29 : NIC & SARAH

421 38 2
                                    

NEW YORK, LaGUARDIA AIPORT
NICHOLAS WANG DAN SARAH

Setelah turun dari pesawat, Nic dan Sarah melengang ke drop off untuk memanggil supir pribadi dari Crown Garden, menjemput keduanya melepas lelah setelah agak jetlag. Beberapa pengawal membantunya memasukkan koper-koper ke dalam SUV putih yang agak besar keluaran lama itu sementara Sarah mendesah lelah di kursi tengah. Kepalanya menyandar ke pundak Nic yang hendak menelepon adiknya di Crown Garden.

Saat itu pukul sepuluh malam, tak tahu apakah Karry masih bangun, tapi biasanya, hanya anak itu yang bisa dikabari untuk menyambutnya sementara ibunya pasti sudah terlelap dengan berbagai tradisi masker wajahnya.

"Halo, Karry?"

Terdengar suara Karry pelan di sebrang telepon.

"Ada apa kau menelepon malam-malam begini?"

Pintu bagasi dihentak tertutup, supir dan dua pengawal lainnya beranjak ke depan dan mulai melaju membelah jalan tol malam hari. Terdengar Sarah mendengkur pelan.

"Aku sudah dalam perjalanan pulang, hanya memberitahumu supaya kau tidak terlalu kaget melihatku pagi nanti."

Karry mendesah malas, ia tahu informasi tadi sama sekali tidak penting untuk adiknya yang terkenal datar pada apapun. Kecuali, hanya beberapa hal saja.

"Kudengar dari ibu, kau sudah membawa kekasihmu. Siapa dia?" Nic memandang gedung-gedung yang menyala di antara langit malam. Lampu-lampu menara itu berkelebat saat mobil berpacu cepat di jalan tol yang sepi. Lampu jalan kuning remang-remang menyirami aspal panjang itu.

"Rasanya aneh mendengar kau bertanya."

"Kenapa aneh? Aku ini kakakmu. Aku berhak tahu. Jadi, siapa dia? Apa seorang model? Atau seorang.. juru masak yang cantik?"

"Tidak keduanya," jawab Karry cepat. Terdengar suara lembaran buku dibalik. Kemudian Nic sedikit terkejut ketika mendengar suara pelan seorang wanita yang bertanya tentang sebuah rumus matematika.

"Eh? Siapa di sana? Kau sedang di mana, Karry?"

Karry tidak menjawab langsung, ia seperti sedang menunjukkan sebuah rumus yang tadi di minta oleh wanita itu.

"Itu dia," sahut Karry singkat.

Tapi Nic semakin penasaran. "Pacarmu? Kalian... masih belajar? Ini sudah sangat larut, lho." Nic mengamati arlojinya.

"Ini karena dia sangat bodoh. Sudahlah. Aku malas membahasnya sekarang. Jadi, kapan kau akan tiba? Apa aku perlu menunggu?"

Nic terkekeh kecil, membayangkan adiknya yang begitu dingin dan sedikit kaku itu mengajari wanita yang nada bicaranya terdengar sedikit menekan.

"Kalau sudah jam sebelas aku belum meneleponmu. Tidur saja. Tidak apa," kata Nic lagi. Tubuh Sarah yang bersandar di bahunya semakin berat. Kekasihnya makin larut dalam mimpi.

"Baiklah. Oh, kalau kau mau memakai kamar tamu di lantai satu, tidak bisa..." sahut Karry mengingatkan. Nic menoleh ke arah Sarah yang terpejam pulas.

"Ada apa? Kenapa tidak bisa dipakai?"

"Ada tamu."

Nic mengernyit bingung. "Siapa?"

"Cindy Young."

Mendengar nama itu terlempar dalam frekuensi super datar milik Karry, mata Nic malah melebar, terkejut.

"Cindy?! Kok... dia bisa datang ke Crown Garden?" Nic menaikan suaranya sedikit, tapi tetap berbisik dan memandang keluar dengan tatapan tak percaya.

