Eunha POVSetelah kepergian kakakku dengan dama, aku pun merasa bisa lebih tenang, memang sangat berat merelakan orang yang paling berarti dalam hidup kita, tapi jika itu yang terbaik, kita pun tidak bisa terus berlarut dalam duka, namun walau pun urusan kakakku sudah selesai dan aku pun sudah bisa memulai hidup baru, karakter ku yang dingin sepertinya belum atau tidak bisa di rubah lagi kepada kerakter ku yang sebelumnya, mungkin lebih baik seperti ini, agar aku pun bisa tahu, mana saja orang yang bisa melihat kehangatan yang ada pada diriku , aku yakin .. seberapa dinginnya aku, bila mereka bisa melihat kehangatan yang ada dalam diriku, atau bisa melihat sisi lain dari diriku, pasti mereka pun akan menerima dan menyayangi apapun yang ada pada diriku, tak peduli bagaimana aku.
Ah iya, aku jadi teringat si pohon kelapa itu, apa dia baik-baik saja ? Aeingat ku kemarin-kemarin itu tubuhnya terlihat kurang sehat, aku pun belum melihatnya sampai hari ini.
" Eunha, mengapa kau melamun ? Ada yang kau fikirkan ? "
Ucap Jin membuyarkan lamunan ku, sekarang kita memang sedang berdua berjalan di koridor sekolah untuk pulang, aku pun hanya menggelengkan kepala ku saja untuk menjawabnya, memang sampai saat ini mungkin baru Jin yang masih bertahan dekat dengan ku walaupun aku selalu bersikap dingin kepadanya, sebenarnya aku tidak berpacaran dengannya, kita bisa dekatpun karena Jin merupakan anak dari sahabat Ayah, maka dari itu orang tua dia dan Ayahku menyuruh Jin untuk selalu dekat dengan ku bahkan mengantar jemput ku selama ini, Jin memang sudah menyukai ku sejak lama, tapi aku memang bukan orang yang gampang jatuh hati, namun sepertinya .. aku akan mulai belajar untuk membuka hatiku untuknya, karena sejauh ini dia bisa menerima apa adanya aku, sudah beberapa kali dia meminta ku untuk menjadi pacarnya, namun aku selalu menolak nya, sampai terakhir dia meminta ku untuk menjadi pacarnya saat kita lari pagi hari itu, dia kembali mengutarakan cintanya, namun belum juga aku terima, di hari itu .. selain aku kembali menolak Jin, di hari itu juga aku melihat pohon kelapa itu, dia seperti tertangkap basah menguping pembicaraan kami, sebenarnya itu adalah kejadian yang sangat lucu, walau saat itu aku seperti marah padanya, namun setelah aku meninggalkan tempat itu, aku tertawa sangat puas saat itu, lucu saja melihat ekspresi pohon kelapa itu, terkejut dan malu sepertinya dia rasakan dalam waktu yang sama saat itu, hmm kemana dia sekarang ya.
"Benarkah ? Dia pergi ke kolam itu ? "
"Iya, aku tahu itu dari petugas kebersihan kolam, tadinya aku hanya ingin bertanya tentang bagaimana kelanjutan lomba itu, kebetulan saja tadi dia sempat ke kantin sekolah, dan aku iseng saja menanyakannya, lalu saat kita mengobrol, dia memberitahu bahwa Sowon pergi ke kolam itu sendirian "
"Apa dia akan menyelidiki misteri kolam renang maut itu ? "
"Aku tidak tahu, namun seharusnya dia tidak sendirian disana, tapi semoga saja dia tidak berlama-lama disana, karena menurut petugas kebersihan kolam dia kesana hanya ingin melihat-lihat saja "
"Ah syukurlah kalau begitu, kalau dia berlama-lama disana, lebih baik kita temani saja dia, sekaligus mencari perhatiannya hehe "
"Aishh kau ini masih sempat-sempat nya berfikir begitu "
Saat aku masih berjalan di koridor, aku mendengar dua orang murid yang sedang berjalan di dekat ku membicarakan tentang kolam renang dan menyebut nama Sowon, sebenarnya .. aku tidak ingat siapa nama pohon kelapa itu, namun entah mengapa aku yakin saja bahwa yang mereka bicarakan adalah dia .
"Jin, apa kau tahu nama si pohon kelapa itu ?? Ah emmm maksudku gadis tinggi itu " Tanyaku pada Jin untuk meyakinkan
"Gadis tinggi ? Maksud mu Sowon ? " Jawabnya
"Ah sowon, Jin kau tadi mendengar apa yang dibicarakan dua murid itu tidak ? " Tanyaku
"Yang mana ? Aku tidak terlalu memperhatikan hehe, aku tadi sedang memainkan ponselku " Jawabku
KAMU SEDANG MEMBACA
School Ghost [DINOVELKAN]
KorkuTeriakan dan tangisan itu .. Selalu terdengar jelas di telinga ku. Sosok-sosok itu .. Tak pernah permisi mendekati ku. Aku kesal mengapa aku dilahirkan seperti ini, mereka yang lancang selalu mengganggu ku, namun ternyata .. bukan tanpa alasan hadir...