"Hai, Char, kau tahu di mana kelas Karry?" Cindy Young berjalan anggun sementara tatapan para gadis terpana, mereka semua membelah layaknya amuba ketika Cindy beranjak ke arah Charlotta yang bergeming di antara kerumunan.
Gaun pendek dengan dada terbuka yang tepiannya terdapat manik-manik permata di desain khusus itu sangat mencolok. Charlotta tidak bisa mengedipkan matanya saat Cindy bertanya lagi.
"Char?"
Charlotta tersentak, menyadari gadis yang sudah berdiri di depannya. Anna berbisik dari samping, "dia... siapa, Char? Kenapa mencari Karry?"
Tak tahu apakah Charlotta sanggup bersuara, tapi kesadarannya akan tingkah Cindy yang sampai berani menginjakkan kaki ke Manhattan Bridge, sebagai pertanda kalau Cindy sangat-sangat bersungguh untuk memenangkan hati Karry.
"Kenapa kau memakai baju seperti ini ke sekolahku? Sekolahku bukan karpet merah seperti yang biasa kau pijaki, Cindy," tukas Charlotta cepat. Para gadis yang mengelilingi mereka mendesah dan berbisik riuh rendah.
"Ayolah. Ini New York. Bukan Chilton. Aku bebas ingin mengenakan apapun kecuali... seragam payah, itu." Cindy mengerutkan alis bergidik jijik mengamati kemeja putih berdasi flanel dan rok hitam di atas lutut dengan rompi ketat dan blazer biru dongker yang dipakai Charlotta dan teman-temannya.
"Terserah apa katamu."
"Di mana Karry?" tanya Cindy lagi, sedikit lebih memaksa.
"Tidak tahu."
"Di mana dia? Jangan bohong padaku," suaranya tajam namun pelan.
"Aku tidak tahu!" seru Charlotta melotot.
Tanpa tahu, Cindy mencuatkan alis dengan cepat lalu melangkah mendekat sambil menatap angkuh. Kontan ketika Cindy menipiskan jarak, Marie dan Anna bergerak maju seperti tameng.
"Oh, jadi ini temanmu? Teman seperguruan dalam menjahili teman-teman, bukan begitu? Gummy gummy," ejek Cindy. Charlotta terkejut ketika mendapat perkataan seperti itu. Orang kaya dari keturunan Young seperti itu bukankah sangat rendah mengatakan hal macam itu? Astaga. Pantas saja Karry tidak menyukai salah satu keturunan Young dari kelas terbaiknya, dia sama sekali tidak memiliki strata pembicaraan yang lebih baik di banding dirinya.
"Tolong, Cindy. Jangan paksa aku mengatakan ini."
"Mengatakan apa? Coba katakan saja," adu Cindy tak mau kalah. Ia menyibak rambut panjang bergelombangnya melewati bahu, berdiri kaki kuda sambil menunggunya bersuara.
"Cukup."
Tiba-tiba dari balik kerumunan muncul kepala Karry yang diikuti Albert dan Josh di belakangnya. Wajah Cindy langsung cerah. Drama di siang hari itu sukses membuat seluruh siswa terdiam dan menikmati tiap gerakan Cindy yang berpenampilan asing itu. Dengan langkah riang, Cindy menghampiri Karry yang terdiam.
"Hai. Aku membawakanmu makanan. Hm, hanya beberapa dimsum kornet khusus kubuatkan untukmu." Cindy menyodorkan sebuah kotak makan yang sedari tadi dibawanya. Tapi Karry tidak menggubris.
Entah kenapa, Charlotta mendesir lega.
"Hei, bukankah sekarang Karry adalah pacar CS?" celetuk seseorang dari antara kerumunan.
"Ya! Bukankah CS sekarang pacar Karry?! Hei, siapa kau, perempuan centil?!" Tiba-tiba suara riuh rendah tadi berangsur-angsur menjadi suara ribut desak-desuk para murid yang menuntut jawaban Cindy. Kasihan, sekarang Cindy bingung harus menjawab yang mana karena wajah penuh tuntutan para gadis khususnya penggemar Karry itu menatap galak ke arahnya.
"Karry---apa-apan ini?" tanya Cindy menatap cowok yang terdiam itu tak menyangka.
"Pulanglah," kata Karry singkat, berjalan sambil menggandeng tangan gadis itu menariknya ke ujung lorong keluar dari kerumunan. Membebaskan Putri Jelita keturunan Young itu dari tatapan lapar ingin mencakar wajahnya.
Dari samping, Marie dan Anna terkekeh pelan.
"Apa-apaan dia? Bisa-bisanya berdandan sedemikian rupa supaya dilihat cantik di mata Karry. Hm, ingin menyaingi kami yang memakai seragam pula. Dasar!" sembur Marie bersedekap melihat tubuh Karry dan Cindy yang lambat laun makin jauh ditelan ujung lorong.
"Yeah. Belum lihat saja kalau di sekolah ini ia bisa berhadapan dengan siapa," timpal Anna.
"Tapi, asal kalian tahu," Charlotta menengahi sementara para gadis tadi sudah kembali seperti biasa, "dia adalah pesaing terberatku dalam permainan ini. Dia adalah rivalku yang sesungguhnya."
***
Bab selanjutnya kepo nggak gimana? Hm, tunggu besok, ya! Terima kasih buat kalian yang sudah menunggu, setia dan votes. Tanpa kalian cerita ini nothing lah. Ehe. See you!^^
![](https://img.wattpad.com/cover/128939595-288-k791507.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Girlfriend (Re-Work)
أدب المراهقينCompleted. Sebuah Perjanjian Mutualisme menyatukan hubungan Karry Wang dan Charlotta Smith yang saling membenci itu. Berkat masing-masing tujuan--Karry yang ingin melepas perjodohan dengan seorang gadis licik dan Charlotta yang berambisi tinggi untu...