41 : KARRY & CHARLOTTA

487 46 11
                                    

CROWN GARDEN
KARRY DAN CHARLOTTA

"Sebetulnya apa cita-citamu?"

Charlotta bertanya dari sebrang meja, tepat ketika gerakan terakhir dari pelajaran table manner di tunjukkan. Karry menghela napas, menatapnya tanpa ekspresi. Sehari setelah kesehatannya membaik, aktifitas belajar sikap di rumah kembali berjalan normal.

"Kenapa bertanya tiba-tiba?"

Charlotta yang memakai anting panjang berliontin itu menggoyangkan kepalanya, membuat kilauannya mengguncang pesona tersendiri bagi Karry.

"Tidak apa. Hanya ingin tahu," ujar gadis itu mulai memperagakan gerakan table manner yang tadi ditunjukkan.

Sejujurnya, Karry sedikit senang dengan pertanyaan yang sangat tidak penting keluar dari mulut gadis itu. Karena entah kenapa setiap kali ia memikirkan itu, ia jadi merasa sepertinya harus memikirkan hal itu. Seperti hal yang ia pikir tidak penting, tapi sebenarnya harus diperhatikan.

Seperti, kenapa dia menyukai matematika, kenapa dia memilih tidak berkomentar pada hal yang bagi Charlotta seru, kenapa dia ingin mengambil ini daripada itu, atau kenapa ia selalu mengatakan terserah ketika ia bisa menyetujui atau menolak. Ada banyak jawaban yang sebetulnya bisa ia pilih dan putuskan. Namun kembali lagi bertanya pada diri sendiri? Kenapa ia tidak melakukannya?

Jawabannya gampang.

Karena Karry tidak ingin orang-orang tahu apa yang sebetulnya ia pikirkan.

Tapi Charlotta perlahan-lahan mengoreknya lebih dalam. Membuatnya untuk menjawab dan membagi perasaan pada gadis itu. Seharusnya Karry merasa resah dengan keberadaan Charlotta, tetapi, kenapa ia malah merasa sangat tenang dan tidak khawatir gadis itu tidak akan membocorkannya? Apakah karena uang dia sampai begitu ingin menutup mulutnya? Tetapi, jika dipikirkan kejadian kemarin ketika Charlotta tanpa disuruh membantunya ketika sakit, ia sedikit gentar. Di luar perjanjian itu, Charlotta melakukan satu hal yang mengetuk hatinya untuk melepaskan pikiran mengenai uang dari mata Charlotta. Apakah Charlotta tidak tergiur uang atau dia memang berniat membantu?

Karry menurunkan pandangannya ke bawah, kembali menjawab tanpa selera.

"Aku tidak pernah memikirkan itu sebelumnya," jawabnya pelan. Dari sebrang meja, gerakan Charlotta terhenti di udara.

"Tidak pernah memikirkannya? Dasar aneh."

Karry tidak peduli dengan jawaban Charlotta, tapi ia ingin gadis itu mendengar penjelasannya.

"Tidak perlu dipikirkan. Lagipula, ayahku pasti memiliki tempat tersendiri untukku nantinya."

"Tempat tersendiri? Maksudmu, warisan?"

"Ya, semacam itu."

"Tapi, kan kau tidak bisa mengharapkan warisan itu. Lagipula, apakah kau tidak memiliki kemauan besar dari hatimu tersendiri? Kau tahu, seperti keinginanmu yang sesungguhnya?"

Kata-kata Charlotta dicernanya lebih dulu.

Selama ini dia selalu mendambakan hidupnya berjalan aman damai dan tentram. Tanpa percekcokan keluarga, tanpa tradisi yang melekat... Kemudian ia seperti mendapat ilham dari segala gersang hidupnya.

Satu hal.

Ia menginginkan satu hal.

"Mungkin aku ingin bebas," kata Karry pendek, "sepertimu."

Charlotta menatapnya geming. "Aku tahu, pasti semua orang yang tinggal di sini merasa demikian," tanggap Charlotta tanpa berniat menyinggung.

"Sebenarnya, aku agak takut kau menolak perjanjian kita. Karena menginjak Crown Garden sama saja melepaskan kebebasanmu. Malah, aku berpikir kalau hidup tanpa orangtua itu lebih menyenangkan."

The Prince's Girlfriend (Re-Work)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang