[Part] - 75

435 32 4
                                    

Aku dan Avry pergi ke ruang guru dengan setumpuk buku tulis yang kami bawa dengan kedua tangan. Kami di tugaskan Pak Hikmat untuk mengumpulkan semua tugas tugas kelas 9A, yaitu kelas kami

Kami mengetok pintu ruang guru dan mencari Pak Hikmat. Tapi tidak ada Pak Hikmat di ruangan ini

"Mau coba cari ke kantor?"

Tanyaku yang sudah tidak kuat lagi mengangkat buku sebanyak ini

"Sok, gua ngikut aja"

Jawab Avry dengan santai. Aku menghela nafas dan berjalan bersama Avry ke kantor. Kami melewati ruangan cctv, ada Pak Syahrul disana sedang meminum kopi sambil memperhatikan layar cctv

Avry memberhentikan langkahnya. Ia masuk ke ruangan cctv sendirian, aku berjalan di depan dan menengok kebelakang

"Hish Yen Yen, bukannya ikut nyari malah nyamperin Pak Syahrul"

Ucapku kesal dalam hati. Aku terus berjalan menuju ujung kantor sendirian untuk mencari Pak Hikmat, kali saja ada di dapur

Avry memperhatikan Pak Syahrul yang sedang diam diam memainkan laptopnya di bawah meja. Kebetulan Pak Syahrul sedang membuka website smp ini di laptopnya

"Pak"

"Eh.. Avry?"

Tanya Pak Syahrul kaget sambil menutup layar laptopnya

"Liat Pak Hikmat?"

"Di dapur kayanya"

Avry mengangguk dan terdiam melamun disana

"Pak, boleh tanya?"

"Iya?"

"Kalo wordpress satu bulan berapa?"

Pak Syahrul kebingugan dengan pertanyaan Avry yang sangat berbeda dari murid biasanya. Ia mengeluarkan laptopnya dari kolong dan menyimpannya di atas meja

"Pembuatan websitenya sekitar sepuluh jutaan lah buat wordpress"

"Mau saya bruteforce tapi panel adminnya ga ada"

Ucap Avry dengan nada sedikit bercanda sambil tertawa kecil

"Ya iya lah, udah bapak lock plus kuatin sistem keamanannya"

"Ohh gitu Pak"

Pak Syahrul kembali membuka layar laptopnya. Avry masih diam melamun di ruangan itu. Pak Syahrul pun akhirnya berubah pikiran

"Kalau kamu bisa tembus keamanannya, website sekolah ini jadi milik kamu"

"Oke Pak hehe"

Avry pun keluar dengan penuh semangat. Aku kembali menyusul Avry dengan tangan kosong

"Lah? Buku buku yang lu bawa mana? Lu makan?"

"Engga Yen! Sana bawa buku bukunya ke dapur, Pak Hikmat ada disana"

Ucapku sambil memukul pundaknya. Karena masih kesal, aku kembali ke kelas sendiri tanpa menunggu Avry selesai menuju ke dapur

Waktu terus berjalan. Avry meminta maaf  tidak bisa mengantarku pulang karena ada suatu urusan bersama dengan timnya yang dari Jakarta

Sebelum dia pulang dengan sepedah merah putihnya. Aku bertanya iseng padanya tentang hari ini

"Yen"

"Apa?"

Jawabnya sambil membuka kunci stang sepedah. Ingat waktu sepedah Avry di bawa kabur oleh anak anak motor untuk pergi ke basecampnya? Sejak itu Avry selalu mengunci sepedahnya ketiang

Waiting For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang