[Part] - 48

472 36 15
                                    

Di sekolah 11 jam yang lalu

Avry menggoes sepedah sekencang mungkin agar tidak terlambat datang ke sekolah. Akhirnya dia pun sampai di gerbang sekolah, untungnya kegiatan sholat duha belum di mulai

Avry segera menyimpan sepedahnya dan berlari masuk ke kelas

"Vry, lu tiap hari telat mulu"

Teriak Fiqri yang kebetulan lewat di depannya. Bahkan sahabat sahabatnya sudah membawa sajadah dan mengambil air wudhu

"Tungguin woi, telat bangun gua"

Jawab Avry. Setelah menyimpan tas, ia segera mengambil sajadah, mengambil air wudhu, dan berlari ke lapangan untuk menyusul Fiqri

Avry, Fiqri, Arka dan Akbar duduk bersama dalam satu barisan. Mereka mengobrol di saat pak syahrul sedang berceramah di depan

"Eh kutil, sekarang tanggal berapa sih?"

Tanya Avry

"24"

"Bisa bantuin gua ga"

"Bantuin apa"

"Ini soal Dhita"

"Kenapa dia"

"Liat aja deh pulang sekolah nanti"

Semua murid berdiri dan bersiap untuk melaksanakan sholat duha bersama sama. Selesainya, Avry berpisah dengan teman temannya dan kembali masuk ke kelas 9A

Dia baru menyadari 1 hal saat memperhatikan bangku bangku di dalam kelas. Tidak ada tas Hauli

Avry keluar kelas untuk memastikan apakah Hauli tidak masuk atau datang terlambat. Tiba tiba Nuha dan Dinda lewat di depannya

"Eh eh liat Hauli ga?"

Tanya Avry pada Nuha

"Mati"

"Goblok, serius?"

"Bunuh diri, depresi"

Nuha dan Dinda langsung pergi dan berjalan ke arah tangga untuk menuju kelasnya di lantai 3. Avry kembali masuk ke dalam kelas, ia membuka hp dan menekan line

08.21

Avryen : telat?

Avry mengurungkan niatnya untuk bertanya. Ia menghapus apa yang dia ketik dan tidak jadi mengirim pesan pada Hauli. Ia pun mematikan hpnya

Bel berbunyi pertanda pelajaran pertama akan di mulai. Avry menengok kebelakang seperti biasanya untuk meminjam pulpen kepada Hauli

"Eh lupa, Hauli kan ga masuk"

Ucapnya dalam hati. Untuk hari ini, tidak ada pulpen baginya

Waktu terus berjalan. Bel untuk istirahat pertama pun berbunyi, Avry mengeluarkan laptopnya. Dia menengok kebelakang untuk bertanya apakah Hauli membawa earphone atau tidak, tapi dia terus lupa bahwa kenyataannya Hauli tidak masuk sekolah

Jam 12 pun datang. Ini waktunya para siswa lelaki termasuk guru untuk melaksanakan sholat Jummat. Lagi lagi Avry menengok kebelakang untuk meminjam sendal. Tapi akhirnya dia sadar, hari ini Hauli tidak ada untuk membuat semuanya menjadi baik baik saja

Tidak ada Hauli? Tidak ada pulpen. Tidak ada Hauli? Tidak ada earphone. Tidak ada Hauli? Tidak ada sendal.

"Lu kemana sih Li, gua butuh lu"

Ucapnya dalam hati. Tidak terasa waktu sudah menunjukan jam 3. Bel pulang pun berbunyi

Avry segera keluar kelas dan mencari Fiqri. Setelah bertemu, mereka berjalan bersama ke arah lapangan

Waiting For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang