[Part] - 7

925 62 7
                                    

06.15

Hauli : Hari ini gua sekolah kok, gua udah di kelas, cepet kesini

Cindy : Sip gua masih di jalan, bentar lagi nyampe

5 menit kemudian...

Cindy datang dari balik pintu kelas dan berteriak mendekat padaku

"Heh lu kemana aja sih gua kangen banget"

"Leh baru sehari aja gua ga masuk kangennya udah kaya gini, kalau 1 minggu gimana ya"

"Kalau 1 minggu gua udah mati karena bosan Li"

"Ih alay banget lu Cin"

Kami tertawa bersama. Kami juga mulai menyiapkan beberapa buku pelajaran untuk pembelajaran pertama

(Tettt Tettt Tettt)

Bel istirahat telah berbunyi. Aku dan Cindy membawa bekal kotak makan dan berniat memakannya di meja kayu yang terletak di depan kelasku.

Kami meletakan kotak makan di atas meja kayu. Cindy duduk dan menjaga tempat makan selagi aku pergi membeli minuman ke kantin

"Gua ke kantin dulu ya, nitip kotak makan gua"

"Balik ke sini kotak makan lu udah abis"

"Serah lu Cin"

Ucapku sambil memukul pundaknya. Aku pergi ke kantin dengan berjalan santai sendirian.

Aku berniat mencari Teh Kotak di kulkas yang ada di kantin. Tetapi aku tidak menemukannya. Aku sedikit berjinjit dan melihat lebih tinggi. Ternyata Teh Kotak terletak di kulkas paling atas dan paling ujung. Aku mencoba menjinjit lebih tinggi lagi dan meraihnya dengan tangan, tetapi tetap tidak sampai.

Tiba tiba ada sebuah tangan yang sampai meraihnya dan memberikan Teh Kotak itu padaku. Aku berbalik dan terkejut ketika melihat wajah di balik rasa pedulinya padaku

Avry memberikan Teh Kotak itu padaku tanpa berkata. Dia segera pergi bersama teman temannya setelah memberikanku Teh Kotak. Aku masih terdiam kaku setelah melihat dan merasakan apa yang sebenarnya terjadi.

Aku segera membayarnya dan berlari kembali ke meja kayu yang sudah di booking oleh Cindy. Bahkan tubuhku masih bergetar tidak percaya bahwa Avry akan melakukan hal sebaik itu

"Cin, tadi Avry bantuin gua di kantin ngambil Teh Kotak gara gara gua ga nyampe"

"WAH?"

Teriak Cindy dengan spontan dan ekspresi tidak percaya

"Shutt ih jangan keras keras"

"Ohh iyaa maaf, serius Li?"

"Iyaa, tubuh dia memang lebih tinggi dari gua kan? Bahkan tinggi gua tuh setelinganya dia"

"Setau gua Avry tuh benci dan selalu ngehindar dari lo, tapi kok?"

"Gua juga ga ngerti Cin, udah ah jangan bahas dia lagi"

Aku dan Cindy segera memakan bekal kotak makan. Aku terus memikirkan tentang hal tadi. Seakan akan aku merasakan bahwa ini hanyalah mimpi

Waktu memang terus bergerak sangat cepat. Kami sudah melaksanakan pembelajaran ketiga dan keempat. Bel pulang sudah berbunyi kembali.

Aku keluar kelas dan segera menggunakan sepatu. Aku melihat Rafdin berjalan dari arah kantin dan berlari mendekatiku

"Uli, aing besok mau jalan jalan sama Ciwan"

"Ciwan? Ridwan?"

"Iya ih eta bolot ti kamari"

"Hehehe, besok hari sabtu ya?emang engga ada acara osis gitu? Kita kan anggota osis"

Waiting For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang