[Part] - 80

391 37 4
                                    

Aku kaget sekaligus kecewa karena mempergok Avry sedang merokok bersama teman temannya. Aku hanya diam berdiri menatap Avry tanpa berkata. Aku tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun

"Oh ini toh yang namanya Dhita, cantik juga Vry"

Ucap Jems sambil tertawa. Jems benar benar ketinggalan banyak informasi karena dirinya sendiri yang susah di kontak

"Diem lu, Avry putus sama Dhita udah dari lama"

Bisik Sadam sambil menginjak kaki kanan Jems

"Eh, terus ini siapa? Yang baru Vry?"

Tanya Jems dengan polos sambil mengangkat sebelah alisnya

"Hauliiii"

Bisik kembali Sadam dengan nada suara yang lebih pelan

"LU BILANG HAULI?!"

Teriak Jems kaget sambil bersujud di hadapanku. Sadam menepok jidatnya sambil terus menginjak kaki Jems

"Kenapa?"

Tanyaku dengan nada kesal

"Ampunnnn, saya minta maaf, maaf ya mohon banget maaf"

Aku tidak mengerti kenapa Jems tiba tiba takut saat mendengar namaku. Bahkan teman teman Avry yang lain, Sadam, Jordan, Adamsa dan Nicholas hanya diam dan menunduk tidak berani bicara

"Puas ya ngerokoknya?"

Tanyaku pada Avry sambil menarik tangan Cindy untuk pergi kembali ke rumah Nuha

"Li, dengerin dulu penjelasan gua!"

Teriak Avry sambil berlari mengejarku. Dia menarik tangan kananku, Cindy hanya terdiam dan tidak mau ikut campur dengan masalahku dan Avry

Cindy juga memberikanku jarak agar aku bisa leluasa mengobrol dengan Avry. Dia sedikit menjauh dariku dan diam di sudut jalan

"Lee maafin gua, tolong jangan marah"

"Maaf aja terus, tapi di ulang ulang!"

"Diulang lagi putus deh, kapok gua udah, nyesel banget, iya gua emang salah, tolong maafin gua untuk kali ini aja"

"Tau dah"

"Yauda, lu boleh marah, emang gua yang salah"

"Gua kasih kesempatan buat yang terakhir kalinya!"

Ucapku sambil menunjuknya dengan tangan kiriku. Mataku mulai berkaca kaca

"Kalau ngulang lagi gimana?"

"Mau tau? Coba aja!"

"Arkhh lu kecewa banget ya pasti, gua minta maaf sekali lagi dah"

"Jangan deketin gua lagi!"

Ucapku tegas sambil meneteskan satu air mata

"Yauda, serah lu lah, gua cape jadi anak baik, pengen rasanya gua berontak"

Jawab Avry sambil melepaskan pegangannya perlahan dari tangan kananku

"Kenapa hah? Mau gimana lagi lu pada dasarnya emang salah!"

"Lu coba deh pukul gua pake stik baseball, biar gua geger otak biar gua amnesia jadi gua ga inget lu lagi. Gua lebih pilih lu tusuk gua pake piso rather dari pada bikin gua gaenak hati"

"Lu yan.."

Belum saja aku beres berbicara. Avry menyelaku

"Inget kan janji kita buat ga ninggalin satu sama lain? Gua sekarang lagi pertahanin itu mati matian. Sekarang aja sebenernya gua pengen putus kok, tapi gua sadar sama apa yang udah kita lalui bareng, kenangan, pengalaman, itu semua yang jadi alasan gua buat mikir dua kali sebelum putus"

Waiting For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang