Aku tidur menggunakan mukena yangku pinjam ke anak pramuka yang membawa sleepingbag. Kami bertiga sudah tau betapa dinginnya malam disini, sebelum tidur kami bersiap menggunakan mukena dan jaket yang tebal. Rasanya lebih hangat dari pada kemarin
Malam ini sekitar jam 2 shubuh. Aku terbangun karena Cindy yang terus menggoyangkan tubuhku merengek ingin di antar ke kamar mandi. Akhirnya aku mengantarnya bersama dengan Afifah
Kami berjalan ke kamar mandi sambil saling berpegangan tangan. Disini benar benar sepi dan hening, yang terdengar hanya suara jangkrik, pohon pohon yang terhembus angin dan suara rerumputan yang terinjak
Saat sampai di kamar mandi. Disini tidak ada orang sama sekali, bahkan semua lampu lampu dalam keadaan mati, lorong terlihat kotor dan basah. Karena kami sangat ketakutan, kami bertiga masuk kedalam kamar mandi bersama sama
Setelah selesai. Kami juga keluar dengan terburu buru karena takut berada di paling belakang
"Ih anjir Uli, kaki gua ke injek tolol"
Teriak Fya padaku
"Nyantai dong bele"
"Ssst, Kalian berisik ih"
Ucap Cindy berusaha membuatku dan Fya berhenti bertengkar. Kami bertiga pun terdiam. Di keheningan ini, tiba tiba kami mendengar suara keran yang menyala seakan mengalir baru saja di putar
"Denger ga?"
Bisikku. Dengan spontan kami bertiga langsung berlari keluar kamar mandi. Kami berlari saling menarik narik baju karena tidak ingin tertinggal
Aku berada di paling belakang sekarang, aku benar benar takut, aku segera menarik kerudung Fya sampai telinga dan rambut rambutnya keluar dari kerudung
"ULI GOBLOG LEPASIN"
"JANGAN TINGGALIN GUA BANGSAT"
"GOBLOG GOBLOG GOBLOG"
Teriak Fya sambil melihat kebelakang dan berusaha menutup matanya
"UDAH WOI UDAH"
Aku tersandung batu sampai sendalku copot sebelah, tapi aku masih bisa berlari dalam keadaan seperti ini. Akhirnya kami sampai di depan tenda
"Gua ga kuat sumpah, gua liat, gua liat arghhhh"
Bisik Fya sambil membetulkan kerudungnya yang rusak karena di tarik olehku
"Liat? Liat apa?"
Tanyaku kebingungan
"Gua liat.."
"Heh jangan di bahas sekarang, nanti aja kalo udah siang, bahaya"
Ucap Cindy pada kami. Akhirnya kami kembali masuk kedalam tenda, ini malam yang menyeramkan
Waktu terus berjalan, matahari pun muncul, langit sudah mulai terang. Kami bertiga mencari jajanan untuk menganjal lapar. Kami membeli batagor dan memakannya di bawah pepohonan lebat yang agak jauh dari tenda tenda dan keramaian
Di sini benar benar sejuk, sepi dan hening. Tepat di depan kami ada sebuah pohon bambu yang sangat besar dan banyak. Di atas nya juga ada tupai tupai liar yang berkeliaran, kami mengobrol bersama tentang kejadian semalam
"Apa yang lu liat kemarin?"
Tanyaku
"Gila gila, gua soak anjing, lu lagi pake tarik tarik gua segala, gua sempet nengok kebelakang tau"
"Lu bisa liat?"
Tanya Cindy
"Mata batin gua pernah di buka waktu kelas tujuh dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For Love
Teen FictionWaiting is the hardest part. What would you thinking if your ex is a famous hacker in the underground world? Petualangan Hauli dan Avry akan mengajak kalian untuk mengenal lebih jauh tentang pahitnya kehidupan asli remaja di sekolah. Dari mulai kese...