Matahari telah turun dan tertelan bumi. Bulan tampak bersinar sangat terang bersama indahnya hiasan bintang
Kami semua pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat magrib yang di lanjut dengan isya. Setelah itu kami di izinkan beristirahat dan melakukan kegiatan bebas
Aku memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Setelah mandi aku langsung mengganti baju Homestayku dengan baju tidur panjang berwarna putih dan kerudung geblus rabani berwarna biru tua
Aku juga tidak lupa untuk menggunakan jaket/kardiganku yang berwarna biru navy. Karena Ciwidey pada malam hari benar benar sangat dingin
Kelompoku dan kelompok Cindy membantu ibu asuh untuk membuat makan malam. Kami membuat makanan sederhana dengan tangan tangan kami
Setelah makan bersama. Kami juga tidak lupa untuk mencuci kembali piring piring yang sudah di gunakan
Ibu RT berkata pada kami bahwa ia memiliki 2 rumah yang letaknya tidak jauh dari rumah yang kami pakai
"Neng jaga rumah yaa, ini kuncinya, kalau mau tidur jangan lupa kunci pintu pintu ya, ibu mau istirahat di rumah yang satunya lagi, titip ya neng"
"Siappp buu"
Balas kami dengan teriakan penuh semangat
Malam adalah waktu yang paling kami tunggu. Karena biasanya suasana malam sangat menyenangkan
Aku mengambil kamera dan senterku lalu segera pergi keluar rumah bersama Cindy. Kami berdua pergi ke jalan utama, yaitu jalan besar yang berada di depan masjid desa ini
Aku melihat banyak sekali anak anak SMPku yang berkeliaran disana dan memainkan senternya. Kami semua berkumpul seakan akan janjian, padahal tidak. Ini benar benar menyenangkan
Aku melihat Afifah dari dalam kegelapan malam. Aku menghampiri Afifah dan menjahilinya dengan senterku yang memiliki lampu SOS, yaitu lampu yang berkedap kedip
"DOR!"
Teriakku dari belakang sambil menyalakan senter SOS ke depan wajahnya yang terlihat kaget
"Njir Uli, gua kaget sumpah"
Ucap Afifah sambil tertawa. Aku segera mematikan senter SOSku
"Anda telah tersangka berbuat kejahatan, anda telah di tangkap"
Balasku dengan sikap sempurna seakan akan aku adalah polisi yang menciduk nya dengan lampu senter SOS
"Apaan sih Uli, ngarang lu"
"Wakakakakak, rame banget disini"
"Iyaa, ehh ada Cindy juga"
Ucap Afifah sambil menepuk pundak Cindy
"Iyaa dari tadi gua di samping Uli loh, gua kira lu ga bakal anggap gua ada, hahahaha"
"Guaa baru sadar lu disini Cin, gelap soalnya, mukanya butek semua"
Ucap Afifah dengan nada bercanda
"Tapi gua punya lampu SOS"
Ucapku sambil menyalakan lampu senter SOS kembali dan menyorotnya ke arah wajah Cindy dan Afifah
"Ihh Ulii ga lucuu, guaa banting tuh lama lama senter lu"
"Butaa gua, bhak"
"Hahahaha, iyaa maaf maaf"
Aku mematikan senter ajaibku dan memegangnya erat di tangan kananku
"Cobaa gua mau pinjem senter SOS lu"
"Idih katanya sebel, nanti di banting ah, tangan lu terkutuk punya unsur perusak"
Ucapku kepada Afifah sambil tertawa terbahak bahak
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For Love
Teen FictionWaiting is the hardest part. What would you thinking if your ex is a famous hacker in the underground world? Petualangan Hauli dan Avry akan mengajak kalian untuk mengenal lebih jauh tentang pahitnya kehidupan asli remaja di sekolah. Dari mulai kese...