Sebelum subuh, Bilal sudah bangun dan menyiapkan sarapan untuk kedua orang tuanya, kakaknya, dan istrinya.
"Ya, ampun..." teriak Bilal yang lupa membawa sendok.
Fatimah membuka mata perlahan, karena suara Bilal.
"Sepertinya Bilal sudah bangun."
Ternyata kejutan Bilal hampir gagal, karena istrinya berada di belakangnya. Baru mau romantis,
eh..."Selamat pagi istriku." sapa Bilal dengan senyumnya.
"Pagi juga suamiku." jawab Fatimah juga tersenyum.
"Kamu lagi ngapain?"
"Hmm... Hmm... Hmm... Lagi masak."
"Masak?"
"Emangnya kamu bisa masak?"
"Bisalah."
"Masyaallah... Romantisnya kalian, bikin aku iri aja." kak Jauza sudah berada di tengah-tengah Bilal dan Fatimah.
"Hehehe..."
"Jika kamu iri, maka menikahlah." ayah dan ibu sudah berada di samping kak Jauza.
Kak Jauza tidak menjawab pernyataan ayahnya. Dia justru menyantap makanan di meja makan dengan lahap. Mungkin, perutnya sudah tidak mampu menahan rasa lapar?
"Berdoa sebelum makan dulu, kak."
Lagi-lagi, kak Jauza mengangguk; paham.
"Enak." puji kak Jauza dengan lahap menyantap makanan masakan Bilal.
"Iya." puji ayah tidak mau kalah.
Jika lebih romantisnya; Bilal menyuapi sesendok nasi dan lauk pauknya ke mulut Fatimah dengan lembut.
Bagi Fatimah; ini begitu romantis. Membuatnya mengikuti alur cerita romantis ini.
Setelah melakukan ini semua, Bilal tidak mengucapkan apa pun. Bilal hanya tersenyum; ah, tidak. Bilal menahan tawa, melihat Fatimah mengikuti alur ceritanya.
Masih pagi sudah merasa bahagia saja.
●●●●●
Siang ini cukup panas, meskipun semalam turun hujan.
Kami menikmati halaman rumah yang penuh pepohonan rindang, juga adanya warna-warni bunga yang bermekaran menghiasi.
Angin berhembus silih berganti, bersama matahari yang semakin memancarkan sinar sang surya.
Angin ternyata menyibakkan jilbab kak Jauza. Sedangkan, kak Jauza bingung merapikan jilbabnya. Fatimah merapikan jilbab kak Jauza.
"Terima kasih."
"Sama-sama."
Angin juga membuat daun-daun berguguran, dan jatuh diatas rambut Bilal. Kesejukan dirasanya.
Kini semua menjadi lebih jelas.
"Hari ini lebih sangat indah."
"Bersama keluarga."
"Dengan perasaan yang bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GAZA - TERBIT
SpiritualJika kaki mu jauh untuk melangkah menolong kami, maka ulurkan lisan mu untuk mendoakan kami. Kami tengah berjuang mewakili seluruh umat islam di seluruh penjuru dunia. Note : Diharapkan follow akun Wattpad Guratan Sendu sebelum baca karya tulisku da...