"Ibu yang mengundangnya. Sengaja ingin membuat pacarku cemburu supaya dia bisa membuatku beralih kepada Cindy lagi," tanggap Karry santai.

Bisa dibayangkan, kelakuan Karry saat mendengar dirinya akan dijodohkan saja, dia sudah malas sampai rasanya tidak peduli. Di tambah sekarang, ibunya malah memanggil Cindy untuk bertemu Karry. Konyol sekali, padahal ibu seharusnya tahu kalau Karry sudah membawa pacarnya itu untuk tinggal. Karena dengar-dengar, kekasig Karry adalah seorang pribumi Amerika tulen, jadi ia harus mempelajari kisah-kisah lama keluarga Wang. Sama sepertinya dirinya ketika diangkat menjadi putra dari keluarga mereka.

"Ibu terlalu keras pada pikirannya. Lalu kau. . . Bagaimana menanggapi itu?"

Terdengar suara buku dibalik dengan kasar. "Tidak peduli. Yang penting Cindy tidak menggangguku selama kekasihku bertugas menjaga jarak antara aku dan Cindy," jelas Karry detail.

"Oh, lalu apa dia terlihat senang ketika tahu kalian akan dijodohkan?"

"Tebak saja sendiri."

Berdasarkan cerita empat tahun yang lalu, setelah Nic resmi menjadi anak dari keturunan pertama Wang, cerita tentang leluhur Wang dan Young bukan lagi jadi rahasia. Pula tentang perbuatan Cindy waktu kecil itu, Karry sempat menceritakan kepada dirinya, Nic jadi merasa sedikit enggan. Cindy memang cantik, tapi pada rahasia di tempat tertentu, ia bisa berubah menjadi seorang yang lain.

"Kalau begitu, Sarah tidur bersamaku saja," komentar Nic mengakhiri.

"Terserah."

"Lalu, kapan kau akan menyelesaikan pembelajaran hari ini? Hm, aku cukup penasaran gadis beruntung itu..."

"Jangan terlalu berharap banyak, Nic. Sekarang, yang kuinginkan adalah melepas hubungan perjodohan ini. Aku sangat tidak ingin ibu atau ayah membuatku menikah dengannya."

Nic terkekeh pelan. "Dari mana kau tahu mereka menjodohkanmu untuk menikah?"

Dari sebrang telepon, Nic seperti bisa merasakan adiknya itu mengerutkan alis. "Judulnya saja perjodohan. Terlebih, kau sudah tahu persis makna yang terselip di dalam perjodohan ini. Ayah menginginkan kerja sama yang mendalam dengan keluarga Young."

Nic menghela napas, lelah mendengar penjelasan rumit mengenai keluarganya itu. Kalau Nic jadi Karry, mungkin dia juga enggan dipaksa berpacaran dengan gadis yang tidak disukainya. Tapi Nic tahu sejauh mana Karry akan bertindak.

"Baiklah, apa kau sudah selesai?" tanya Karry di sebrang telepon.

Nic menyandarkan kepalanya di sandaran kursi.

"Ya. Lebih baik kau tidur saja. Sepertinya aku akan tiba lebih dari pukul sebelas."

"Ok. Selamat malam."

Telepon ditutup, saat itu hening merambat cepat memenuhi telinganya.

Apa jadinya jika Cindy yang tak mau kalah itu tinggal di Crown Garden yang sangat bebas? Dari awal, keluarga Wang sudah sedikit keluar dari tradisi. Baik keturunan tiongkok atau pribumi amerika, bebas. Mereka bisa berhubungan sampai menikah dengan siapapun terserah. Dan sistem ini hanya baru dilakukan oleh keluarga Wang. Keenam keluarga lainnya masih lurus pada tradisi. Mereka menetapkan perjodohan harus lewat leluhur.

Dan saat ini, ayahnya hendak kembali ke jalur tradisi saat Karry, salah satu putra emasnya enggan menetap di sana.

Bagi, Nic, ia juga tidak akan menginginkan tradisi itu kembali selama ia masih melibatkan Sarah, yang tulen dari California itu.

***

The Prince's Girlfriend (Re-Work)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang