"Apa-apaan, Cindy tadi? Dia sengaja ingin memamerkan dirinya memakai baju itu di antara teman-temanku?"
Suara Charlotta menggema di sudut mobil yang sedang melaju ditengah kota. Karry yang duduk di sebelahnya hanya menghela napas. Siang itu setelah pulang sekolah, mereka kembali menuju Crown Garden mempersiapkan pelatihan dasar untuk Charlotta.
"Jangan terlalu dipikirkan. Sudah kubilang, kan, Cindy memang begitu."
"Apa semua keturunan Young berlagak seperti dirinya? Gee, aku bersumpah, kalau iya---"
"Tidak," jawab Karry tenang tak beralih dari buku di depannya.
"Hanya Cindy Young yang begitu," ujarnya sambil menoleh, membungkam kekesalan Charlotta.
"Sebenarnya, kenapa dulu kau bisa suka padanya?" Charlotta menyandarkan punggung ke kursi. Menoleh keluar, melihat beberapa sedan lainnya yang ikut melaju, membuat pemandangan gedung-gedung itu menjadi bayanyan sekelebat.
Karry tidak menjawab langsung. Ia membalikkan halaman buku karangan Madison Khun, Eighteen Years tanpa berniat menyahut.
"Karry?" Charlotta menoleh ke arah cowok yang meliriknya.
"Haruskah kujawab pertanyaan itu?" Karry enggan.
"Ya."
Cowok itu menghela napas, setengah matanya sedikit terhalang poni rambutnya. Membuat mata runcing mirip kelinci itu sedikit nampak misterius.
"Jawaban yang klasik. Aku menyukai Cindy karena dia cantik."
Sedetik, Charlotta merasa mulutnya pahit.
"Waktu itu aku masih berumur sepuluh tahun, mana tahu kalau ketertarikan itu namanya suka. Lagi pula, setelah itu aku sudah tidak menyukainya. Malah, aku sedikit..." Mobil berhenti mendadak, Karry berpaling menatap keluar jendela. "Sedikit membencinya."
Charlotta mencondongkan tubuhnya sedikit tanpa sadar. "Kenapa kau membencinya? Dan apa maksudmu dengan 'setelah itu'?"
"Panjang ceritanya." Mobil kembali melaju, Karry berbalik membaca bukunya lagi. "Ada masalah keluarga. Seperti biasa, antara keluarga Young dan Wang."
Charlotta memiringkan kepalanya, bingung. "Jangan bertele-tele, Karry. Ceritakan padaku."
Dulu, ketika perusahaan properti milik Young dan Wang merugi akibat salah satu karyawan mereka yang menggelapkan uang, membuat percekcokan sedikit antara keluarga karena saling salah-menyalahkan pihak. Kakek Wang tidak setuju kalau semua kerugian ditanggung oleh mereka, sedangkan Kakek Young tidak peduli dan sangat keras kepala. Namun, saat itu, Kakek Wang mengalah untuk menang. Dia membiarkan Kakek Young, sahabatnya itu menuduh dan mengambil keuntungan bulan terakhir sendiri.
Karena keuntungan itu, keluarga Young jadi selamat dari bencana kebangkrutan saat itu. Sedangkan Kakek Wang, harus menanggung kerugian dengan membayar seluruh uang menggunakan tabungannya. Ayah Karry sempat tidak sekolah satu tahun karena harus membangun usaha lagi dari nol. Walau tidak mudah, karena kebaikan hati kakek Wang, ia pun kembali mendapat pekerjaan dan melanjutkan usahanya dalam properti. Kepercayaan saat itu adalah harta yang tak ternilai.
Keluarga Wang kembali terbang menuju sukses, bahkan kembali menyamai kedudukan dengan keluarga Young. Herannya, saat itu, kakek Wang menjadi sedikit menjaga jarak antara keluarganya dengan keluarga Young. Kakek Young tidak terima Wang kembali bersinar dan dipercaya ribuan client dalam usaha tender yang memenanginya. Dan hal itu membuat masing-masing dari mereka bersitegang satu sama lain. Namun, baik kakek Young atau Wang melakukannya dibalik selimut. Alias, di luar mereka bagai teman lama tapi di dalam, mereka sama-sama bersaing.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Girlfriend (Re-Work)
Teen FictionCompleted. Sebuah Perjanjian Mutualisme menyatukan hubungan Karry Wang dan Charlotta Smith yang saling membenci itu. Berkat masing-masing tujuan--Karry yang ingin melepas perjodohan dengan seorang gadis licik dan Charlotta yang berambisi tinggi untu...