanya kembali. "Kalau aku tidak perlu tahu, kenapa kau bertanya seakan ingin memberitahuku?"

Karry tidak menjawab, malah makin mengembangkan senyumnya menatap gadis itu dengan lekat.

"Untuk yang satu hal ini kurasa kau perlu tahu," katanya pelan.

Gadis itu terkekeh pelan, lalu, "baiklah. Apa itu?"

Karry menghentikan kakinya yang bergerak. Kemudian bersamaan dengan wajah bingung Charlotta, ia bersuara setengah menunduk memajukan wajahnya.

"Aku mencintaimu."

Lalu dalam sekejap sebelah tangannya menangkat dagu Charlotta, ia merunduk, meraih bibir gadis itu dan dengan gerakan lembut menciumnya.

Pada satu detik, cinta telah terungkap.
Dalam dua detik, mereka tahu.

Mereka sama-sama bahagia.

***

Lalalaaaa besok part terakhir!!! Haaafftt ku sedih sekaligus terharu. Btw, tenang, ada epilog kok. Mau epilognya di up di hari yang sama juga apa gimana nih? Hem, liat nanti yak huahaha.

Hoiyaa aku udah merencanakan akan adanya sequel. Hem, penasaran tak? Coming soon intinya dah haha. Sekarang persiapkan hati buat bab akhir besok yaa. Di jamin seruu :')

The Prince's Girlfriend (Re-Work)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang