Avry pov
"Sumpah, temen temen sekelas gua autis semua"
Ucap Fiqri yang sedang duduk santai di kelas sambil meletakan kedua kakinya di atas meja. Dia mengeluarkan sebuah permen batangan dari sakunya, lalu dia memakannya
Aku dan Fiqri selalu bersantai di kelas saat jam istirahat, kami tidak pergi ke kantin, bermain bola di lapangan atau bermain ucing ucingan seperti anak lainnya. kami jarang keluar kelas. Bahkan sebagian siswa dan siswi di smp ini hampir tidak mengenal kami berdua
Kami hanya duduk bersantai sambil memperhatikan anak anak lain berlari lari di lorong. Fiqri adalah siswa yang tercuek di kelas, anak anak perempuan di kelasku membicarakannya dan meliriknya diam diam. Mereka tidak tahan dengan kegantengannya
Hampir tiap hari aku memperhatikan sifat sifat dan perilaku siswi perempuan di kelas ini. Hanya ada satu siswi perempuan yang begitu menarik di mataku, dia yang pendiam dan selalu membaca buku di bangkunya
"Vry, kenapa?"
Tanya Fiqri sambil menggigit batang permen yang ia makan. Aku segera sadar dengan lamunanku
"Anak yang disana, namanya Hauli kan?"
Tanyaku sambil menunjuk bangku yang berada di paling depan. Itu tempat duduk siswi yang kumaksud, dia sedang terdiam dengan bukunya yang ia baca
"Kenapa? Lu naksir?"
Tanya Fiqri jail
"Gua nanya doang anjir"
"Wkwkwk iya namanya Hauli"
Sejak itu aku sadar. Dia berbeda dari siswi yang lain pada umumnya
Hari demi hari berlanjut. Aku selalu memperhatikan tingkahnya, dia yang waktu itu menyelamatkan botol minumku, untung dia membawakannya untukku, jika tidak aku akan mati di marahi ibu
Dia lugu dan polos. Aku memperhatikan matanya saat guru ipa menyuruhnya untuk melakukan presentasi sendirian di depan
"Iya selanjutnya Hauli Putri Misyel"
Ucap guru ipa di depan. Anak itu berdiri dengan sangat gugup. Ia sampai menabrak beberapa meja saat berjalan kedepan. Semua siswa dan siswi di kelas mentertawakannya
"Mm Assalamualaikum, nama saya Hauli Putri Misyel, disini saya akan menjelaskan ten-"
Dia terdiam. Aku menatapnya bingung. Mukanya terlihat cemas, ia menepuk jidatnya. Aku tertawa kecil. Kakinya bergetar
"Tentang?"
Tanya guru ipa di sebelahnya
"Tentang perkembang biakan pada hewan"
Ucapnya sambil tersenyum malu. Ada lubang kecil di pipi kirinya, itu kempot yang sangat manis
Waktu terus berjalan. Akhirnya dia selesai menjelaskan, dia duduk di sebelah Fiqri. Aku meminta Fiqri untuk bertukar bangku. Aku pun duduk di sebelahnya
"Hai, presentasi lu lumayan bagus"
Ucapku
"Eh, lu pemilik botol yang gua temuin waktu mpls kan?"
Tanyanya kaget. Mungkin dia tidak mengingatku, kami tidak pernah berbicara lagi sejak kejadian itu. Saat dia pertama kali menyapaku dengan kata 'Hai'. Dulu kami hanya saling menatap di kelas, tidak berbicara sepatah katapun, kali ini aku yang menyapanya duluan
"Hehehe lu belum tau nama gua ya?"
Tanyaku
"Avryen?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For Love
Teen FictionWaiting is the hardest part. What would you thinking if your ex is a famous hacker in the underground world? Petualangan Hauli dan Avry akan mengajak kalian untuk mengenal lebih jauh tentang pahitnya kehidupan asli remaja di sekolah. Dari mulai kese...