THE DAY
BALLROOM CROWN GARDEN
THE TRUTHMalam belum berakhir. Setelah dansa yang mengagumkan dan kejutan seorang Pangeran Wang, seluruh publik masih dibaluti tanda tanya pada seorang gadis yang mendapat pernyataan cinta oleh Pangeran itu.
Dari seluk beluk keramaian, baik Natalie atau James sudah berbaur pada tamu-tamunya. Baik tamu dari jauh atau tamu keluarga terdekat dari Singapore. Banyak sanak saudara yang mengucapkan selamat kepada mereka, tapi pula disusul oleh pertanyaan gerangan gadis cantik berbalut gaun satin merah muda memesona itu yang sedang berdiri dengan ketiga pemuda gagah mengelilinginya di ujung Ballroom.
Si kembar Yin dan Yang dari Johor Bahru itu menatap ketiganya dari kejauhan sambil mendesis. "Aku tidak tahu kalau selera Karry jadi berubah," kata Yin, pemuda memakai jas hitam senada celananya itu menyesap wine. Di sebelahnya, berdiri Yang, kakak kandungnya yang lahir hanya beda dua menit darinya.
Yang membenarkan letak jasnya sambil mendesah tak peduli. "Ayolah. Itu kan pilihan dia. Aku tahu gadis itu terlihat biasa saja. Tapi percayalah, ketika kau mencintainya, kau buta pada segala hal," kata Yang seakan mengenal soal perasaan sejauh itu. Yin hanya menatap kakaknya takjub lalu tertawa remeh.
"Sejak kapan kau sebegitu bijak? Eh, tapi siapa dia? Puteri sederhana dari kerajaan mana? Aku bahkan tidak tahu namanya."
"Tentu kau tidak kenal! Kau pikir dia artis? Jangan berlebihan Yin. Sudahlah, biar kuberitahu. Malam ini, aku akan merebut Cindy Young darinya." Yang menunjuk gadis dengan balutan gaun merah di pojok ruangan yang sedang bercakap dengan gadis lainnya. Kemudian ia mengarahkan telunjuknya seperti sedang menembak ke arahnya.
"Tidak perlu repot-repot Ta Ge. Aku yakin, kaus kakimu saja tidak akan dilihat olehnya."
Yang mengerut memandangnya. "Apa maksudmu?"
"Kau bukan seleranya."
"Sialan!"
Sedangkan dari sisi Ballroom yang lainnya, semerbak pertanyaan penuh nada sinis dan curiga ala-ala wanita gosip menuntut untuk dijawab oleh Natalie. Tapi Natalie dengan santai menahan semua pertanyaan itu dan menyelipkannya dengan cuek ke ketiaknya.
"Diam dulu. Acaranya belum selesai. Kalian akan lihat nanti."
***
Dari kerumunan orang, Nic melambai ke arah Charlotta, Karry dan Jackson. Di sebelahnya, lengan Sarah mengait sempurna seperti suami dan istri. Justru malam ini merekalah pasangan teromantis. Terlebih waktu di arena dansa. Setelah Karry dan Charlotta berdansa, beberapa pasangan yang ingin ikut mengabadikan momen di Pesta Hari Ulang Tahun ke-100 Kakek Besar. Mereka ikut berdansa, beramai-ramai menghabiskan malam dengan nuansa romantisme yang terasa mengikut setelah kejadian Karry mencium Charlotta itu. Bahkan ada beberapa sepupu yang setengah takjub dan tersentuh. Pasalnya, seorang Karry yang parasnya sangat cool, jarang sekali terlihat begitu lembut dan romantis. Ia digilai para wanita tua malam ini karena kejantananya yang sangat terbuka.
"Wah, wah, lihat Puteri ini. Charlotta kau cantik sekali!" puji Nic mengacak-acak rambutnya dengan gemas. Di sebelahnya Sarah tersenyum ramah.
"Oh, jadi ini yang namanya Charlotta?"
"Halo. Selamat malam," sapa Charlotta setengah menunduk, menatap Sarah yang berbalut kain renda brokat dengan rok mengembang berbahan licin berwarna biru gelap. Mata segar biru muda gadis itu sangat cerah, membuat Charlotta rasanya ikut terhipnotis oleh kecantikan itu.
"Dengar. Bagaimanapun, aku sangat ingin melihat Charlotta menjadi adik iparku. Bukankah itu---" suara Sarah tertahan ketika ia menatap girang ke arah Nic. Jackson yang sedari tadi tersenyum lebar seketika menahannya beralih melihat Nic yang sedikit melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Girlfriend (Re-Work)
Teen FictionCompleted. Sebuah Perjanjian Mutualisme menyatukan hubungan Karry Wang dan Charlotta Smith yang saling membenci itu. Berkat masing-masing tujuan--Karry yang ingin melepas perjodohan dengan seorang gadis licik dan Charlotta yang berambisi tinggi untu...