[Part] - 16

635 42 0
                                    

"Cin, ayo ke ruang tari, kayanya eskul udah di mulai"

"Lu duluan aja Fa, gua nanti nyusul"

"Tapi cepet ya"

Ucap Wafa salah satu teman se eskulnya Cindy di kelas 8F. Wafa pergi meninggalkan Cindy yang berusaha untuk membuatku bergerak

Sekarang hari Kamis, eskul biasa di laksanakan setiap hari Kamis. Tepatnya sekarang, yaitu pada jam 15.10, ini adalah waktu eskul

Aku tidak memiliki niat untuk mengikuti eskul hari ini. Aku hanya berbaring lemas di atas meja

"Uli, sadar napa, lu dari tadi natap tembok pake tatapan kosong loh"

"Gua lagi ga mood aja Cin"

Jawabku sambil menunduk dan menempelkan jidat ke atas meja

"Galau terus sih"

"Gua ga galau"

Semakin terus menjawab, semakin lemas aku berbicara

"Lama lama lu kaya bangkai terdampar loh Li, serius gua"

"Hm"

"Ga kerasa ya, kita udah hampir setaun sekelas di kelas 8 ini, gua jadi penasaran kelas 9 nanti gua bakal sekelas sama siapa"

Cindy terus bercerita tanpa henti. Aku mencoba tenang dan menembus batas perdamaian di dalam diriku

"Hm"

"Jangan jangan gua cerita panjang lu ga denger ya"

"Hm"

"Akh ayolah Li, bangun dan lihat dunia lebih luas"

"Aish, gua pingin diem di sini, gua ga mau keluar kelas"

Cindy terus menarikku berusaha untuk keluar dari kelas

"Ini anak kerasukan apa ya, biasanya ga mau diem"

"Hm"

"Energi batre lu abis ya? Cas dulu yuk biar lu aktif lagi"

"Hm"

Aku benar benar malas dan lemas. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku saat ini. Secara tiba tiba aku merasa down dan merasa badmood

"Yawloh Li, ya udah gua tinggal ya, gua mau eskul tari, dah"

"Hm"

Cindy berlari keluar kelas dan segera pergi ke ruangan tari

Aku menarik napas dari hidung dan mengeluarkannya kembali lewat mulut. Aku terus memandang kekosongan ke arah tembok

Terdengar suara kerusuhan di depan kelasku. Aku tidak peduli dan membiarkannya. Bahkan tidak sedikit pun aku mau menengok keluar pintu

Suara itu semakin keras dan keras sampai salah satu nama tersebut dan sampai ke dalam telinga dan pikiranku. Semuanya mulai terdengar jelas

"Avry woy Avry! Buruan woy ke belakang lapangan sekolah!"

Arka berteriak serius memanggil Akbar dan Fiqri yang sedang bersembunyi di dalam kelas karena tidak mau mengikuti eskul futsal

Lalu aku melihat Arka, Akbar dan Fiqri berlari kencang ke arah lapangan. Tapi aku tidak melihat Avry di antara mereka

"Masa bodo"

Ucapku dalam hati. Aku kembali menatap tembok dengan kekosongan sambil menunduk lemas. Lalu aku mendengar suara lagi dari kelas sebelah, yaitu kelas 8B

"PMR! PMR!"

"Cepet cepet bawa aja betadine! Dimana berantem nya?!"

"Belakang lapangan!"

Waiting For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang