[Part] - 62

495 37 2
                                    

Aku membaca buku novel yang berjudul Black Cat sambil diam diam memakan keripik pedas di dalam kelas. Aku menyembunyikan makananku di balik buku karena tidak ingin terlihat oleh cctv

Ini adalah waktu istirahat. Semua siswa dan siswi di wajibkan makan di food area, bukan di dalam kelas. Tapi banyak sekali anak kelas 9 yang sudah  keluar dari tata tertib sekolah

Aku melihat Avry yang sedang sibuk memainkan laptopnya di pojok meja guru. Minggu ini, setiap istirahat maupun jamkos, Avry selalu saja diam disana sambil memainkan laptopnya, karena disana ada colokan listrik untuk mengecas laptopnya

Aku tidak pernah mendekati atau mengganggunya jika ia sedang serius di depan laptopnya. Aku hanya melihatnya dari kejauhan. Tiba tiba Rio dan Daffa terlihat datang mendekati Avry dan mengganggunya

"Vry, lu mau ikut main ucing ucingan ga?"

Tanya Daffa

"Ga"

Jawab Avry dengan dingin

"Ayolah Vry, kali kali main lah sama kita"

Ucap Rio sambil iseng menarik kursi yang Avry duduki

"Diem anjing, bocah emang ga bisa diem"

Ucap Avry sambil terus fokus melihat layar laptopnya. Rio dan Daffa pun pergi keluar kelas dan meninggalkan Avry disana

Lalu Arka pun datang menghampiri Avry dari pintu kelas dan duduk di atas meja guru sambil melihat apa yang Avry lakukan. Aku pun mengupingnya

"Ngapain Vry"

"Biasa lah"

"Anjay ampun master"

"Master master matamu"

"Wkwkwk"

"Pengen ikut atma asta bareng doi, tapi lagi ga punya uang gua"

"Emang lu punya doi?"

"Anak haram lu ya"

"Nanya cok"

"Iya balikan gua sama yang dulu"

"Rachell?"

"Palalu"

"Dhita?"

"Ga"

"Sapa cok?"

"Cewe gua emang banyak ea, tapi yang gua sayang cuma satu"

"Rachell fix"

"Bukan bangsat"

"Ya ampun gua lupa, wkwkwkw mantan kelas tujuh ya? Hauli?"

"Yoi otewe enam bulan"

"Woi kok enam sih, satu kali"

"Lanjut yang dulu"

"Masyaallah, kok gua baru tau sih"

"Silent aja sih, cukup gua sama dia aja yang ngerasain bahagianya"

"Fiqri tau? Akbar?"

"Ga, lu diem ya, jan kasih tau sapa sapa, ntar dia marah mati lu"

"Fiqri udah kek lupa aja gitu sama kita, tiap hari dia bareng anak motor trus, kalo Akbar dari pagi ampe sore bucin aja trus sama si Rafdin"

"Biarin, itu hidup mereka kan, gua ga ngurusin juga, bodo amat anjenk, temen ga itu itu doang kali"

"Iya sih, eh lu ga bucin gitu sama si Uli?"

"Ga"

"Lu bisa ajarin dia sqli ama hek hek sambil modus"

Waiting For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang