Besok hari raya idul fitri. Hari yang dinantikan selama sebulan penuh, kini hampir tiba.
Telinga Fatimah mendengar syahdu setiap takbiran dikumandangkan, dihayati dengan hati yang tenteram. Hingga bibir mungilnya mulai mengikuti alunan takbiran.
Ibu sibuk mempersiapkan peralatan yang akan besok kami kenakan.
Jika diseluruh dunia menikmati hari raya idul fitri dengan kemewahan, lain dengan kami disini. Tidak ada baju baru, makanan lezat yang bermacam-macam rasanya. Kembang api disana,justru bom disini. Bunyi bom sangat meramaikan suasana malam ini.
"Semoga besok tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, saat hari raya idul fitri tiba. Aamiin..."seruku dalam hati dan saat itu juga air mataku mengalir.
●●●●●
Kami bersiap berangkat ke masjid Al-Aqsa untuk melaksanakan sholat ied.
Hari yang paling membahagiakan dalam kalender islam adalah hari raya idul fitri ditandai dengan tangis dan penderitaan di jalur Gaza, yang babak belur akibat ulah tentara Israel.
Menandai akhir bulan ramadan, idul fitri biasanya adalah saat perayaan yang menyenangkan, bahkan bagi warga Palestina pesisir yang miskin dan terisolasi oleh blokade tentara Israel.
Tapi, ini bukan masa-masa normal Gaza.
Disaat aku dan ibu melaksanakan sholat ied, ada sebagian warga yang justru memilih lebaran didepan makam orang tercinta. Ayah mereka.Anak mereka. Menjadi korban dari peristiwa tidak berperikemanusiaan. Lebih dari 1.000 orang meninggal dunia di malam takbiran. Secara tiba-tiba tentara Israel meluncurkan serangan udara, yang menghancurkan sebagian besar rumah penduduk.
Sepanjang perjalanan, aku dan ibu melihat jejeran makam yang dipenuhi orang-orang. Mereka menangis, benar-benar menangis. Air mata menetes satu demi satu, kenangan demi kenangan mulai teringat. Semua itu tinggal masa lalu saja, tapi cinta mereka akan selalu ada.
Tangan mereka meletakkan bunga putih ke gundukan yang baru digali itu.
Langkah kaki berhenti, mata terus tertuju.
"Dunia sedang melihat kita, tapi mereka tidak merasakan penderitaan kita. Kenapa mereka menyia-nyiakan nyawa penduduk Palestina? Kenapa mereka melakukan ini kepada kami?"ucap ibu dan tangisnya pecah. Ibu menangis dalam dekapanku.
Ku rangkul dan coba menenangkannya, mungkin ibu kangen dengan ayah. Seorang suami yang selalu ada disampingnya, merangkulnya saat sedih dan memeluknya saat senang. Ibu terisak dan aku pun tak sanggup melihatnya.
Surga kedua baginya, setelah ibunya.
Doa yang ku inginkan semalam tidak terjadi di hari ini. Sebuah harapan yang tidak sesuai kenyataan.
1 hari saja... Untuk mereka tidak melakukan ini kepada kami. Bahkan, di hari yang sakral ini mereka masih bisa melakukan peristiwa yang didasari tindakan tidak manusiawi. Apa kalian tidak bisa bertoleransi? Apa orang tua kalian tidak mengajarkan toleransi kepada orang lain? Sampai kalian tidak tahu caranya bertoleransi.Ini soal ibadah. Di hari raya idul fitri seperti ini kalian membuat ulah yang menyakitkan. Bagaimana jika peristiwa ini berbalik kepada kalian? Aku rasa kalian pasti akan marah, disaat orang yang kalian cintai pergi di hari yang berbahagia ini. Kehilangan itu sangat menyedihkan, tidak ada satu pun yang menginginkannya. Tak ada kebahagiaan di hari ini.
Apa yang kalian lakukan di hari ini, akan kalian rasakan di kemudian hari? Ingat itu baik-baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GAZA - TERBIT
SpiritualJika kaki mu jauh untuk melangkah menolong kami, maka ulurkan lisan mu untuk mendoakan kami. Kami tengah berjuang mewakili seluruh umat islam di seluruh penjuru dunia. Note : Diharapkan follow akun Wattpad Guratan Sendu sebelum baca karya tulisku da...