BISMILLAH, I ANSWERED 3

72 14 1
                                    

Hari ketiga.

"Fat... Kenapa kamu belum jawab pertanyaan Bilal?" tanya Aisyah di sela-sela sarapan.

"Ehm..."

"Fat... Dia orang yang baik; sholeh. Suaranya saat melantunkan ayat suci Al-Qur'an sangat merdu. Imam yang tepat buat kamu." disusul dengan ocehan Syifa.

Tap-.

"Cinta ini kuasa-Nya; Allah akan mengizinkan cinta pada saat yang tepat."

"Tapi, kapan?"

"Allah telah mempertemukan kalian kembali, karena alasan untuk bersama. Cinta yang Allah titipkan untuk kalian. Menjalani hidup dengan bersama. Allah sudah mengizinkan cinta ini."

"Jadi, tunggu apa lagi?"

●●●●●

"Ibu, ayah. Hiks... Fatimah yakin Bilal dapat jadi imam yang membawa Fatimah menuju surga-Nya. Hiks... Hiks... Hiks... Fatimah juga cinta sama Bilal. Tapi..." tangisnya semakin menjadi. Air mata keluar deras membasahi pipinya.

"Hiks... Tapi... Fatimah sedih, karena ibu dan ayah tidak hadir di pernikahan Fatimah nanti. Mengapa Allah menjemput kedua orang tua Fatimah dahulu?"

"Hiks... Hiks... Hiks..."

Aisyah dan Syifa tak tega melihat sahabatnya menangis.

Dipeluknya Fatimah dari belakang. Dihapusnya air mata Fatimah.

"Seharusnya aku gak terus bertanya, apa jawabannya?" ucap Aisyah dengan rasa bersalah.

"Aku juga. Aku minta maaf, ya..." ucap Syifa sambil mengelus jilbab Fatimah.
Bilal menyaksikan Fatimah menangis, dia pun juga ikut menangis. Kakinya tidak sanggup melangkah untuk mendekatinya.

"Karena Allah sayang dengan kedua orang tua Fatimah."

GADIS GAZA - TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang