CHARLOTTA SMITH
Charlotta menutup pintu kamar, setengah membanting kemudian langsung menjatuhkan diri di atas ranjang queen itu.
"Apakah perjalananku masih jauh?" gumamnya, suaranya ditelan seprai dan selimut di wajahnya.
Ia berbalik, berbaring menatap langit-langit pasrah.
Kejadian tadi siang, sewaktu belajar table manner, dan perkataan Karry yang terus terngiang-ngiang di kepalanya rasanya sulit luntur. Setengah hati ia senang Karry peduli, tapi setengah hati lainnya, ia tidak yakin apakah pemuda itu benar-benar berkata demikian.
Karry tidak pernah bicara omong kosong. Dia selalu tulus.
Suara Nic menyambar lamunannya. Ia memandang langit-langit atap ranjang bertiang itu namun pandangannnya tersesat di udara.
Kalau Nic benar berkata demikian, bukankah harusnya ia melihat Karry lewat sudut pandang yang berbeda?
Tinggal di Crown Garden, menjalankan tugas hampir seminggu ini, semakin memperdalam sikap Karry yang sesungguhnya. Baik sebagai bangsawan, atau sekadar remaja laki-laki normal di sekolah. Ia mulai tahu apa kesukaan Karry, apa opini Karry mengenai beberapa hal, baik penting atau tidaknya suatu tindakan baginya ataupun beberapa hal yang tak diucap tapi di mengerti olehnya sendiri.
Charlotta tidak tahu mulai kapan ia memberi diri untuk mengenali Karry lebih dalam, tapi perasaan itu sama sekali tidak membuatnya resah. Malah, ia sedikit nyaman. Bagaimana kisah-kisah itu berbuih dengan sendirinya, bagaimana perbuatan Karry yang tidak secara langsung dilihat oleh mata kepalanya sendiri namun membekas di hati, apakah sekarang Charlotta bisa untuk tidak peduli dengan perkataannya tadi siang?
Karry Wang yang pendiam, melihatnya berada di titik lemah. Dan itu bukanlah sesuatu yang bisa ia tunjukan ke siapapun. Kelemahannya adalah titik di mana ia merasa malu karena rasanya sudah kalah dengan waktu yang memberinya rintangan. Ia malu tidak bisa menahan itu semua dan akhirnya berurai air mata pertanda lelah. Karry melihat kekecewaan itu, tapi Charlotta tidak menyesal membiarkannya meneduhkan hatinya, bahkan menyentuh hatinya untuk didekap dalam balutan hangat yang tak kasat.
Karry berkata dalam tatapan mata, tanpa bertindak di antara buta. Dia peduli, walau tak nyata.
Jika benar begitu, apakah sekarang Charlotta bisa mengetuk palu untuk menutup rumus rahasia melepaskan Cindy dari rantai hubungan ini?
Charlotta memejamkan mata ketika kata-kata itu melintas cepat di depan matanya. Ia takut sekaligus malu untuk mengakui dalam hati.
Karena cara paling tangguh untuk melepaskan Cindy dari kehidupan Karry adalah...
Membuat Karry benar-benar jatuh cinta padanya.
***
Huoh. Berat ya buat Karry jatuh cinta. Hmm, apakah teman-teman punya ide buat bikin Karry jatuh cinta sama kalian? Hiyahaha hayo hayo rebut rebutan Karry nih sama Cindy, jangan mau kalah :v
Di tunggu part sambungannya yah. Kuusahakan apdet hari ini juga hehe.
Terima kasih^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Girlfriend (Re-Work)
Fiksi RemajaCompleted. Sebuah Perjanjian Mutualisme menyatukan hubungan Karry Wang dan Charlotta Smith yang saling membenci itu. Berkat masing-masing tujuan--Karry yang ingin melepas perjodohan dengan seorang gadis licik dan Charlotta yang berambisi tinggi untu...