06.09
Avryen : morning, jangan lupa sarapan yg banyak, gua gamau lu sampe sakit
Aku membaca pesan yang tadi pagi tidak sempat kubaca sambil melihat Avry yang duduk di bangkunya dengan tatapan kosong sambil memainkan pulpen yang ia pinjam dariku. Pulpen itu terus dia putar putar dengan jari tangan kanannya
Bahkan dalam keadaan seperti ini, Avry masih peduli denganku. Dengan niat iseng, aku mencoba mengajaknya mengobrol
"Yen"
Avry memberhentikan putaran pulpennya. Ia terdiam, tapi tidak menengok kebelakang
"Yennnn tau ga"
"Ga"
Jawabnya dengan singkat padat dan jelas sambil kembali memainkan pulpen
"Kalo lu bete, gua juga ikut bete"
"Ga jelas lu"
"Ibarat gini deh, ada kodok sama ikan, si ikan tiba tiba marah ke kodok, si kodok udah baik malah di marahin, si kodok ikut kesel ga?"
"Kesel"
Kami terdiam kembali. Semua yang kukatakan sia sia. Dia tidak menanggapi apa yang baru saja tadi aku ucapkan
Saat bel pulang berbunyi. Avry lah yang pertama keluar dengan terburu buru sambil menggendong tasnya dengan satu tangan
"Vry! Mau kemana?"
Teriak Derril
"Males anjing, sekolah gaada apa apa juga, lagi banyak pikiran mending ngadem dirumah"
Jawab Avry sambil pergi ke arah parkiran sepedah. Rasanya aku juga ingin berteriak
"Yen! Mana pulpen gua yang tadi lu pinjem?"
Tapi itu semua hanya bisa kutahan di dalam hatiku. Aku mengikhlaskan pulpenku yang ia bawa, ntah itu akan dia terlantarkan atau di simpan dengan baik
Karena ikut merasa bete. Aku juga ingin pulang kerumah dan menenangkan diri. Dirumah, aku hanya berbaring di lantai kamarku tanpa bantal atau alas apapun. Aku melihat lampu kamarku yang menyorot begitu terang ke mataku. Aku mencoba menggapainya dengan tangan kananku yangku angkat
Tapi aku sadar, itu terlalu jauh dan aku juga terlalu malas untuk berdiri dan mencoba menggapainya dari dekat, seperti itukah beratnya berjuang untuk sesuatu yang kita inginkan?
Kumohon. Apakah kau mau menunggu? Apakah kau mau tinggal? Paling tidak sampai cahaya tidak akan pernah menerangi hidupku lagi. Saat kau pergi, kepercayaanku hilang. Aku juga kehilangan semua yang telahku temukan
Perasaan mendalam, siulan hati. Itulah yang kudengar saat kau disisiku. Ya, itulah yang kudengar saat kau disisiku
Tapi, saat kau pergi, semua siulan itu menghilang. Aku kehilangan iramaku, aku juga kehilangan jiwaku
Maka, dengarkanlah aku sebelum kau katakan bahwa semua ini telah berakhir. Aku hanya ingin kau tahu, bahwa kita harus terus, harus terus bersama. Maka jangan biarkan ini menjadi siulan terakhir kita
Air mata jatuh kembali. Apakah aku akan menjadi orang yang cengeng? Shit. Tiba tiba hpku berbunyi, aku mengelap air mataku dan segera bangun untuk melihatnya
18.22
Avryen : *sent a picture*
Aku membukanya. Betapa kagetnya diriku saat kulihat foto itu, foto itu adalah sebuah tangan yang sedang memegang rokok yang sudah setengah pakai. Apakah itu tangan Avry? Tiba tiba aku teringat kata kata Akbar waktu itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For Love
Teen FictionWaiting is the hardest part. What would you thinking if your ex is a famous hacker in the underground world? Petualangan Hauli dan Avry akan mengajak kalian untuk mengenal lebih jauh tentang pahitnya kehidupan asli remaja di sekolah. Dari mulai kese...