[Part] - 53

564 36 4
                                    

"Teh poci dua pa, satu cup kecil pake susu, satunya lagi cup besar original"

Ucap Cindy sambil memberikan uang kepada bapak penjual teh poci. Di hari jummat ini, kami langsung pergi jajan keluar wilayah sekolah setelah mendengar suara bel pulang

Tempat favorit untuk jajan di smpku selain kantin sekolah adalah PGSD. Tempat itu adalah tempat seperti peristirahatan untuk para mahasiswa yang berkuliah di sekitar sini

Di dalamnya ada lapangan rumput, lapangan futsal, lapangan basket, asrama, masjid dan kantin

Kantinnya pun besar dan lebih banyak penjual berbagai jenis makanan di dalamnnya. Ada teh poci, mojito, pop ice, ice cream, roti bakar, batagor, baso tahu, seblak, gorengan, bubur, kupat tahu dan nasi uduk

Kantin ini selalu ramai dengan siswa siswi dari smpku setiap di waktu pulang sekolah

"Ini neng"

Ucapnya sambil memberikan 2 teh poci pada Cindy

"Makasih pak"

Aku dan Cindy pun duduk di kursi kursi kantin PGSD

"Lu beli dua? Satu lagi buat siapa?"

Tanyaku sambil memakan roti bakar rasa vanila dan matcha

"Si Fya nitip"

Saat sedang asik mengobrol sambil menikmati roti. Mataku teralihkan saat melihat Dhita, Naura dan Ridwan jalan bersama ke arah sini dari arah pintu gerbang PGSD

Mereka bertiga membeli teh poci dan duduk di depan bangkuku. Cindy yang duduk menghadap padaku segera melihat kebelakang untuk mengetahui apa yang terjadi

"Dhita putus ama Avry?"

Bisik Cindy padaku

"Setau gua belum, kalo emang beneran putus, wah sialan si Avry ga cerita nih"

Jawabku

"Kok Ciwan bisa deket sama mereka?"

"Bukannya emang dari awal masuk kelas 9 juga si Dhita tuh udah ngejar ngejar si Ciwan ya?"

"Terus Ciwannya mau gitu?"

"Putus sama Rafdin buat dia jadi ga laku di angkatan, jadi nyari ade kelas deh"

Cindy yang sedang meminum teh poci tiba tiba memuncratkan semua isi di mulutnya. Dia tertawa dan mencoba menahannya

"AJIG CINDY MUNCRAT KAMPRET"

Teriakku. Dhita, Naura dan Ridwan langsung melihat ke arahku setelah aku dan Cindy memulai keributan

"Cin cin pergi cin"

Bisikku sambil berlari keluar kantin

"Tungguin ih anjir"

Cindy pun ikut berlari mengikutiku di belakang. Kami menyebrang jalan dan kembali masuk ke sekolah

Aku dan Cindy berjalan menuju kelas 9A melewati parkiran sepedah dekat kantor dan ruang guru. Selagi jalan, mataku juga ikut mencari sepedah Avry untuk mengetahui dia sudah pulang atau belum, tapi tidak ada

"Cin, nemu sepedah poligon merah putih yang ada kompasnya ga"

Tanyaku

"Ga ada"

"Udah pulang kali ya"

"Siapa"

"Ga"

"Avry ya?"

"Gagagagaga"

Aku berlari lagi dan meninggal Cindy di tempat

"Eh bangsat lu ya Uli, TUNGGUIN ANJIRR"

Waiting For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang