48 : KARRY & CHARLOTTA

384 48 3
                                    

Langkah Karry terhenti ketika sampai di bibir lorong lebar yang temaram. Tangannya masih menggenggam Charlotta yang terdiam. Samar-samar, suara Natalie menyerangnya lagi sementara keraguan menguasai dirinya.

"Karry, kau tak perlu sampai melakukan ini."

Suara pelan Charlotta membuyarkannya. Ia menoleh, menatap gadis yang tertunduk itu.

"Ini kan hanya sandiwara, dan perkataan ibumu tadi bukanlah hal yang akan kuingat terus," lanjutnya.

Karry menatapnya tanpa suara selama beberapa detik. Merasa ingin menjawab pernyataan Charlotta itu berdasarkan isi hatinya, tetapi ia tidak berani. Ada sesuatu yang mengganjal di antara kebenaran. Ada sesuatu yang masih menyangkut dan belum siap untuk dikeluarkan.

"Bagaimana kalau semua orang sampai akhir bulan tidak ada yang setuju aku ini pacarmu? Terlebih ibumu. Apakah kerja kerasku selama ini akan sia-sia?" Kata-kata Charlotta makin berkecamuk dalam kepalanya.

Ternyata bersandiwara tanpa memikirkan cara yang matang dan tepat berujung pada risiko. Hal yang tidak diperhatikannya justru berbalik mengancam. Ia tidak mengerti kenapa Natalie sangat bersikeras ingin menetapkan Cindy menjadi pasangannya. Masalah sepele seperti ini seharusnya ibunya tidak perlu campur tangan. Malah, Karry pikir ibunya akan netral pada siapapun. Namun ternyata, keberadaan Charlotta yang sama sekali bukan strata yang sama sepertinya sangat dipandang jauh oleh Natalie. Charlotta boleh menganggapnya hanya angin lewat, tapi Natalie berkata sungguh-sungguh dan wanita itu sungguh-sungguh merendahkannya.

"Aku akan berbicara pada ibu empat mata. Dia tidak bisa memaksaku terus," sahut Karry melempar pandangan ke luar jendela, menandangi hamparan gedung berselimut lampu-lampu di tengah malam.

"Ternyata, ibumu benar-benar menyayangimu. Lihat, dia sangat ingin mendapat istri yang sempurna dan berasal dari kalangan atas," ucap Charlotta omong kosong.

"Lalu kau pikir Cindy adalah orangnya?"

Charlotta melirik Karry yang melempar nada tak setuju. Ia tertunduk tak menjawab.

"Kalau kau berpikir begitu, kau sangat salah."

Karry melangkah mendekat ke kaca jendela, melihat sedikit bayangannya dijatuhi sinar lampu led di atasnya.

"Bukankah sudah pernah kukatakan kalau soal hubungan, mencintai seseorang tidak bisa melihat dari penampilannya? Kau tahu, ibuku dan ayahku, ingin kembali pada tradisi tersebut. Tapi aku tidak setuju. Mereka tidak bisa menilai kebenaran dari luarnya, tapi mereka harus mengenal kebenaran lewat isinya. Kesalahan yang terjadi di antara perjodohan-perjodohan yang ada adalah karena mereka tidak membiarkan opiniku atau opini orang lain di dengar. Mereka semua egois menganggap opiniku tidak penting." Karry menoleh ke arah Charlotta yang menatapnya setengah terpana.

"Maka itu, aku tidak pernah bersuara atau beropini di dalam rumah ini karena mereka selalu mengganggapnya tidak penting." Karry mengakhiri dengan menyambut hening. Charlotta menatapnya seperti ia telah salah berkata.

"Karry, aku tahu betapa rumitnya kondisimu. Tetapi, bagaimanapun, sandiwara kita, tidak mampu mengalahkan kekuatan opini ayah atau ibumu," ujar Charlotta pelan.

Karry mengangkat wajah, menatapnya. "Lalu kau ingin mundur dan membiarkan Cindy mendapatkanku?"

Charlotta memejamkan matanya sejenak sambil menghela napas. Ia seperti sedang menyiapkan sesuatu sebelum berkata. Karry makin merasa kerut di keningnya menebal hampir memprotes kata-kata gadis itu. Namun sebelum itu terjadi, Charlotta kembali bersuara.

"Tidak. Aku tidak akan mundur. Maafkan aku Karry, tapi aku harus memilih jalur untuk berusaha menyukaimu sesungguhnya."

***

Waaa Charlotta mau berusaha suka sama Karryyy! Omg, dia sadar nggak sih kalau selama ini dia tuh emang udah keliatan suka sama Karry? Duh, ni anak gak peka sama perasaannya sendiri. Coba dong tolong di kasih tau itu si CS. Pekain dia biar nyadar diri wkwkw.

Anyway, part ini dikit ya? Gapapa lah, besok panjang lagi kok kalau kalian setia menunggu saya apdet tiap hari. Btw, saya lagi proses menulis part Jackson. Dan entah kenapa terserang writer's block mulu nih. Duh, somebody help me or those part wouldn't finish :')

The Prince's Girlfriend (Re-Work)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang