CROWN GARDEN
TANIA DAN MARCUS"Jadi kau mengikuti Charlotta sampai di sini?" Seorang wanita berkerudung hitam berjongkok di belakang semak-semak gendut di pinggir jalan setapak yang mengarah pada gerbang berbalut rumput lebat itu. Marcus, dengan topi bundarnya menunjuk pagar yang menjelma rumput tinggi itu sambil meyakinkan Tania.
"Pintu itu adalah pagarnya. Saat aku sampai di belokan tadi saja aku harus sangat hati-hati kalau bukan dengan penjaga rumah itu."
"Heh, itu bukan penjaga rumah! Itu Penjaga Gong Gong! Lihat saja pakaian dari serat bambu yang kuat itu. Pasti diimpor langsung dari abad kekaisaran dinasti Qing!" sambar Tania masih berusaha melongok, mencari celah di antara rerumputan berupa gerbang itu.
"Hah? Kau bilang apa? Aku tak mengerti." Marcus yang bukan campuran tiongkok itu mengernyit dalam, memandang Tania seakan sedang bicara aneh.
Dengan resah wanita itu berdecak, "aduh. Pokoknya dia itu bukan penjaga biasa. Mereka di datangkan langsung dari perkumpulan penjaga di Beijing dari masa Dinasti Qing," jelasnya membuat Marcus manggut-manggut. Padahal, dia tidak begitu paham juga. Bagaimana pun, menurutnya, mengenal pribumi tiongkok dan berbagai sejarahnya sangat sulit. Jadi, dari pada dia pusing, lebih baik dia menjauh.
"Tapi, bagaimana caranya benda itu bisa masuk?" gumam Tania memanjangkan leher, terus mencari celah.
"Bukankah sudah kukatakan, aku juga tidak tahu!" seru Marcus terus-terusan menjelaskan. Sudah hampir lima kali Tania terus menanyakan hal yang sama dengan jawaban yang sama pula. Memang dia pikir tiap detiknya ia bisa mengubah jawaban itu? Dasar wanita.
Sebelah tangan Tania di masukkan ke dalam saku celananya sambil bergumam, "mungkin aku harus menghubunginya."
Tangan Marcus mencegah Tania sebelum menekan tombol.
"Percuma. Tidak ada sinyal di sini. Lihat." Marcus menujuk dengan bola matanya ke arah layar ponsel. Lalu menyadari hal itu, Tania kembali mendesah, "benar-benar hebat. Bahkan sampai sinyal saja di blok oleh mereka. Aku penasaran, seberapa ketatnya penjagaan di sini."
"Pasti kau tahu lah! Ini kan kekeluargaan Wang, keluarga terkaya di asia!" ujar Marcus melebih-lebihkan.
"Tapi aku masih tak habis pikir saja bagaimana Karry mau membantu Charlotta sampai anak itu sendiri menyetujuinya." Tania mengalihkan topik yang langsung di sambar Marcus cepat-cepat sedikit menekan.
"Aku juga! Aku tak menyangka mereka akan sedekat ini. Bahkan di sekolah, kau harus tahu, nilai Charlotta makin meningkat. Dan kurasa ini berkat keinginan tulusnya yang ingin belajar menempuh pendidikan yang bagus untuk kuliah nanti."
Terdengar Tania menghela napas panjang sambil menurunkan kain kerudungnya dari atas kepala. Ia kelelahan sembari memijat-mijat lehernya.
"Jadi ini alasannya aku tidak bisa menelepon Charlotta. Pantas saja. Semua sinyal di blokir kecuali panggilan dari dalam langsung. Oh! Oh! Kita harus kembali besok pagi untuk mengambil gambar dan menujukkannya pada James!"
Macus melotot menatap Tania yang bersemangat tiba-tiba itu.
"Tania! Malam saja kita sudah hampir mati ketahuan, bagaimana siang? Penjagaan pasti lebih ketat!"
Marcus memandang wanita yang menerbitkan senyum liciknya itu kemudian berbisik, "tenang saja. Rencanaku pasti berhasil."
Lalu Marcus hanya menepak dahinya keras-keras sebelum Tania mendesis menyuruhnya jangan berisik.
***
Yak, mungkin bagi kalian part ini berasa ga ada apa-apa. Tapi percaya, cepat atau lambat kalian akan tahu maksudnya si Tania dan Marcus ini. Hehe
Di tunggu part selanjutnya ya! Terima kasih untuk votes dan selalu menunggu^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Girlfriend (Re-Work)
Dla nastolatkówCompleted. Sebuah Perjanjian Mutualisme menyatukan hubungan Karry Wang dan Charlotta Smith yang saling membenci itu. Berkat masing-masing tujuan--Karry yang ingin melepas perjodohan dengan seorang gadis licik dan Charlotta yang berambisi tinggi untu...