[Part] - 9

873 64 4
                                    

Kami pergi ke Ciwidey melewati pintu gerbang tol Cileunyi. Truk menaikin laju kecepatannya, itu membuat angin lebih besar masuk ke dalam truk.

Truk semacam ini tidak memiliki AC tapi memiliki AG. Jika AC adalah Air Celcius maka AG adalah Angin Gelebuk. Teman temanku berkata seperti itu

Truk tentara terus berjalan sepanjang jalan tol. Setelah lama melaju dengan jalan yang lurus, truk berbelok ke jalan tol Soroja. Truk kami keluar dari jalan tol dan melewati kantor kabupaten bandung. Kami menikmati perjalanan sambil menikmati angin yang besar menyentuh kulit

Perjalan hampir memakan waktu 2 jam setengah karena jalanan yang tidak lancar. Suasana dingin dan sejuk mulai terasa saat memasuki daerah Ciwidey. Truk kami belok ke arah jalan pedesaan yang di penuhi kebun strawberry. Truk kami sampai di sebuah desa pesantren

Truk berhenti dan kami semua segera menggendong tas dan turun dari truk. Kami di tuntun berjalan ke arah aula pesantren. Ketua desa berpidato memberikan pengarahan dan berjabat tangan dengan kepala sekolah SMPku. Setelah itu guru guru mulai mengumumkan rumah dan ibu asuh untuk kelompok kelompok tinggal.

Kelompokku yaitu kelompok 12 mendapatkan rumah dan ibu asuh yang sama dengan kelompok 11. Aku berteriak senang, Cindy berada di kelompok 11. Itu berarti aku dan Cindy menginap di rumah dan ibu asuh yang sama. Kami mendapatkan rumah dari seorang ibu asuh yang berprofesi sebagai ibu RT dari desa ini

Kami di berikan jadwal untuk kegiatan hari ini. Untuk makan kita di anjurkan untuk membantu ibu asuh membuat makanan untuk bersama. Setiap jam sholat di wajibkan datang ke masjid tepat waktu yang ada di tengah tengah desa pesantren ini

Aku segera menyimpan tasku di kamar yang kelompokku pilih, yaitu kamar berjendela yang mengarah ke arah teras dan kolam ikan depan rumah. Sedangkan kelompok 11 memilih kamar yang berada di dalam dan tidak memiliki jendela.

Aku melihat jam yang masih menunjukan jam 09.14. Aku dan Cindy izin berpisah dengan kelompok dan keluar rumah untuk berjalan jalan dan melihat suasana desa yang sejuk. Kami melihat Rafdin dan segera berlari mendekatinya

"Heh, kalian dapet rumah yang sebelah mana?"

"Yang itu, deket da sama masjid, jadi gampang kalau sholat"

Ucapku sambil menunjuk ke arah rumah ibu asuhku.

"Ihh deket atuhh, ini rumah aing, rumah kita padepan depan"

Teriak Rafdin sambil melompat lompat. Kami bertiga akhirnya mencari warung yang cukup dekat dengan rumah kami. Di sana banyak sekali anak SMPku yang sedang duduk dan berkumpul. Terlihat dari bajunya, yaitu yang berwarna kuning

Aku berjalan dan hendak berbelok ke arah warung sambil membawa kamera dengan tas samping. Tiba tiba aku berpapasan dengan Avry, muka dengan muka. Aku kaget dan shock seketika. Seakan akan aku seperti melihat setan

Avry tidak mau melihatku dan segera pergi bersama Fiqri dan Arka sambil mengobrol ngobrol. Aku masih diam bergetar dan duduk dengan tenang di kursi warung. Rafdin dan Cindy tertawa padaku sambil memukul pundakku

"Jumpscare ya Uli"

"Serasa nonton film horor Li"

Mereka tertawa terbahak bahak. Aku memukul kedua pantat mereka dengan kesal

Setelah membeli beberapa makanan. Kami juga berniat untuk berjalan jalan mencari rumah kelompok lain. Kami menemukan beberapa rumah kelompok putra dan putri yang tidak jauh dari warung. Tetapi aku belum menemukan rumah kelompok Afifah ataupun Nuha

"Ada yang tau rumah kelompok Afifah sama Nuha ga?"

Tanyaku kepada teman teman SMPku yang lewat

"Rumah Afifah agak jauh, jalan nya ke arah sana, kalau rumah Nuha aku ga tau"

Waiting For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang