Waiting For Love

[Prekuel] - 3

Arap pov

Mengendarai motor adalah hobiku. Motor gunungku yang kuberi nama si jago merah sudah menjadi kendaraanku sehari hari untuk pergi ke sekolah, aku dan teman teman se gengku juga sama. Kami menyimpan motor di belakang warung gang SMA sebelah agar aman dan tidak ketauan oleh Bu Evi

Aku di ajak oleh kakak kelas 9 untuk melenceng pada aturan. Aku mulai mengikuti mereka untuk terkenal menjadi anak kelas 7 yang paling nakal di smp ini

Geng kami bukan sembarang geng. Kami adalah komunitas anak motor. Ada aku, Ridwan, Dicky, Farhan, Gery, Yudha, Faisal, Novan, Abas dan masih banyak lagi

Kami di takuti di angkatanku. Kami senang membully dan menjahili, terutama siswi perempuan. Tempat terbaik kami untuk melakukan semua itu adalah di tangga yang mengarah kelantai dua di gedung kelas 7

Hari ini aku dan yang lain bersiap untuk menjahili mereka

"Yudha naksir nih"

Teriakku ke siswi perempuan yang berjalan kebawah sendirian

"Bohong itu bohong!"

Balas Yudha kesal. Kami semua tertawa

"Hei kalian tau Marva ga? Siswi paling cantik di angkatan kelas tujuh itu loh"

Tanya Faisal padaku dan yang lain

"Marva? Yang mana toh"

"Nah nah yang itu"

Tunjuk Faisal. Seorang siswi cantik yang di panggil Marva itu naik ke lantai dua dengan wajah cuek

"Marva! Mau kemana nih hari ini?"

Tanya Faisal jail. Marva meledek tidak menjawab. Ia pergi masuk ke kelas 7A. Anak anak motor lainnya tertawa kembali

"Kalau menurut gua sih, siswi paling cantik di angkatan kelas tujuh itu si Hauli"

Ucap Ridwan tiba tiba

"Aciee, tembak bro tembak"

"Hauli anak Kelas tujuh b ya?"

"Hauli Misyel? Wadoo dia udah ada yang punya kali"

Ucapku

"Anjir, siapa?"

Tanya Ridwan kaget

"Avry"

"Avry?"

"Avry Meilando"

"Gua ga pernah denger siswa yang namanya Avry di smp ini"

"Nanti juga lu tau"

Aku senang dengan sekolah ini. Teman temanku, fasilitasnya, dan guru guru yang bisa aku jahili. Aku jarang mengikuti mata pelajaran matematika, aku selalu bolos dalam mata pelajaran itu

Satu hal yang paling aku benci di smp ini hanya satu, yaitu kakaku yang sekaligus menjadi ketua osis yang cerdas dan rajin di smp ini, namanya Ragil, dia sudah menginjak bangku kelas 9. Dia selalu memarahiku dan menceramahiku setiap pulang sekolah, dia juga pernah menahan motorku agar aku pergi ke sekolah dengan berjalan kaki

Ibuku sangat membanggakannya karena kepintarannya. Sedangkan aku? Ibu membenciku karena aku adalah anak yang nakal di sekolah

Hari ini, di teras depan rumah. Kakaku meharahiku habis habisan karena ulahku yang diam diam membawa motor kesekolah. Aku menunduk terdiam mencoba menolak semua ceramahannya