[Part] - 42

495 37 13
                                    

20.24

Farhan : Vry

20.27

Farhan : Bantuin mulihin akun gmail gua, pas gua udh masuk ada tulisan verifikasi, masalahnya gua ga hapal no hp yang dulu

20.31

Farhan : Coba lu hack in, gua juga lupa passwordnya, ntar lu gantiin passnya trus kasih tau ke gua ya

20.35

Farhan : Please Vry :'v

21.45

Farhan : P

21.47

Farhan : P

21.58

Farhan : Avryyyyy

23.02

Avryen : ?

23.04

Farhan : Farhannya sudah tidur D'Avry. Ini dengan ayahnya. Td om suruh Farhan katanya D'Avry bisa bantuin nge hack biar akun gmailnya Farhan bisa pulih lagi. Khan nomer hpnya juga sudah lama expired

23.05

Farhan : Bagaimana D'Avry Apakah bisa di aksi?

Avryen : Klo gmail no hpnya udh expired ga bisa, kecuali ada recovery emailnya. Lupa password apa gimana? Kok bisa

Farhan : Passwordnya betul. Hanya saja tdk dpt masuk karena minta verifikasi ke nomer hp. Sedangkan nomer hp yang dulu sempat di daftarkan di akunnya Farhan, itu sudah expired

Avryen : Coba saya minta email sm passwordnya dulu, ntar saya usahain

Farhan : Namanya jg sudah tua. Jd om ga sempat menautkan alamat email pemulihan dan juga mencatatkan no hp tambahannya

Avryen : Ahaha gpp

Farhan : Ini emailnya *sent a link* passwordnya Farhanhan20

Avryen : Besok saya usahakan yang pak, tapi saya tidak menjamin bakal berhasil

Farhan : Baik om tunggu ya... semoga allah SWT memberikan kemudahannya. Aminn YRA

23.33

Farhan : Tumben D'Avry ngomongnya baik dan benar

05.18

Farhan : Vry, tadi gua udh nyoba sendiri, udh bisaa, makasih ya

06.30

Avryen : Ya

Hari ini aku sekolah seperti biasa. Aku datang pagi dan berjalan masuk ke kelas 9A. Hariku sama seperti hari hari biasa. Rasanya seperti ruang kosong, hari yang kosong, dan memory yang kosong

Sudah 3 minggu berlalu sejak Avry mengatakan padaku bahwa dia ingin dekat dengan ade kelas bernama Dhita. Bahkan aku yang pertama tahu

Rasanya memang sakit. Mendengarkan curhatan Avry tentang Dhita, orang yang dia suka. Tapi dengan ikhlas aku memberikannya semangat dan saran

Aku tidak membenci Dhita, bahkan aku tidak menyalahkan kehadirannya. Itu semua kembali pada Avry, tentang siapa yang ia pilih dan siapa yang ia cintai

Disaat Avry sedang bahagia mengobrol bersama Dhita di depan kelas 9A. Aku hanya bisa melihat dan tersenyum dari jauh. Aku tidak mau mengganggunya

Teman temanku menganggapku bodoh karena mencintai seseorang yang tidak akan pernah lagi mencintaiku. Tapi aku yakin. Aku kuat menunggunya selama 3 tahun di smp ini, walaupun resikonya adalah merasakan sakit

Waiting For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang