Jummat, 24 Agustus 2018. Jam wekerku berbunyi sangat keras di atas meja belajar. suaranya mengganggu tidur nyenyakku
Aku bangun dan segera mematikan jamnya, lalu kembali tidur dengan nyaman di atas kasur
"Hauli! Udah 3 kali jam wekernya bunyi masih ga mau bangun juga!?"
Teriak ibuku dari dapur
"Hauli mau bolo... eh"
Ucapku kaget sambil menutup mulutku dengan tanganku
"Apa? Bolos?"
"Engga bu, Hauli mau bobo, Hauli ga enak badan buu"
"Ya udah istirahat, tapi jangan main hp"
"Siap ibu negara!"
Teriakku sambil menarik selimut dan menutup mata untuk kembali ke alam mimpi. Aku tidur sangat nyenyak sampai bermimpi aneh
Aku berada di atas gedung berlantai 35. Ini adalah puncak dari gedung, atau atap gedung. Langitnya sangat gelap, mungkin ini malam hari. Tapi tidak ada bulan di malam ini
Sebuah helikopter lewat di atasku. Helikopter itu menyorotkan lampunya padaku. Tiba tiba Avry datang dan berdiri di sebelahku. Okey Hauli, tenang. Ini hanya mimpi
Aku melihat raut mukanya yang terlihat kesal. Tatapanya mengarah ke helikopter itu. Seseorang dengan tubuh yang sangat besar turun dari sana sambil membawa anak perempuan yang ia sandra
Tangan dan kakinya di ikat. Mulutnya di lakban agar tidak bisa berteriak. Anak perempuan itu terlihat sangat ketakutan sambil menangis memohon mohon minta di selamatkan oleh aku dan Avry
Seseorang dengan tubuh yang kecil ikut turun mengikuti yang bertubuh besar. Dia membawa senapan di tangan kanannya
"Lu mau nyawanya tetep idupkan, Xel?"
Tanya si tubuh kecil
"Lepas, maka gua bakal lakuin hal yang lu mau"
Jawab Avry dengan tatapan tajamnya
"Sebenarnya gua ga mau apa apa sih, gua cuma seneng bisa main bareng sama lu"
Ucap si tubuh kecil sambil tertawa dan berjalan mendekatiku
"Main?"
Tanya Avry kebingungan. Tiba tiba si tubuh kecil menendangku sampai terjatuh, dia memegang tanganku dan menyeretku ke sebelah perempuan yang di sandra
Avry mencoba berlari untuk menyelamatkanku. Tapi si tubuh kecil menodongkan pistolnya ke kepalaku
"Lu mendekat? Dia mati"
Ucap si tubuh kecil. Keadaan mulai tidak terkendali
"Hahaha, gua suka bermain pikiran dengan orang orang seperti lu. Jika lu di berikan dua pilihan, lu bakal pilih yang mana?"
Ucapnya kembali
"Gua cuma pingin lu lepasin mereka"
Jawab Avry dengan tegas. Si tubuh kecil membukakan lakban dari mulut si perempuan itu. Perempuan itu pun berteriak ketakutan
"Vry, gua takut Vry, please Vry selamatin gua"
Teriaknya sambil menangis histeris. Aku terdiam tak berkata, aku meminta tolong pada Avry dengan tatapan mataku padanya, bukan dengan suara
Avry benar benar kebingungan dengan apa yang dia harus pilih
"Pilih saja salah satu dari mereka, lu bawa satu, gua bunuh satu"
Ucap si tubuh kecil. Ini pilihan yang rumit dimana Avry harus memilih salah satu yang lebih penting di hidupnya
"Mereka berdua penting bagi gua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For Love
Teen FictionWaiting is the hardest part. What would you thinking if your ex is a famous hacker in the underground world? Petualangan Hauli dan Avry akan mengajak kalian untuk mengenal lebih jauh tentang pahitnya kehidupan asli remaja di sekolah. Dari mulai kese...