Sowon POV
Aku tak pernah menyangka, hanya dalam beberapa jam terakhir saja, aku mendapat kabar yang sama sekali tak pernah aku bayangkan sebelumnya, berawal pada pagi hari disaat baru saja aku masuk ke dalam gedung sekolah, aku mendengar bahwa semua murid diharapkan berkumpul semua di lapangan, semenjak aku masuk ke sekolah ini, ini adalah kali pertama aku mendengar bahwa kami semua di kumpulkan di lapangan, entah ada apa aku hanya mengikuti perintah, aku mulai berbaris berkumpul dengan teman-teman yang aku kenali, banyak dari kami yang bertanya-tanya mengapa kami tiba-tiba di kumpulkan seperti ini pada pagi hari, lalu selang beberapa waktu kemudian bapak wakil kepala sekolah berdiri di hadapan kami dengan microfon berdirinya, dan pengumuman yang di keluarkan dari mulut beliau lah yang menjawab pertanyaan kami, dia mengumumkan berita yang membuat hampir semua murid disini menjadi gaduh tak percaya, sampai kegaduhan ini sempat di tenangkan oleh beberapa guru, namun aku tidak memperdulikan kegaduhan yang terjadi, karena ada hal yang jauh lebih mengalihkan fikiran ku, yaitu saat aku mendengar ada seseorang yang pingsan, kebetulan tempat dimana seseorang pingsan tersebut ada di beberapa baris di samping kanan ku, karena feeling ku yang cukup kuat untuk menghampiri aku berlari kearah sana, dan dilihat lah orang yang begitu aku kenali tergeletak di atas lapangan ini, aku masuk ke sekuruman orang yang mengelilinginya, tanpa berfikir panjang dan tanpa meminta bantuan orang lain, aku menggendong tubuh mungil ini menuju UKS, ada beberapa temannya yang mengikuti ku dari belakang, setelah sampai di UKS aku membiarkan teman-temannya untuk kembali saja, aku menunggunya sampai dia sadar, aku faham mengapa dia seperti ini, karena berita itu.. pantas saja dia seperti ini, aku pun masih belum percaya dengan berita itu, pria yang banyak di kagumi di sekolah, pria yang baru saja beberapa hari kemarin masih bertemu dengan ku, sekarang dia sudah tiada ? Aku yakin akan sangat banyak orang yang kehilangannya.
Saat Eunha sadar mungkin dia belum bisa menerima kenyataan, bahkan dia berbicara hal yang tidak masuk akal saat dia mengatakan bahwa Jin masih datang ke rumahnya tadi malam, aku hanya bisa diam memakluminya.
Namun ternyata tidak sampai sini saja berita yang mengejutkan banyak orang, setelah Eunha bertukar pesan dengan ayahnya dan Jungkook, kami berdua datang ke rumah duka keluarga Jin menggunakan taxi, disana Eunha menangis tepat di depan peti mati Jin, yang bisa aku lakukan hanya berada di sampingnya dan membiarkan dia menangis di bahuku, setelah itu Eunha terlihat ingin berkomunikasi dengan keluarga Jin namun nampaknya dia merasa ini bukan waktu yang tepat, lalu tiba-tiba Eunha berlari ke arah luar, aku menyusulnya dan menanyakan apa yang sedang dia cari, lalu dia menjawab dia melihat Jungkook, namun aku melihat ke kanan dan ke kiri pun tidak ada Jungkook disini, aku berfikir mungkin Jungkook sedang mengambil sesuatu dahulu, aku mengajak Eunha untuk menunggu Jungkook disini saja, beberapa saat Jungkook tidak juga kembali sampai ada Yeri dan temannya menyapa kami bahkan mengajak kami untuk pergi bersama ke rumah sakit atau ke rumah Jungkook, dari sana aku tidak mengerti apa maksud mereka, mengapa kami harus ke rumah Jungkook sedangkan Jungkook pun sudah berada disini, mereka juga kebingungan mengapa respon ku seperti ini, sampai akhirnya mereka memberitahu aku dan Eunha, bahwa tidak mungkin Jungkook berada disini karena Jungkook sudah meninggal, satu lagi berita yang membuat ku mengira ini semua adalah mimpi, sampai keraguan ku di pecahkan saat Ayah Eunha datang dan membenarkan semua berita yang kita semua terima.
Aku dan Eunha saling terdiam diluar, sama-sama melamunkan apa yang kita dengar, keheningan pecah saat Eunha berkata bahwa apa yang dia katakan kepada ku di UKS tadi adalah benar, semalam Jin memang mendatangi rumah Eunha bahkan sempat mengobrol, dan keganjilan pada percakapan antara Jungkook dan Eunha di line pun sepertinya menguatkan pertanda bahwa itu adalah wujud dari sapaan terakhir mereka, kami hanya berharap bahwa itu memang salam terakhir mereka, jangan sampai kematian mereka menyisakan dendam atau meninggalkan sesuatu hal yang bisa membuat mereka terjebak di alam manusia yang sudah bukan alam mereka lagi, aku terus menguatkan Eunha agar bisa sabar menerima semua ini, dia pun memeluk ku dan menangis di pelukan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Ghost [DINOVELKAN]
TerrorTeriakan dan tangisan itu .. Selalu terdengar jelas di telinga ku. Sosok-sosok itu .. Tak pernah permisi mendekati ku. Aku kesal mengapa aku dilahirkan seperti ini, mereka yang lancang selalu mengganggu ku, namun ternyata .. bukan tanpa alasan hadir...