3 : KARRY WANG

894 76 22
                                    

CROWN GARDEN, NEW YORK

KARRY WANG

"Ayahmu ingin kau dan Cindy Young* bertemu," ujar seorang wanita yang duduk di sebrangnya sambil menyesap air putih di meja makan. Para pelayan bersarung tangan putih itu hilir mudik, sibuk mengisi gelas tinggi gemuk mereka dengan air putih yang habis. Beberapa lainnya juga sedang menurunkan sajian-sajian makan pagi dari tutup kubah aluminium nampan mereka.

Karry melahap sosis panggangnya tanpa ada niatan untuk menjawab pernyataan ibunya.

"Kau masih ingat Cindy Young, bukan?"

Gadis yang waktu dulu sering menggodanya ketika orang tua mereka berpesta bersama di klub kapal Semenanjung Malaya itu? Karry tidak begitu mengingatnya dengan jelas, tapi nama Young di belakang itu sudah menjadi tanda bahwa gadis itu salah satu keluarga dari kalangan borjuis yang terkenal sama keluarganya.

"Untuk keperluan apa?" tanya Karry tanpa menoleh, malah sibuk membelah buku sastra yang dipangku di atas pahanya. Nicholas Wang, kakak tirinya yang duduk di sebelahnya sedikit melirik ke arah Karry sedikit berharap ia peduli pada topik pagi ini.

"Untuk perjodohan tentu saja!" sembur Christina mulai tidak sabar. Seorang pelayan menurunkan pancake yang di atasnya disiram krim sagu dan selasih khas makanan penutup di Hongkong.

"Kurasa aku tidak tertarik." Tanpa menaikan nada dan menurunkan nada, Karry menyahut tak peduli. Ia mengambil segelas air mineral lalu menenggaknya sampai habis sambil tak beralih dari buku pelajarannya.

"Jangan katakan itu di depan ayah atau kau bisa habis di depannya."

Karry diam, tak menyahut. Ia malah mengambil serbet dari sebelah kanannya, sedikit melirik Nic yang menatapnya ragu lalu menyapukan kain itu ke bibir dengan gerak anggun.

"Aku tidak mau."

"Karry!" Christina menghentikan gerakannya yang hendak bangkit dari kursi.

"Sampai kapan kau menjomlo? Kau seharusnya tahu kalau ayah sangat ingin melihatmu memperkenalkan pacarmu padanya!"

"Kau gila? Aku baru delapan belas tahun, kenapa harus buru-buru begitu?" elak Karry tetap tenang namun sedikit berkerut, tak mengerti kenapa tradisi atas mengenalkan pacar di keluarganya harus dilakukan sedari umur tujuh belas. Padahal, sampai sekarang, ia sama sekali tidak tertarik pada yang namanya cinta. Ia hanya ingin fokus kuliah dan belajar bisnis untuk bisa menguasai pasar kebutuhan masyarakat di berbagai Negara.

"Kau tidak tahu, apa? Seharusnya kau lebih paham tradisi keluargamu sendiri! Ayah hanya ingin kau memiliki masa depan dengan istri yang sebanding denganmu."

Karry tertawa remeh sekilas, beralih bangkit berdiri hendak keluar dari percakapan yang sangat tidak ia sukai. Kenapa ia harus selalu menadapat yang terbaik? Dan kenapa dari yang terbaik itu, pilihannya selalu ada pada ayahnya?

"Karry! Jangan pergi begitu saja ketika aku bicara! Aku ini ibumu!" suara Christina melengking di pagi hari yang cerah ini, mengisi separuh keheningan dari ruang makan ini dengan getaran suara amarah itu.

"Ayolah, Mom. Jangan terpengaruh pada ayah yang selalu mengekang aku. Aku hanya ingin fokus belajar. Persetan dengan Cindy, aku bisa mencari gadis lain yang lebih baik darinya," sahutnya seraya berbalik menghadap Christina yang mulai mencuatkan alis dengan kesal.

"Kenapa? Kau tidak suka pada Cindy?"

"Karry, jangan terlalu khawatir. Ayah hanya ingin kau dan Cindy untuk bertemu, bukan perjodohan seperti yang ibu bilang," kali ini Nic menengahi dengan nada peduli.

Terakhir kali Karry mendengar kata Nic untuk tidak terlalu khawatir, ia tahu kata-kata itu hanya sebatas kalimat kosong saja. Karena apapun yang ayahnya lakukan selalu akan menjadi kenyataan jika seseorang tidak berani mengekangnya atau mengelaknya. Namanya juga Kevin Wang, siapa yang bisa membantah?

"Aku tidak suka, apakah itu bisa menjadi jawaban final supaya aku tidak bertemu dengannya?" jawab Karry dingin.

Christina mendecih sambil menaruh gelas tingginya kembali. "Aku tidak peduli kau suka padanya atau tidak. Yang jelas, ayahmu ingin kau bertemu dengan Cindy. Kecuali kau memiliki kekasih yang melebihi Cindy untuk dibawa di singgasana ayahmu."

"Aku punya."

Mendadak semua orang yang ada di meja makan terdiam sesaat memandangnya dengan raut tak percaya.

"Aku punya kekasih yang menurutku dia lebih dari Cindy itu."

Christina membelalakan matanya, beralih menatap Nic yang tertegun melihatnya dari kursi dengan raut tak percaya. Hening menguar, tanda tanya mulai berkelebat di wajah ibunya.

"Siapa dia, Karry? Kenapa kau tidak pernah memberitahu kami? Kau tahu orang asing sangat di teliti oleh keluarga kita sebelum dia masuk terlalu jauh," sahut ibunya dengan nada penuh interogasi.

"Aku tidak peduli kalian akan menerimanya atau tidak, karena yang jelas," sambil berkacak pinggang, "aku tidak ingin Cindy menjadi istriku."

Setelah berkata demikian ia meninggalkan ruang makan beserta seluruh pertanyaan ibunya yang menguar dan beranjak ke Manhattan Bridge sebelum ia bisa berpikir lebih jauh pada siapa yang bisa dijadikan pacar bohongannya untuk rencananya kali ini. 

***

*Young : baca Crazy Rich Girlfriend by Kevin Kwan - salah satu keluarga paling kaya dari di Asia.

Sebenarnya cerita ini masih alur lepas. Sengaja kubuat seperti Tokyo Kiss yang alurnya di luar outline. Pengin lagi aja sih, buat cerita tiba-tiba hehe.

Oh ya, buat kalian yang bertanya tentang tokoh Karry Wang di sini, saya ingin meluruskan ya---Karry Wang memang sesungguhnya artis dari grup boyband---tetapi, saya tdk menggunakan dia sebagai media utk teman-teman membayangkan tokohnya. Kembali lagi, ini hanya pendapat saya kok, jadi bebas kalau kalian nggak suka kalian bisa bayangin yang lain aja. Hehe

Dan cerita ini adalah perpaduan fiksi antar budaya orang Chinese yang kaya raya berdasarkan imaji saya. Yah, walau saya sedikit terinspirasi dari gaya kepenulisan Kevin Kwan pada bukunya yang Chinese Rich Asians, tapi saya yakin kalau cerita ini bisa membawa suasana yang berbeda. (Ada yang udh baca CRA?)

That's it! Yuk monggoh, jangan lupa di votes ya^^ Terima kasih^^

P.s Today (10 Feb 2018) bagian ini kurevisi. Karena versi lama membuat plot hole yang bikin aku pusing mendadak pada konflik yang ingin aku putar.

The Prince's Girlfriend (Re-Work)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang