8 : KARRY & CHARLOTTA

570 64 2
                                    

CROWN GARDEN, UPPER WEST SIDE
KARRY WANG DAN CHARLOTTA SMITH

Charlotta tidak tahu sejak kapan mulutnya ternganga dengan sedikit tengadah ketika matanya bertubrukan dengan sebuah bangunan besar di depannya, berdiri seperti gedung Pemerintahan di D.C. Jendela berukir klasik itu menyerang pandangannya dengan seribu kebisuan takjub.

Sebuah air mancur dengan semen putih berdiri apik di tengah taman yang luas dengan patung Flamingo berkaki panjang yang mengeluarkan airnya dari paruh. Seakan di sambar pemadangan yang berbeda dari jantung kota Manhattan, Crown Garden adalah seperti tempat di Inggris di tengah-tengah era modern kota New York.

Tunggu, ini kan tempat tinggal keluarga Asia. Kenapa begitu terlihat kebaratan? Bukankah seharusnya jendela seharusnya jendela tingkap dan bangunan kayu hangat seperti rumah-rumah vernakular di Cina? Kenapa seluruh rumahnya di cat putih megah seperti pribumi New York?

"Silakan," sahut seorang pria petugas keamanan yang membawanya dari depan pagar rumah ke hingga menginjak teras berkeramik mosaik yang eksotis.

Charlotta harus menahan desahannya ketika melihat ukiran Yunani melintang dan membujur di kusen pintu berukuran katedral dengan panel-panel dan besi bermotif mosaik yang cantik. Marmer yang diinjaknya begitu licin, seperti dipoles setiap hari tanpa ketinggalan jadwal. Bayangan akan keluarga Asua yang ada di kepalanya pun seketika runtuh. Ini sama sekali golongan Asia yang kekayaannya berbeda.

"Maaf. Kalau boleh tahu, ada berapa orang yang tinggal di tempat sebesar ini?" tanya CS tanpa mengalihkan pandangannya dari tiap ukuran yang sangat mendetail di sekitar pilar dan kusen pintu itu.

"Hanya anggota keluarga Wang. Nyonya besar, Tuan besar, Tuan muda pertama dan kedua serta beberapa pelayan. Tapi pelayan tidur di Yayasan mereka yang tidak jauh dari sini."

"Jadi, secara teknis hanya empat orang?"

"Ya."

"Kau serius? Rumah sebesar ini seharusnya bisa---"

Tiba-tiba pintu yang ada di depannya mengerek pelan, membelah terbuka ke dalam lalu menyinari sebagian ruangan itu dengan sinar mentari yang menyorot, membelah kegelapan di tiap keritan bunyi pintu itu.

Petugas yang berdiri di sebelah CS tadi langsung berlari ke depan pintu dan membungkuk pada seseorang. CS yang melihat itu mengernyit bingung, tapi setelh ia melihat barang hidung Karry muncul dengan sorot matanya, ia mendesah.

"Penyambutanmu berlebihan sekali."

Tak menggubris cibirannya, Karry melangkah mendekat ke arahnya tanpa suara.

"Ini," Charlotta menyerahkan kantung kertas berisikan kemeja seragam cowok itu yang sudah di berikan dengan gerak acuh. Karry menatap kantung itu sejenak, sebelum mengambilnya. Lalu dengan kasar melempar kantung itu ke lantai, mengambil isinya.

"Jadi, apa yang harus kulakukan? Hei, Karry, kenapa rumah besarmu hanya empat orang saja yang kau isi?"

"Ikut aku," sela Karry cuek sambil memimpin langkah ke dalam ruang tamu dengan langit-langit yang sangat tinggi dan berkubah apik. Tepat di atas kubahnya, ada polesan lukisan berseni tinggi di sana. Beberapa pilar besar menyempit di sudut dinding berlapis cat klasik bercorak inggris dengan beberapa panelnya terdapat foto-foto yang dibuat dari pelukis profesional.

CS tidak tahu sampai di mana ia harus menghentikan rasa takjubnya pada segala hal yang ada di depan matanya. Guci besar yang menyudut di ruangan dengan corak kaligrafi eksotis khas Tiongkok menghiasi hampir seluruh rumah. Sebuah lampu gantung kaca berklian menggantung anggun, memberi pantulan aurora di beberapa dinding ketika sinar matahari menyorot lewat jendela besar di dalam ruangan.

The Prince's Girlfriend (Re-Work)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang