[Part] - 21

622 38 4
                                    

"Ride with the mob, Alhamdulillah. Check in with me and do your job. Ferg is the name, Ben Baller did the chain. Tourneau for the watch, presi Plain Jane..."

Avry mengucapkan semua lirik lagu ini dengan cepat dan lancar. Di kelasnya, Avry di sebut sebagai king of rapper oleh teman temannya. Avry juga bernyanyi menggunakan gerakan tangannya yang menunjukan jari tengah

"...Yamborghini chain, rest in peace to my superior..."

"...Hermès link could feed a village in Liberia. TMZ taking pictures, causin' mad hysteria..."

"...Momma see me on BET and started tearin' up. I'mma start killin' niggas, how you get that trife?..."

"...I attended Harlem picnics where you risked your life. Uncle used to skim work, sellin' nicks at night..."

"...I was only 8 years old, watching Nick at Nite. Uncle Psycho was in that bathroom buggin'!..."

"...Knife to his gut, hope Daddy don't cut him. Suicidal thoughts brought to me with no advisory..."

"...He was pitchin' dummy, sellin' fiends mad ivory. Grandma had the arthritis in her hands, bad!..."

"...She was poppin' pills like rappers in society. I'll fuck yo bitch for the irony..."

"...I'll send Meechy at yo hoe if yo bitch keep eyein' me..."

Lagu terus berputar mengelilingi ruangan di dalam bis

"Anak hacker mah beda"

Bisik Cindy padaku sambil melihat Avry yang terus ngerap dengan gerakan tangannya

"Avry di sebut king of rapper ya? Arap juga tidak kalah jago dengannya, di osis Arap di sebut king of beatbox"

"Alah, beatbox mah gampang, tinggal muncrat sana sini, ujungnya mix penuh sama enzim"

"Enzim? Ludah maksud lu? Wkwkwk"

"Iyaa, biar berkualitas gitu, jadi gua bilangnya enzim"

Bis mulai memasuki kolong jembatan layang dan melewati pantai buatan. Pohon pohon tinggi dan besar terlihat jelas dari jendela

"Bar, pohon pinus! Pohon pinus!"

"Mana mana?!"

Arka dan Akbar terlihat bersemangat ketika melihat pohon pinus di Jakarta

"Anjay pohon pinus!"

Aku tertawa kecil melihat tingkah mereka yang konyol alias gak jelas

"Akbar sama Arka kaya orang autis sumpah"

"Belum pernah liat pohon pinus, jadi kaya gitu, hahahah"

Aku dan Cindy tertawa terbahak bahak sambil saling memukul pundak. Setelah lama menunggu. Akhirnya bis memasuki gerbang masuk dufan

Bu Tia membagikan 2 tiket kepada kami semua

"Pegang tiket nya ya! Ga boleh ilang, yang warna putih itu tiket ke dufan sama atlantis! Kalau yang warna hijau itu tiket makan siang di mcd"

"Siapp buu"

Ucap kami semua sambil menggendong tas dan bersiap keluar. Aku tidak lupa untuk mengeluarkan kamera pocketku

Cuaca di sini sangat panas. Muka ku sampai merah dan kering karena sinar matahari yang mencolok. Kami semua berjalan ke arah patung bertulisan dufan yang sangat besar

Bu tia mengeluarkan kameranya untuk selfie bersama anak anak. Aku dan Cindy berlari mendekat untuk ikut berfoto. Kami mendapatkan barisan paling depan

Waiting For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang