"Sumpah disini panas banget, kayanya enak gitu kalo sekarang gua tidur di kasur yang empuk, terus pake ac sambil minum sprit yang baru di keluarin dari kulkas"
"Lu kayanya kena fatamorgana deh"
Ucapku sambil memukul pundak Cindy yang terus berkhayal khayal
"Li, gua sm Dinda mau naik yang lain aja deh, kalau kalian gimana?"
"Hmm, gua sama Rafdin di sini aja bareng"
Nuha dan Dinda memutuskan untuk berpisah dengan kami dan menaiki wahana lain. Hanya aku, Cindy, Fya dan Rafdin yang masih setia mengantri kora kora
Antrian perlahan lahan maju. Kami mendapatkan barisan yang berada di tempat teduh. Tidak ada tempat duduk disini, aku menjongkokkan diriku dan beristirahat sebentar setelah lama berdiri
"Aing teu kuat bangsat"
"Sabar Raf sabar"
Aku berdiri dan mencoba untuk kembali ke barisan. Orang orang terlihat mengantri sembarangan, ada juga yang mencela barisan
"Punten, punten"
Orang orang di sana hanya melihat dan merasa kebingungan setelah Rafdin mengatakannya
"Raf, ini Jakarta, lu ngomong punten ga semuanya ngerti"
Aku berbisik kecil di belakangnya
"Njir, hilap... permisi permisi"
Kami ber 4 mencoba untuk tenang di antara kerumunan banyak orang
Setelah lama menunggu, akhirnya kami berhasil keluar dari antrian dan memasuki wahana kora kora
Rafdin dan Fya memilih duduk di kursi paling depan. Aku dan Cindy memutuskan duduk di kursi tengah. Aku sedikit menarik napas dan mencoba menghilangkan rasa tegang
"Pas ngantri biasa aja, tapi kok pas naik gua jadi takut gini ya"
"Asu, aing pengen turun, aing tarik kata kata aing tadi"
"Li, lu ga ada rasa takut sama sekali gitu?"
Rafdin, Fya dan Cindy terus berkomentar atas keputusannya untuk menaiki kora kora
"Kalau lu takut akan sesuatu, hadapi, jangan lari cin"
"Ya ela uli!! dalam keadaan gini lu sempet sempet nya ya so bijak"
Penjaga wahana berbicara menggunakan micnya
"Semua nya bersiap ya, pegang besi pengaman, di harapkan untuk tidak berdiri, senyum terus, kamera ada di mana mana"
Wahana yang berbentuk kapal ini akan di putar sekitar 180 derajat. Kapal perlahan lahan berayun dan bergerak ke depan dan kebelakang
Semua orang awalnya tertawa dan ceria. Semakin lama dan semakin cepat ayunan, semakin berubah suasana ini
"SUEE ASUU JANCOOKK"
Rafdin terus berteriak histeris sambil memegang besi pengaman. Aku tertawa terbahak bahak mendengarnya
Semua orang berteriak sangat kencang kecuali Fya yang pasrah hanya bisa diam kaku menunggu selesai sambil menutup matanya
"PLEASE ULI STOP STOP STOP!! GUA GA KUATT ULII!!"
"TERIAKNYA JANGAN KE GUA GILA"
Kapal semakin tinggi dan tinggi sampai membuat posisiku sejajar dengan bianglala tertinggi. Ini sudah 180 derajat. Aku baru merasakan ketakutannya sekarang
"AKRH CINDYY!! GUA GA BISA NAFAS"
teriakku kencang tidak kuat menahan diri. Kapal terayun jatuh yang membuatku tidak bisa menarik napas. Kenapa rasa takutku harus datang sekarang
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For Love
Teen FictionWaiting is the hardest part. What would you thinking if your ex is a famous hacker in the underground world? Petualangan Hauli dan Avry akan mengajak kalian untuk mengenal lebih jauh tentang pahitnya kehidupan asli remaja di sekolah. Dari mulai kese...