[Prekuel] - 2

445 27 8
                                    

Avry pov

Dulu aku adalah seorang anak laki laki yang sangat pemalu dan mudah cemas. Anak anak perempuan mentertawakan dan membicarakanku sebagai anak paling aneh di sekolah

Pola pikir, kelakuan dan sifatku sangat berbeda dari anak anak sd biasanya. Bahasaku kadang tidak di mengerti teman temanku, entah mereka yang bodoh atau aku terlalu luas pengetahuan

Dari awal aku masuk sd. Aku sangat senang dengan pelajaran sejarah. Aku sering membaca artikel tentang Adolf Hitler, Nazi, Mein Kampf dan lain lain

Bagaimana dengan teman lelakiku? Aku tidak terlalu peduli dengan mereka. Aku sudah biasa dengan kata 'sendiri' di hidupku yang hanya sebatas warna hitam putih ini

Bisa di katakan kalau aku ini memang tidak punya teman. Karena aku tidak mau mendekati mereka. Tapi sebagian teman temanku menganggapku spesial, maka mereka semua mendekatiku dan menemaniku, akhirnya kami pun bersahabat. Sebelum ini, sebenernya aku tidak sendirian, laptop adalah sahabatku yang selalu menemaniku dari kecil

Aku mengungkap banyak rahasia laptop dari bangku kelas 1 sd. Aku mengutak ngatiknya sampai menemukan banyak kode yang aku tidak mengerti. Tapi percayalah, memahami kode komputer lebih gampang dari pada memahami kode cewe, hehehe.

Namaku Muhamad Avryen Meilando. Biasa di panggil Avry. Di sekolah, aku biasa di temani dengan sahabatku yang bernama Arka, Keva dan Zulfi.

Mereka bertiga selalu menyombongkan beberapa game kepadaku, mereka mengaku sebagai master yang terhebat karena telah selesai mencapai apa yang mereka harapakan. Tapi tidak bagiku, itu semua hanya sampah, mereka hebat karena sebuah cheat bukan skill

Kita kembali lagi ke topik pertama, dulu aku adalah anak yang pemalu. Sebagai contoh saat itu, saat dimana ibuku membelikan celana sd berwana merah dengan ukuran yang sangat besar. Aku masih menginjak bangku kelas 2, aku sangat malu sampai tidak mau keluar dari kelas

"Vry! Main bola di lapang yuk"

Teriak Arka padaku

"Gamau, celana aku kegedean"

"Main kelereng?"

"Gaaa"

"Ih kamu kenapa si, ayo main sama Zulfi dan Keva"

"Gamau, aku nunggu di kelas aja"

Itu adalah masa kecilku yang paling memalukan. Eh, ralat deh, ada yang lebih memalukan. Saat itu aku berada di bangku kelas 3. Aku sedang mandi di rumah, tiba tiba ibuku memanggilku dan berteriak

"Avry! Ada temen yang nyamper tuh"

"Siapa?"

"Mana ibu tau, pacarmu kali, cewek tuh yang nyamper"

Aku segera memakai handuk dan membuka pintu. Aku menongolkan kepalaku dan melihat keluar. Ternyata benar, teman sekelasku yang bernama Nabila mensamperku untuk bermain sepedah keliling komplek

"Avry main sepedah yu"

"Eh, aku ga mau main"

"Yauda deh"

Jawabnya sambil pergi dari depan rumahku. Untuk diriku yang sekarang, ketika aku mencoba mengingat semua itu, aku malah menjadi kesal

"Kenapa dulu gua kaya gitu ya, anjing banget emang"

Menginjak bangku kelas 4. Aku mencoba untuk menggali lebih jauh kedalam dunia underground. Aku menyukai anak perempuan yang aku lirik sedang membaca buku sendirian di kelasnya. Aku penasaran dengan kehidupannya, akhirnya aku mencoba menembus keamanan instagramnya agar bisa masuk

Waiting For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang