54 : CHARLOTTA DAN ...?

430 41 4
                                    

CROWN GARDEN
CHARLOTTA DAN..?

Sudah beberapa kali Charlotta menguatkan pikirannya untuk berhenti merasa gugup tiap kali bersama Karry. Sialnya, perkataannya semalam terus menerus memenuhi kepalanya dengan sejuta perasaan tolol. Bahkan biasanya Charlotta yang mengatakan sampai jumpa ketika di pertigaan lorong, kali ini ia membiarkan hening merambat hingga masuk ke dalam kamar. Membiarkan Karry terdiam dalam bimbangnya. Ia masih belum siap merasakan dentum hatinya yang melompat-lompat diluar normal. Ia tidak bisa terus-terusan merasakan wajah Karry yang kalang-kabut memenuhi kepalanya.

Seperti ada nyamuk di depan wajahnya, Charlotta menepuk udara, tersadar dari lamunannya. Ia menatap bayangannya di cermin berukir kaligrafi china dari emas seukuran tubuhnya. Kain sifon putih di bungkus biru dongker selutut dari pinggang dan beberapa hiasan pita merah muda menjalar di beberapa jumput kainnya. Poninya di jepit ke belakang, menampakkan wajah lelah dan lesunya di cermin. Kemudian dengan resah ia berkata pada kembarannya itu.

"Charlotta, kenapa kau sangat merasa tolol ketika kau menyukai seseorang?"

Tok tok tok.

Pintu kamar diketuk dari luar. Charlotta berteriak mengijinkan orang itu masuk lalu muncullah Susan dengan secarik surat di tangannya. Berjalan sedikit tergesa-gesa menghampirinya.

"Nona, ada surat misterius. Katanya, ini untukmu," kata Susan dengan logat khas Iggrisnya. Charlotta mengerutkan kening sebelum menerima benda itu.

"Siapa yang memberikannya padaku? Jangan bilang ini teddy bear..?"

"Sepertinya bukan. Aku mendapatkannya tergeletak di depan pintu kamarmu ketika aku ingin menanyakan apakah kau ingin minum teh bersama Tuan muda Karry di taman Fulong."

Charlotta makin berkerut. Tawaran itu jelas ditolaknya.

"Tidak. Aku akan membaca surat ini lebih dulu. Ehm, kau.. beritahu saja dia kalau aku sedang berlatih perkalian tingkat ganda di kamar. Oke?"

Belum sempat Susan menjawab, tubuh wanita itu sudah di giring paksa lebih dulu untuk segera keluar dari ruangan. Pintu berdebam tertutup, kemudian dengan sedikit penasaran, ia duduk di sofa dan membuka surat misterius itu pelan-pelan.

Satu dua, tebak aku.
Tiga empat, apa kau tahu aku?
Lima enam, kau berkerut bingung.
Tujuh delapan, kau pasti akan mencari tahu.
Sembilan sepuluh, temui aku di studio satu! ^^

-J

Rasanya Charlotta ingin meremas kertas dengan tulisan tangan itu hingga hancur. Permainan iseng macam apa ini? Siapa pula yang menuliskan pernyataan konyol seperti ini dan menaruhnya di depan kamar? Ryu sudah pulang ke Jakarta, Nic sedang ke Broadway, Karry... Charlotta menggeleng keras. Apalagi dia, sangat tidak mungkin memberikan hal yang sangat membuang energinya itu. Terlebih, ada inisial J di bawahnya? Oh, apakah Cindy ingin menjebaknya?

Seketika bibir Charlotta membeku. Ia merasa pendengarannya mendesing keras ketika wajah Cindy berkelebat di depan matanya.

Ia menelan ludah pelan-pelan, ingin mengusir takut.

Untuk apa Cindy mempermainkannya dengan cara seperti ini? Charlotta kembali melihat tulisan itu dan membaca.

Studio satu? Di mana itu? Charlotta berkerubung dengan pertanyaan batin. Tanpa sadar, rasa penasarannya memuncak. Dengan segera, ia memakai sepatu old schoolnya dan beranjak menemui Susan.

***

Studio satu..

Charlotta menemukan papan nama kecil yang menempel di sebelah pintu besar berdaun pintu dua dengan ragu. Ia menatap tulisan di surat itu lagi, lalu mengecek sekali lagi.

The Prince's Girlfriend (Re-Work)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang