CROWN GARDEN
RYU OTOSAKAGerbang berlapis cat putih berkilat dan berkelok kuningan emas itu terbuka hingga membelah celah. Beberapa pengawal dan pelayan yang berdiri ditepi pintu menunduk seraya seorang pemuda tinggi memakai kemeja sederhana berpita kerah berjalan anggun menghampirinya. Sorot tubuh pria itu terhalau sinar lampu dari belakangnya, namun Ryu bisa sangat jelas mengenali langkah pelan itu.
"Karry!" seru Ryu sambil melebarkan tangan, memeluk pemuda yang merekahkan senyumnya.
"Wah, kau semakin tinggi, ya. Sudah lama sekali tidak bertemu. Apa kabar?" Ryu menepuk-nepuk pundak tegap milik adik kecilnya itu sambil tak berhenti tersenyum.
"Ayolah. Aku hanya sedang masa pubertas."
Ryu tertawa pelan sementara langkahnya dituntun masuk ke dalam.
Setiap kali ia berkunjung ke Crown Garden, hal yang paling ditakutkan mengenai tempat ini adalah kemewahan akan lapisan emas di tiap ujung atau ekor bingkai di tiap pajangan dindingnya. Ryu yang biasanya tinggal di antara kayu jati khas tradisi kuno Jepang, beralih ke tempat yang sangat modern ini sedikit pusing. Perbedaan yang sangat jauh. Tapi Ryu tidak pernah merasa asing karena segala hal yang ada di sini bagi Ryu adalah sama seperti rumah.
"Kami sudah menunggumu di ruang makan untuk makan malam. Ayo, kau mau segelas wine atau steak kentang buatan koki terbaik kami?" tawar Karry melangkah berbelok ke ruang makan setelah melewati selasar lebar yang penuh dengan lampu gantung kaca menebarkan auroranya di lantai karpet. Ryu melemparkan poninya sambil tertawa.
"Boleh kuambil keduanya?"
"Tentu," ujar Karry setengah tertawa. Setelah melintas di lorong pendek, beberapa pengawal yang sibuk mengawal berhenti di bibir lorong ketika suara Natalie yang memecah hening bergaung keras
"Ryu Otosaka!" Natalie setengah beranjak dari kursi utamanya lalu menghampiri Ryu yang tersenyum lunak.
"Hai, Natalie! Senang melihatmu begitu sehat. Wah, mutiara yang indah. Dapat dari mana kau?"
Natalie sempat tersipu setelah melepas pelukannya. "Di belikan oleh Bernard di salah satu butik terkenal di Bali. Indah, bukan?"
"Bali? Indonesia? Wah, istriku sedang ada di Jakarta, kebetulan," sahut Ryu ringan dan ramah seperti biasa. Ia tersenyum sampai matanya menyipit.
"Oh ya? Kau jadi sendirian ke sini?" Natalie mulai membuka langkah menuju meja perjamuan yang panjang.
"Benar. Dia sedang ada di Jakarta mengurus beberapa dokumen, lalu kami akan ke Kanada menghabisi waktu liburku di sana," jelas Ryu sambil mengedarkan pandangan pada penghuni meja makan. Ada dua orang gadis yang duduk diam di tempat saling menatap dingin. Namun Cindy, dari kursinya berdiri dan membungkuk memberi hormat kepadanya.
"Halo, Tuan Ryu, aku Cindy Young, senang bertemu denganmu," ujar Cindy mengulas senyum tipis yang sama sekali terlihat palsu. Ryu hanya mengangguk, lalu perhatiannya terpusat pada seorang gadis berambut pendek berperawakan tomboi yang duduk sambil menatapnya dengan senyum lebar.
Sebelum menyapa, gadis itu membungkuk sejenak kemudian memperkenalkan diri.
"Ryu, sebenarnya, biar kuperkenalkan. Ini Charlotta Smith. Kekasihku. Kami sekelas, dan..." Belum selesai Karry menjelaskan, Ryu menoleh ke arahnya dengan takjub.
"Kekasih? Wah.." saat itu tangan Ryu memukul pundak Karry, "selamat ya! Aku terkejut kau akhirnya bisa memiliki kekasih."
Karry tertawa kering, tapi tiba-tiba Cindy yang berdiri di tempatnya menyelak pelan. "Sebenarnya... Aku dijodohkan oleh Tuan Bernard dengan Karry, jadi sebenarnya, eh..."
Ryu mengernyit, menatap penuh tanya ke arah gadis itu. "Maksudmu? Tapi tadi Karry bilang sendiri kalau Charlotta ini---"
"Ah sudahlah. Ryu, ayo kita makan sekarang sebelum supnya dingin," Natalie menuntun, menyela percakapan sebelum ke arah yang tidak mengenakan Cindy. Ia sempat melirik Karry yang tertegun menatap Cindy dalam diam. Saat itu, ia tahu dia antara hubungan ini seperti ada yang tidak beres.
Bahkan ketika perbincangan mulai hangat, Cindy yang duduk di sebrang Karry dan Charlotta selalu menatap dingin dalam diam. Seperti sedang berpikir atau merasakan sakit hati yang mendalam. Curiga, Ryu pun menggaet tangan Karry setelah selesai makan malam sebelum pergi ke kamarnya.
"Hey, sebenarnya, apa yang sedang kau lakukan?" bisik Ryu menyipitkan mata. Natalie dan kedua gadis tadi sudah meninggalkan ruang makan, membiarkan Ryu meminjam Karry sebentar untuk berbicara.
"Apa maksudmu?" tanya Karry tidak mengerti. Ryu berdecak.
"Jelas sekali Cindy tidak menyukai hubunganmu dengan Charlotta itu. Jadi, apa benar kalian di jodohkan?"
Terdengar Karry menghela napas. Cowok itu melonggarkan pita yang mengait kerah kemejanya, bahkan mencopotnya.
"Cerita yang panjang. Bagaimana kalau kita ke balkon saja? Pula besok aku libur, bagaimana kalau kau sekalian memamerkan keahlianmu?" ujar Karry sambil setengah cengir. Ryu tergelak, "bagus sekali, ya. Ayo, ceritakan padaku."
***
![](https://img.wattpad.com/cover/128939595-288-k791507.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Girlfriend (Re-Work)
TienerfictieCompleted. Sebuah Perjanjian Mutualisme menyatukan hubungan Karry Wang dan Charlotta Smith yang saling membenci itu. Berkat masing-masing tujuan--Karry yang ingin melepas perjodohan dengan seorang gadis licik dan Charlotta yang berambisi tinggi untu...