Hauli pov
Hari pertamaku melihat ayah, aku masih berumur sekitar 3 tahun. Aku, ibuku dan kakaku menjemputnya di salah satu bandara di Jakarta, saat ayahku baru pulang ke Indonesia setelah bertahun tahun bekerja sebagai koki di USA
Ayahku membawakanku PS 2 atau Playstation 2. Game pertamaku saat itu adalah Digimon (Digital Monster). Karena sering kumainkan, aku jadi lebih mahir dalam game pertarungan. Sejak itu imajinasiku mulai tergali lebih dalam
Aku adalah seorang anak dengan 1000 imajinasi dari kecil. Saat umurku masih 5 tahun, aku pernah berimajinasi sebagai ksatria pedang dengan element es. Aku melawan musuh yang bernama Scorpio, dia adalah seorang kalajengking yang sangat amat jahat
Aku tidak punya teman. Aku mencoba untuk keluar rumah dan berinteraksi dengan beberapa anak dari tetanggaku. Mereka semua adalah anak lelaki yang umurnya sama denganku. Akhirnya aku adalah satu satunya anak perempuan di geng itu
Daniel, Jeremi, Marvel, dan yang terakhir adalah yang paling dewasa, Haikal. Kadang kami berimajinasi bersama sama dengan menggunakan raket bulu tangkis sebagai pedang, kadang kami juga bermain PS bersama di rumahku
Marvel memperkenalkan game baru padaku, yaitu GTA atau Grand Theft Auto dan Bully. Aku pun membelinya bersama dengan kakakku, dia juga ingin membeli game The Sims
Keseharian kami tidak bermain PS saja. Kadang kami bermain anjang anjangan, kadang kami juga berpetualang di belakang komplek. Mungkin Aku adalah anak perempuan yang paling pemberani di kota Bandung ini
Aku melihat banyak capung di rerumputan, aku mencoba menangkapnya dengan tangan kosong, aku mendapatkan 6 ekor capung
Aku juga menangkap beberapa jenis belalang, kami melihat ada yang menyalakan api untuk membakar sampah di sana. Kami mendekatinya dan membakar belalalangnya
"Bakar bakar belalang, ayo di beli di beli di beli"
Teriak Haikal
"Eh ini bisa di makan ga?"
Tanya Jeremi
"Makan yu makan, siapa yang berani coba duluan?"
Tanya kembali Marvel seolah olah menantang kami semua
"Aku aku akuu!!"
Teriakku dengan semangat sambil memakan seekor belalang matang. Haikal yang paling dewasa langsung memarahiku dan menyuruhku untuk memuntahkannya
"Hauli! Muntahin cepet"
"Udah di telen"
Haikal menepok jidatnya
"Gimana rasanya"
Tanya mereka semua penasaran
"Rasanya kaya tempe"
Saat umurku mulai menginjak 6 tahun. Aku mulai belajar sepedah roda 2. Setelah lancar aku, Daniel, Jeremi dan Marvel bermain balap sepedah di sekeliling komplek. Di hari itu Haikal tidak bisa ikut bermain karena harus belajar dengan ujian sekolahnya
Kami berhenti ketika menemukan beberapa anak perempuan bermain barbie di depan rumahnya
"Anak laki laki sana! Ini area perempuan, blweee"
Ucap Chaca sambil menjulurkan lidahnya. Ia menyisir semua rambut barbienya. Aku memperhatikannya dengan sangat bingung, kenapa anak perempuan senang bermain barbie? Aku lebih senang bermain PS 2 dengan yang lain
Sejak itu, aku sadar satu hal. Aku adalah anak perempuan yang tomboy. Umurku sudah menginjak 7 tahun, minggu depan aku masuk sekolah dasar. Aku membeli alat tulis dan papan dada untuk belajar bersama dengan Jeremi
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For Love
Teen FictionWaiting is the hardest part. What would you thinking if your ex is a famous hacker in the underground world? Petualangan Hauli dan Avry akan mengajak kalian untuk mengenal lebih jauh tentang pahitnya kehidupan asli remaja di sekolah. Dari mulai kese...