Aku menarik selimutku dan memeluk guling lebih erat. Kakiku terasa dingin dan mati rasa
Aku tidak tahu sekarang jam berapa. Begitu gelap untuk melihat jam yang menempel di dinding kamar
Aku mengangkat kepalaku dan melihat kelompokku yang tertidur pulas sampai ada yang mengorok. Aku terdiam dan kembali tertidur
Saat berada di puncak ketenangan. Tiba tiba aku mendengar seseorang yang mengetok jendela
Aku segera memasukan kepalaku kedalam selimut. Aku benar benar takut. Ini kan memang lingkungan pedesaan, bagaimana jika itu bukan manusia? Akh aku tidak boleh berpikir sembarangan
Jendela kembali berbunyi dengan ketukan dua kali. Sekarang aku merasa sangat tegang seperti bertemu dengan Avry. Kok aku nyamain Avry dengan makhluk halus ya? Tuhkan aku jadi mikir kemana aja
Masalahnya hanya kamarku yang satu satunya memiliki jendela yang menghadap ke teras rumah dekat kolam ikan. Aku ingin mengintip ke balik gordeng, tetapi aku tidak memiliki nyali yang besar
Jendela terus berbunyi seakan di ketok ratusan kali. Aku membangunkan Rezha karena sudah muak dengan suasana ini
"Rez, bangun Rez, ada yang ngetok jendela Rez"
"Hmm apa? Buka aja trus suruh masuk, bilang gitu tunggu aja di ruang tamu"
"Sialan Rez, lu kek nya ngelindur ya?"
Aku dan Rezha berbicara sangat pelan seperti berbisik
"Kenapa sih?"
Rezha membangunkan badannya dan mengucek ngucek matanya yang masih menahan ngantuk
"ada yang ngentok jendelaa"
Aku berbisik mulai serius
"Hah, lu lebay amat sih tinggal buka gordeng nya aja napa langsung dor"
Rezha kesal kepadaku karena membangunkan tidur nyenyaknya
Ia membuka gordeng jendela secara spontan dan tidak berpikir panjang. Gordeng pun akhirnya terbuka
Aku dan Rezha melihat ke arah jendela. Kami melihat sesosok perempuan yang terus mengetuk kaca jendela dengan kepalanya yang tidak memiliki rambut
"AKHHHH NYESEL ANJIR GUA BUKA"
"TUTUP LAGI REZ GORDENGNYA TUTUP! SETANNYA KAGAK PUNYA RAMBUT BANGSAT"
"SETANNYA KENA KANKER RAMBUT WOY, GUA KETAKUTAN SETENGAH MATI ANJIR"
Aku dan Rezha berteriak sangat kencang sampai semua kelompokku bangun karena berisik
Aku kaget tanpa main. Setan yang aku lihat juga ikut berteriak histeris. Aku segera menoel Rezha dan membuka kunci jendela
"Rez, kek nya itu bukan setan deh"
Setelah jendela terbuka. Ternyata itu bukan setan. Tetapi kelompok Nuha yang dari tadi duduk lelah mengetuk jendela dan tidak ada yang terbangun
Aku tertawa terbahak bahak. Kelompokku bertanya tanya tentang apa yang terjadi
Ternyata bukan aku dan Rezha saja yang kaget dan berteriak. Nuha pun ikut berteriak kaget saat melihat wajahku dan Rezha di balik gordeng
"Kaget sumpah gua, kalian tiba tiba teriak pasang muka histeris"
Ucap Nuha sambil tertawa ngakak sampai tidak mengeluarkan suara
"Lu juga ngagetin kita berdua Nuha, sumpah lu kita kira setan yang kena penyakit kanker rambut anjir ngakak sumpah ga kuat"
Balas Rezha sambil tertawa terbahak bahak dengan suara yang besar. Aku juga ikut tertawa sambil memegang pundak Rezha
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For Love
Teen FictionWaiting is the hardest part. What would you thinking if your ex is a famous hacker in the underground world? Petualangan Hauli dan Avry akan mengajak kalian untuk mengenal lebih jauh tentang pahitnya kehidupan asli remaja di sekolah. Dari mulai kese...